Kategori: Kisah Sukses

  • ALUMNI PLS: PELUANG SELALU ADA DI DEPAN MATA

    ALUMNI PLS: PELUANG SELALU ADA DI DEPAN MATA

    Bismillahirrahmanirrahiim. Saya mulai kisah menjadi alumni PLS.
    Setiap orang mempunyai masa lalu, dan setiap orang mempunyai harapan masa depan yang gemilang. Sesuatu yang terjadi, itu adalah takdir terbaik dariNya. Pun diri yang telah menjadi seorang sarjana Pendidikan Luar Sekolah. Alhamdulillah. Mensyukuri pemberian Ilahi bahwa kita bisa merasakan indahnya bersahabat, indahnya meniti ilmu di bangku perkuliahan yang tidak semua orang bisa rasakan, dan indahnya bersilaturahmi serta berbagi dengan banyak orang yang berbeda suku, budaya, agama, dan karakteristik lainnya.

    Pendidikan Luar Sekolah atau di beberapa perguruan tinggi kini berubah nama/istilah menjadi Pendidikan Nonformal atau PendidikanMasyarakat. Mengajarkan diri banyak hal, bahwa pendidikan bukan hanya milik mereka yang berusia sekolah saja. Pendidikan berhak dinikmati oleh semua orang tanpa mengenal usia, suku, budaya, agama, bahkan ras. Ilmu-ilmu yang didapat selama perkuliahan pasti ada manfaatnya di hari esok. Ditempa dengan beragam tugas, suasana (dinamika) beragam saat di kelas, sering kelapangan sehingga otak dan dompet terkuras, belum lagi pemikiran setelah lulus nanti ‘mau jadi apa’ (belum jelas). Kawan-kawanku, nikmatilah masa yang kau alami sekarang. Segala sesuatu pasti ada manfaatnya, asal diri bisa bersinergi baik dengan lingkungan dan perencanaan masa depan yang telah kau rancang.

    Saya adalah lulusan Pendidikan Luar Sekolah tahun 2018 dan saat ini bekerja di salah satu lembaga Amil (swasta) di Jakarta sejak Maret 2018. Sekilas mungkin terdengar aneh, korelasi apa yang ada antara lulusan Pendidikan Luar Sekolah dengan lembaga Amil. Lembaga Amil adalah lembaga pengelola, penyalur Zakat, Zakat Infaq Sedekah(ZIS) dari para donator (muzaki) kepada para penerima manfaat yang berhak (mustahiq). Penyaluran dana tersebut dituangkan dalam beberapa program yang tentunya dibutuhkan dan akan sangat bermanfaat bagi para mustahiq. Program tersebut bisa berupa kesehatan, ekonomi, pemberdayaan perempuan, pendidikan, dan lain sebagainya. ‘Pendidikan’, ya saat ini saya menja dibagian program pendidikan yang tugasnya mengelola dana ZIS di bidang pendidikan. Beasiswa dari lembaga Amil, adalah salah satu tugas yang harus saya tangani. Ternyata masih banyak orang miskin, anak yatim, piatu, dhuafa yang berada di sekitar kita yang tentunya membutuhkan uluran tangankita.

    Pendidikan adalah hak semua orang. Biaya yang tidak sedikit membuat orang berputar otak, memikirkan bagaimana caranya agar bisa dan tetap menempuh pendidikan. Selain mendapatkan beasiswa, anak pun berusaha dibina agar potensi, bakat, dan prestasinya muncul sehingga menjadi generasi yang membanggakan. Lalu memfasilitasi beberapa perusahaan yang ingin menyelenggarakan bakti sosialnya bersama anak PAUD, Panti Asuhan, dan sebagainya. Selain itu, saya pun menjadi bagian supporting people dalam program lainnya. Berinteraksi dengan banyak orang, merasakan senyum kebahagiaan dari mereka yang mendapatkan atau menerima manfaat dari program yang dijalankan. Anak-anak, orang dewasa, bahkan lansia. Seperti bahagianya ketika menjalankan program saat kuliah. Bersama kawan seperjuangan, berjuang mencari dana agar acara bersama masyarakat dapat terlaksana. Walau sedikit tapi berarti, dan hambatan yang ada dapat dilalui dengan penuh keyakinan sehingga tangis bahagia pecah saat acara berakhir karena perjuangan bersama. [Nostalgia kuliah].

