ON With Your PassiON Berawal dari banyaknya curhatan dari teman-teman mahasiswa tentang “salah jurusan” hingga katanya potensi dirinya tak dapat berkembang. Berbicara mengenai permasalahan tersebut sebenarnya membuat kita akan berfikir ulang. Apa yang menjadi masalah dalam hal tersebut? Yups, masalah tentang pengembangan diri. Dalam pengembangan diri seseorang memanglah harus berada pada lingkungan yang dapat membuat mereka terus berada dalam kebiasaan tertentu untuk memaksimalkan diri.
Tapi aku kan salah jurusan? Apa bisa potensi diriku berkembang?
Permasalahan disini bukanlah kita berada dijurusan apa atau sekolah/kuliah dimana, permasalahan tentang mengembangkan diri tidak selalu berkaitan dengan dimana kita tinggal, tapi tentang “Mau dan tidak mau”.
Mau dan tidak mau
Banyak yang mengeluh seperti ini “ sebenarnya aku masih ingin kuliah dijurusan politik, tapi orang tuaku meminta di jurusan geografi” atau “sebenarnya saya sudah malas kuliah di jurusan pendidikan tidak jelas kayak gini, saya ingin kuliah dijurusan teknik agar bisa berkembang, tapi waktu itu aku tak diterima”
Masalah-masalah klasik yang dapat menurunkan semangat. Sebenarnya hal tersebut bukanlah menjadi masalah utama untuk mengembangkan potensi diri kita. Masalah utama untuk mengembangkan potensi diri adalah “mau atau tidak mau”.
Mengapa?
Untuk menjawab hal tersebut kita bisa melihat kisah para inovator di dunia tentang bagaimana mereka mengembangkan potensi diri mereka . Kisah pertama tentang Bapak Microsoft yaitu Bill Gates. Bill Gates sejak kecil dikenal sebagai orang yang pintar dalam hal teknologi informasi, bahkan ketika Bill Gates dibangku sekolah menengah, ia mampu menyelesaikan praktik program komputer lebih cepat dari kakak-kakak kelasnya. Akan tetapi saat ia kuliah, ia mengambil konsentrasi di fakultas hukum di harvard. Lagi-lagi perhatian Bill Gates tertuju pada komputer, ia pun akhirnya keluar dari harvard untuk mewujudkan impiannya. Pada mulanya Bill Gates dan seorang sahabatnya membuat perusahaan software kecil-kecilan hingga akhirnya setelah perkembangan yang kontinyu kita mengenal adanya Microsoft dan Personal Computer seperti dirumah kita ?. Kisah yang kedua tentang Bapak Si Komo yaitu Kak Seto/ Seto Mulyadi ?. Kak seto yang sekarang menjadi seorang Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak pada mulanya beliau juga mendapat hal-hal yang beliau tidak suka. Pada awalnya kak seto mendaftar di jurusan kedokteran, namun beliau tidak diterima, hal ini sempat membuat beliau terkekan. Kemudian beliau beralih mnedaftar di fakultas psikologi universitas indonesia, disinilah beliau mulai berkarir, menemukan tokoh si komo hingga menjadi seorang ketua umum komisi nasional perlindungan anak. Kisah ketiga tentang Mas Ahmad Fuadi, penulis buku “Negeri 5 Menara”. Pada awalnya beliau sangat terpaksa masuk sekolah agama (pondok pesantren), akan tetapi beliau mengubah niat dari setengah hati menjadi sepenuh hati untuk mencari ilmu dan berusaha hingga akhirnya menjadi seorang penulis terkenal. Dari hal-hal tersebut kita bisa mengambil sedikit pelajaran tentang potensi diri kita. Bukan masalah kita berada dimana akan tetapi tentang “mau atau tidak mau”. Pengembangan potensi diri bukanlah terletak pada faktor lingkungan, tapi terletak pada diri kita sendiri. Passion adalah aktivitas-aktivitas yang jika kita melakukannya kita akan merasa senang atau bahagia.
Kuliah sambil memaksimalkan PassiON? Why Not?
Ini yang sering menjadi pertanyaan dikalangan mahasiswa yang merasa salah masuk jurusan. “aku dari jurusan pendidikan luar sekolah, tapi hobiku gambar kartun”, “aku kuliah di jurusan geografi tapi suka utak atik komputer”
It’s OK, tak masalah kita ingin kuliah sambil mengembangkan passion kita. Jika kita kuliah dijurusan misalnya kita kuliah jurusan pendidikan luar sekolah, akan tetapi kita punya passion di bidang komputer semacam animasi. Cara untuk mengembangkan kedua hal tersebut adalah tetap kuliah dan membagi waktu untuk mengembangkan passion kita. Ada waktu kita untuk mengerjakan tugas kuliah, dan ada waktu pula untuk mengembangkan passion kita. Bahkan dalam pengembangan lebih lanjut kita bisa membuat media animasi yang berhubungan dengan kuliah kita di pendidikan luar sekolah (semacam pengembangan media PNF).
Capek? Nah itu adalah bagian dari tantangan untuk menjadi pribadi yang besar. Ustad Felix siauw menggambarkan kondisi-kondisi tentang potensi diri tersebut dalam 2 kategori yaitu “The Outlier” dan “out of order”. Ibarat dalam peperangan “the outlier” digambarkan sebagai seorang jenderal sudirman dan out of order diibaratkan sebagai pasukan yang tidak begitu terkenal. Menjadi outlier ataupun out of order adalah cerminan dari pembiasaan kita untuk memaksimalkan passion. Semakin kita mengasah passion semakin kita mendekati kategori outlier, semakin kita tidak mengasah passion semakin kita menjadi out of order. Untuk mengembangkan passion memanglah harus bersusah payah diawal dan itu adalah bagian dari proses untuk menuju the outlier ? bukan masalah bakat atau tidak bakat, tetapi cenderung ke masalah “mau atau tidak mau” ?
Passion, ketika beraktivitas tidak merasa jenuh atau bosan meski tidak dibayar sekalipun, maksimalkan passion tersebut dan tetap yakin Tuhan selalu mengetahui apa yang dilakukan oleh manusia. Man Jadda Wa Jada !!!
Referensi :
ON – Jamil Azzaini
How To Master Your Habits – Felix Siauw
Oleh :
Ari Tri Winarno
Mahasiswa PLS unnes
Freelance 3D Animation Tutor, Aktivis Pengembang Media PNF (Pendidikan Non Formal)
GhostWriter dihttp://www.nulisbuku.com