ALUMNI PLS IKIP MALANG PEGANG BAN. Sungguh tidak menyangka jika akhirnya ada alumni PLS IKIP Malang terpilih sebagai anggota BAN PAUD dan PNF periode 2018 – 2022. Sebuah badan yang bertanggungjawab terhadap maju mundurnya mutu program dan kelembagaan PNF. Ya, itulah wolak waliking jaman.
Konon, BAN PAUD dan PNF adalah badan evaluasi mandiri yang menetapkan kelayakan program dan satuan PAUD dan PNF dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Keberadaannya pun menjadi sangat dibutuhkan sebagai penjaminan mutu secara eksternal untuk memenuhi standar mutu yang diharapkan untuk mengembangkan lembaga PNF melalui proses akreditasi.
Ya, Supriyono, arek PLS angkatan ’83 itu kini menjadi anggota badan prestisius yang diperebutkan oleh berbagai kalangan. Baik itu praktisi, akademisi, serta para pensiunan pejabat yang masih punya nafsu menjabat, bahkan mereka yang gila hormat, turut nekat mumpung sempat. Tapi, rupanya ‘Pulung’ itu jatuh ke arek Blitar agar merasakan enaknya menjadi penguasa BAN PAUD dan PNF.
Memang, sudah menjadi kehendak alam, yang namanya jabatan itu dimana-mana selalu diidamkan banyak orang, karena banyak kesempatan yang bisa didapat, sesuai kewenangan yang melekat. Termasuk hak mendapat berkat, donat dan soto babat tanpa saos tomat.
Kini, Supriyono, yang juga guru besar jurusan PLS itu berkesempatan menikmati jabatan itu. Punya kuasa untuk ‘mempermainkan” BAN PAUD dan PNF dengan segala kebijakan, selera, keyakinan, kepentingan dan idealismenya sebagai penjaga ideologi PLS (dulu begitu pernah disampaian saat masih menjadi dosen muda).
Ucapan selamat dari kerabat, kolega dan sahabat pun bermunculan lewat media sosial. Harapan yang disampaikan juga normatif. Seperti, semoga sukses memegang BAN, semoga amanah dalam mengemban tugas negara, semoga dengan muka baru, semangat baru PNF semakin bermutu, dan harapan plastis lainnya.
Penulis pun berharap, semoga dengan semangat aremania, BAN PAUD dan PNF ditangannya bisa tambah maju, asesornya tambah makmur dan lembaga yang diakreditasi benar-benar menjalani akreditasi dengan benar, bukan sekedar mengejar kuota dan laporan daya serap anggaran.
Dan yang terpenting, ditahun politik ini tidak akan terdengar lagi adanya produksi ijasah kesetaraan abal-abal, tidak ada lagi perjokian serta manupulasi dana blokgren, bansos yang dimakan pengelola lembaga yang sudah terakreditasi.
Ingat lho. Sekarang ini jamannya semangat membangun Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi di lingkungan PAUD dan Dikmas, sebagai upaya meningkatkan akuntabilitas pemeriksaan keuangan dengan BPK. Jangan diartikan Wilayah bebas korupsi itu dibolehkan melakukan korupsi dengan bebas. Itu namanya sesat pikir.
Tentunya Kang Supri, begitu teman seangkatannya memanggil, pasti paham tentang hal itu. Tidak ada salahnya kita doakan agar alumni SPG Blitar ini tidak menjadi ‘orang kaya baru yang tingkahnya lucu tak kenal malu’, karena jabatan yang baru diampu. [eBas/PLS’83/seduluran sak lawase]
sumber: https://nonformalvoices.blogspot.co.id/2018/01/alumni-pls-ikip-malang-pegang-ban.html