    Dan kini sudah banyak nama lembaga Amil di Indonesia yang tidak asing bagi telinga, sehingga bisa dilihat pula kegiatan yang dilakukan dari lembaga Amil tersebut melalui laporan bulanan yang bisa didownload secara percuma melalui websitenya. Sebagian lembaga, mempunyai nama divisi/seksi/bagian yang berbeda (tidaksama), namun tugasnya masih sama yakni penyalur dana ZIS dan berhadapan langsung dengan masyarakat. Sehingga, saya rasa inilah korelasi antara lulusan Pendidikan Luar Sekolah dengan lembaga Amil. Bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Peluang selalu ada di depan mata. Tentukan passion mu dari saat ini. Tetaplah bersabar dalam menuntutilmu. Serta selalu libatkan Tuhan di setiap waktu, karena Dialah perencana yang terbaik bagi para hambanya.

    Garut, 17 Juni 2018
    Ade Sri Mulyani
    (PLS UPI 2013)

    Foto

  • Mahasiswa PLS Wisudawan Terbaik di UNM Periode Ke II Tahun Akademik 2015/2016

    Mahasiswa PLS Wisudawan Terbaik di UNM Periode Ke II Tahun Akademik 2015/2016

    Mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Makassar (UNM), Febriansa berhasil menjadi wisudawan terbaik UNM periode ke dua tahun akademik 2015/2016.
    Mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Makassar (UNM), Febriansa berhasil menjadi wisudawan terbaik UNM periode ke dua tahun akademik 2015/2016.

    Mahasiswa PLS Wisudawan Terbaik di UNM Periode Ke II Tahun Akademik 2015/2016 Mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)Universitas Negeri Makassar (UNM), Febriansa berhasil menjadi wisudawan terbaik UNM periode ke dua tahun akademik 2015/2016.

    Mahasiswa angkatan 2012 ini berhasil meraih predikat Cum Laude dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,97 dan lama studi tiga tahun enam bulan.

    Rektor UNM, Prof Arismunandar dengan bangga memperkenalkan Febriansa di hadapan ribuan wisudawan dan orangtua/wali pada acara wisuda di Pelataran Pinisi UNM Jl AP Pettarani.

    Febriansa adalah mahasiswa kelahiran Bone 27 Januari 1993 yang memperoleh Beasiswa Bidikmisi untuk melanjutkan pendidikan diUNM.

    Lahir dari keluargan ekonomi menengah kebawa tidak menyurutkan motivasi Febriansa untuk berhenti belajar dan menjadi yang terbaik.

    Motivasi belajar Febriansa seakan tidak pernah surut, sejak duduk dibangku SD, SMP dan SMA anak ke lima dari tujuh bersaudara ini selalu menjadi yang terbaik dan nomor satu.

    Febriansa mengatakan prestasi yang diukirnya selama di bangku sekolah hingga di bangku kuliah tidak lepas dari keajaiban Al Quran.

    “Saya selalu berusaha menjadi yang terbaik dan senantiasa mengamalkan Al Quran, prestasi saya ini semuanya berkat keajaiban Al Quran” katanya.

    Selama berstatus mahasiswa Febriansa aktif dibeberapa organisasi berlandaskan Al Quran seperti Generasi Quarani dan aktif mengajar di Rumah Tadabbur Quran.

    Salah satu aktivitas rutin, Febriansa iyalah mengajar mengaji setiap pagi sebelum berangkat kuliah di Sekolah Islam Athirah Kajolalido.

    “Sebelum kuliah saya mengajar mengaji sekitar 45 menit, setelah itu baru ke kampua dan alhamdulillah tidak pernah terlambat” katanya.

    Saat ini Febriansa telah menghafal tujuh Juz dan masih dalam tahap menghafal untuk menuntaskan misinya 30 Juz.

    “Saya masih ingin sekolah dan saat ini berusaha untuk mendapatkan beasiswa LPDP karena penerima Bidikmisi skor toefl cukup 400, ini kemudahan bagi saya, semoga saya bisa” katanya menyampaikan keinginnanya.

  • (Kisah Sukses Alumni PLS) ASEM to be AWESOME

    (Kisah Sukses Alumni PLS) ASEM to be AWESOME

    Setiap insan yang lahir dan hadir di muka bumi telah ditentukan garis takdir oleh Tuhan Sang Pencipta. Melewati berbagai keadaan yang memaknai bahwa diri harus selalu bersyukur kepada-Nya. Selalu ada makna dibalik peristiwa. Termasuk memaknai perjalanan yang telah ditempuh oleh seseorang yang bernama Ahmad Hamdan. Seorang pria yang dilahirkan di Cirebon 27 tahun silam. Seorang pria yang pernah terjebak dalam asamnya keadaan kenapa ia harus berada disana. Seorang pria yang berkelana ke daerah Bandung ketika dewasa tiba. Mencari secercah harapan melalui ilmu yang harus dan terus dikejar.

    Setelah melepas masa putih abu-abu, ia mencoba untuk melanjutkan ke masa pakaian yang tidak diseragamkan kecuali ada situasi yang diperlukan. Tampaklah sebuah seleksi yang memunculkan pilihan untuk kedepan. Satu dan dua. Kesenangan dan keingintahuan untuk memperdalam ilmu komputer menjadi pilihan pertamanya. Dan yang kedua? Kebingungan dalam memilih hingga akhirnya, sang orang tua datang dan memberikan saran untuk memilih Pendidikan Luar Sekolah. Padahal PLS? Apa itu PLS? Sesuatu yang baru pertama kali didengar. Namun, apapun yang terjadi semoga itu adalah yang terbaik. Lama-lama pengumuman tiba, dan terpilihlah ia dalam generasi Pendidikan Luar Sekolah. Kejeblos. Asem(asam). Ya, asam. Tidak mengetahui selak beluk jurusan ini, tetapi berusaha menerima karena selalu ada rencana indah dari-Nya.

    Mencari tahu dan mengikuti segala rangkaian kegiatan yang mengubah kepribadiannya. Dulu, ia sangat jarang untuk berkumpul dengan banyak orang. Tetapi sekarang, ia harus berhadapan dengan banyak orang. Belajar, belajar, dan terus belajar memahami setiap arti perjalanan yang ditempuh. Seperti busur yang mempunyai 180º. Kepribadiannya berubah 180º. Proses akademik dijalani, dilengkapi dengan mengikuti organisasi yang memaniskan diri dalam dinamika mahasiswa. Selama menjadi mahasiswa S1, ia aktif menjadi pengurus di berbagai organisasi kampus juga luar kampus. Korps Protokoler Mahasiswa (KPM UPI), Bina Kader (Binder) Tutorial UPI, Ketua Departemen Pendidikan HIMA Jurusan PLS, Ketua Himpunan Mahasiswa PLS, Ketua DPM Jurusan PLS, Dewan Pengawas Organisasi (DPO) IMADIKLUS dan staff laboratorium jurusan PLS. Organisasi memberikan berjuta makna yang tak akan terganti oleh apapun. Berjuta manfaat yang tentunya akan berguna di masa depan. Senantiasa hadir dengan penuh senyum dikala rintangan dan gejolak organisasi terkadang terus menghampiri. Itulah dinamika yang terjadi, dimana semua ini akan dirasakan pula saat kita berada di tengah masyarakat.

    Selengkapnya silahkan download di bawah ini, jangan lupa berikan komentar anda.

    [download id=”332″]

  • Kisah Sukses Alumni PLS UNESA: Menghidupi PLS dan Dihidupi PLS

    Kisah Sukses Alumni PLS UNESA: Menghidupi PLS dan Dihidupi PLS

    Dalam mencapai kesuksesan hidup ini tidaklah semudah seperti membalikan telapak tangan. Kita perlu usaha keras, tekat kuat, dan motivasi yang tinggi. Bahkan terkadang air mata, perasaan lelah, dan gelisah akrab menemani kita. Tetapi semua itu sudah dilalui oleh Pak Muhamad Molik (47), alumni Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Surabaya (PLS UNESA) yang saat ini sudah sukses dengan memiliki Yayasan Nurul Hayat.

    Perjalanan menuju kesuksesan ini beliau awali dengan tekat untuk kuliah. “Saya bukan terlahir dari keluarga kaya. Bahkan Bapak saya hanya seorang tukang kebun”. Ujar beliau sambil mengenang almarhum Latiful Hadad (Bapak beliau). Meskipun Bapak Molik terlahir dari keluarga sederhana tetapi beliau memiliki semangat yang tinggi untuk terus melanjutkan pendidikannya. Keinginan inilah yang membuat beliau akhirnya mendaftarkan diri untuk melanjutkan kuliah melalui tes SIPENMARU (Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru). “Saat nekat untuk mengikuti tes SIPENMARU dulu saya pernah tidur di Masjid Karang Menjangan sampai di usir takmir masjid dan dulu saya juga pernah dua hari dua malam di stasiun Gubeng karena memang saat itu saya kehabisan uang” kata beliau.

     

    Hal Menarik

    Singkat cerita akhirnya beliau dapat kuliah, waktu beliau memilih jurusan PLS beliau belum mengetahui apa itu PLS, yang dilihat hanya peminatnya sedikit dan akhirnya memilih PLS. “Yang penting bisa kuliah” ujar beliau.

    Setelah menjalani kehidupan sebagai mahasiswa jurusan PLS beliau merasa nyaman dan mencintai PLS serta tidak malu dengan jurusan PLS saat ada teman-teman yang menyepelekan PLS. Bahkan beliau selalu bersyukur karena masuk jurusan PLS. Kenapa? Karena kita sejak awal sudah di siapkan menjadi pengangguran, jadi ketika nanti lulus menjadi pengangguran, kita tidak akan stress lagi. Beda dengan lulusan misalnya Pendidikan Matematika yang sejak awal sudah di siapkan menjadi guru matematika. Iya kalau waktu lulus ada lowongan menjadi guru Matematika no problem tetapi, kalau tidak ada lowongan apa enggak stress? Jadi kita wajib bersyukur masuk di jurusan PLS. Kita mempelajari banyak hal di jurusan PLS ini dan yang terpenting adalah tingkatkan skill.”Kesuksesan seseorang setelah lulus bukan bergantung lembaganya, tetapi terletak pada individunya” tutur beliau. Ilmu-ilmu yang telah didapat Pak Molik sewaktu kuliah dulu sangat berguna saat ini. Misalnya matakuliah Analisis Kebutuhan, ini adalah mental yang bagus untuk menjadi seorang pengusaha dan selalu beliau terapkan sehingga usahanya sukses seperti saat ini. Selain itu kemampuan untuk negosiasi dalam berwirausaha juga beliau dapatkan sewaktu kuliah di jurusan PLS dulu.

    Sewaktu menjadi mahasiswa beliau tidak hanya sibuk dengan kuliah tetapi juga mencari nafkah untuk hidup, karena memang dari orang tua tidak memberikan uang saku. Beliau bekerja menjadi sales elektronik. Bontangbanting kesana kemari menawarkan barang yang beliau jual. Meski sudah disibukkan dengan urusan kuliah dan bekerja beliau juga aktif di organisasi terbukti dulu beliau pernah menjabat sebagai ketua HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan).

    Biodata Penulis:

    Nama                           : RINAWATI RAFI’AH
    Alamat                         : Sumberrejo, Bojonegoro
    Asal Universitas        : UNESA (Universitas Negeri Surabaya)
    Tahun Masuk             : 2013
    No. HP                        : 085 706 136 295
    Email                           : [email protected]

     

    Artikel lengkap silahkan download dibawah ini, tinggalkan jejak komentar anda tentang kisah sukses ini. terimakasih.

    [download id=”331″]

    Foto Wawancara:

    Kisah sukses PLS UNESA 1

  • (Kisah Sukses Alumni PLS) Buah Keikhlasan, Asesor Termuda

    (Kisah Sukses Alumni PLS) Buah Keikhlasan, Asesor Termuda

    Pendidikan Luar Sekolah (PLS) merupakan salah satu bidang pendidikan yang masih tidak banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia. Bahkan mahasiswa PLS pun terkadang belum mengetahui apa PLS itu sendiri. PLS itu apa sih? Saya nanti akan menjadi apa kalau sudah lulus sarjana PLS? Saya akan bekerja dimana? dan pertanyaan-pertanyaan lainnya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut seringkali muncul dibenak mahasiswa PLS yang belum banyak memahami apa itu PLS.

    Jangan khawatir! Penulis juga pernah berpikiran seperti itu. Akan tetapi, setelah duduk di semester 3, penulis semakin yakin dengan PLS. Kita bisa menjadi apa saja dan bekerja dimana saja selama kita mau dan mampu untuk bekerja keras karena peluang karir lulusan PLS itu sangat luas. Sebagian besar mahasiswa khususnya mahasiswa PLS pasti bercita-cita untuk menjadi seorang PNS. Di sini penulis akan menuangkan sedikit pengetahuan  tentang kesuksesan tanpa harus menjadi seorang PNS karena PNS sudah banyak menjadi tujuan orang lain, maka sebagai calon lulusan sarjana PLS kita bisa mencari jalan sukses lainnya.

    Pengetahuan ini penulis dapatkan pada hari senin tanggal 26 Oktober 2015 ketika mewawancarai seorang sarjana PLS, tapatnya di Gazebo Perpustakaan Universitas Negeri Malang. Eky Roziana Nugrahawati adalah salah satu sarjana PLS dari Universitas Negeri Malang pada tahun 2011. Di Pasca Sarjana beliau baru lulus tahun 2014 kemarin. Wanita yang kerap dipanggil Mbak Eky ini lahir di kota Malang, 22 Maret 1988. Mbak Eky tinggal di Jalan Klampok Krajan 193 Singosari Malang.

    Sebelum lulus, Mbak eky belajar atau praktik mengajar di PKBM Zam-zam kota Malang. Beliau mengatakan banyak pengalaman yang beliau dapatkan dari praktik mengajar tersebut. Mulai dari bisa belajar untuk mengajar, mengetahui karakter peserta didik, sampai beliau menjadi seorang Asesor seperti saat ini. Di PKBM Zam-zam beliau berniat mengabdi dengan membagikan ilmu kePLSannya. Selain sibuk kuliah beliau rutin ke PKBM Zam-zam sekali dalam seminggu. Di sana Mbak Eky juga mendapat gaji sebesar Rp 25.000,- setiap pertemuannya. Sebanarnya bukan gaji, tetapi lebih tepatnya disebut uang pengganti lelah. Sesekali beliau juga mendapat dana hibah dari PKH (Program Kecakapan Hidup) sebesar Rp 100.000,- yang merupakan program propinsi. Tidak banyak memang. Akan tetapi, yang terpenting adalah pengalamannya kerena pengalaman itu sangat mahal harganya.

    Menjadi seorang Asesor di BAN PNF bermula ketika beliau mendapatkan informasi terdapat lomba asesor dari PKBM Zam-zam. Dari modal “tekad yang kuat” beliau mengikutinya. BAN PNF kepanjangan dari Badan Asesor Nasional Pendidikan Non Formal. Seorang asesor pekerjaannya adalah menilai sebuah lembaga. Pekerjaan asesor ini bukan termasuk PNS (Pegawai Negeri Sipil) karena menggunakan sistim kontrak 5 tahun. Menurut cerita dari Mbak Eky, beliau bisa menilai lembaga sekali dalam sebulan. Sekali berangkat bisa menilai sampai dengan 4 lembaga. Maksud dari menilai adalah mengakreditasi. Jadi, lembaga-lembaga tersebut mengajukan lembaganya untuk dinilai oleh BAN PNF. Komponen-komponen yang dinilai adalah dari segi administrasi, pengelolah, kegiatan-kegiatan yang diadakan dan sebagainya.

    Selengkapnya kisah sukses silahkan download di bawah ini, jangan lupa berikan saran kritik anda.
    [download id=”313″]

    Artikel dikirim oleh
    Aminatus Sakdiah
    Mahasiswa PLS UM Angkatan 2014

  • Kisah Sukses Alumni PLS: Panji Memberdayakan Masyarakat

    Kisah Sukses Alumni PLS: Panji Memberdayakan Masyarakat

    Sukses itu bukan dilihat dari harta benda saja melainkan bisa membahagiakan orang terdekat dan orang lain, sukses itu bukan dilihat dari kekayaan baik harta maupun benda melainkan sukses itu bisa dilihat dari cara berjalannya program dengan baik sehingga bisa menguntungkan orang lain apalagi diri kita sendiri itu yang di namakan SUKSES. Nih saya langsung tulis tentang perjalanan hidup laki-laki pemberontak, eh bukan yang pas PENGGERAK.

    Ada satu cerita tentang orang yang berdarah sunda, berkulit hitam sedikit kecoklatan, badan tinggi kurus, yang bernama Panji Bahari lahir di bandung, Mei-19-1986 anak pertama dari lima bersaudara, anak dari Noer Fatah bersama Nelly, dia dilahirkan dari orang yang sangat sederhana, bapaknya bekerja meniliti minyak bumi (PNS) sedangkan ibunya menjadi seorang guru Sekolah Dasar (SD).

    Ketika umur 9 atau 11 tahunan Panji dicap sebagai orang yang pemalu, berdiam diri saja ketika di kelas ditanya ya dia menjawab seadanya ketika tidak ditanya ya dia hanya berdiam diri saja, sangat susahnya berkomunikasi dengan dia. Saat duduk di kelas 3 sampai kelas 6 dia belum menemukan impian serta cita-citanya dan semasa Sekolah Dasar (SD)nya dia juga tidak pernah dapat prestasi  bahkan ranking. Menginjak  Sekolah Menengah Pertama (SMP) Panji masih belum berubah dari sifat malunya dan kurangnya rasa percaya diri, bahkan masalah impian dan cita-cita saja belum tahu, apalagi punya. Dia orangnya biasa-biasa saja ketika dikelas, standar seperti orang lain pada umumnya.  Tak terasa Sekolah Menengah Atas  (SMA) menghampirinya, dia masih belum berubah dari sifat malunya dan sangat susahnya dia dapat teman baru karena bentuk interaksi sama orang lain masih kurang, kelas 1 SMA telah berlalu, beranjak ke kelas 2 SMA disini dia mulai berubah  sedikit demi sedikit bahkan cita-cita dan impian mulai tertemukan yaitu ingin menjadi seorang pembuat film dan dokumenter, dia sudah mempunyai cita-cita yang pantas diraih oleh kemampuannya. Tapi dia tidak seperti orang lain yang ingin mejadi pengusaha terbesar atau yang mempunyai harta benda yang melimpah, “itu impian yang terlalu tinggi, kalau tidak keraih oleh kita jatuhnya akan terasa sakit, bisa-bisa impian itu menciptakan luka di dalam hati kita kalau tidak keraih” katanya, dia tidak pernah ikut ekskul disekolah. Kelas 2 SMA telah terlewati. Kelas 3 SMA mulai menyapa kepadanya, duduk dikelas 3 dia disibukan oleh ulangan harian, kuis, tryout dan bimbel. Ujian Naional semakin mendekat tapi dia santai-santai saja tidak ada belajar sama sekali atau menguras materi yang telah disampaikan para guru. Ujian Nasional telah terlaksana Panji yang tidak pernah buka buku sama sekali dia bisa lulus UN, Sekolah Menengah Atas (SMA)pun berlalu.

    Sebelum masuk perguruan tinggi negri dilaksanakan dia daftar ke perguruan tinggi swasta, untuk medapatkan sebuah pengalaman saja  yaitu di ESA UNGGUL yang dinamakan sekolah prakuliah pada tahun 2005, dia ikut sinema fotografi di ESA UNGGUL, Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negri (SNMPTN) dilaksanakan, dia keluar dari ESA UNGGUL. Dan dia daftar keUniversitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) pada tahun 2005, jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) dia langsung keterima. Kenapa dia memilih jurusan PLS? kerena dia ingin mengajar anak-anak jalanan, orang yang putus sekolah, pengemis dan yang tidak mampu untuk bersekolah, kebetulan juga dia terlahir dari darah ibunya yaitu darah seorang guru.

    Dokumentasi Kegiatan Panji:

    954584_10202827675715511_1904108197_n

    384414_313816731964522_1026761161_n

    Foto Proses Peliputan/wawancara:

    20151114_105758

    20151114_105821

    Biodata penulis:

    Nama                           :Usep
    Alamat                        :Kp. Cidima, rt/rw 001/002, Ds. Cicaringin, Kec. Gunungkencana, Kab Lebak, Prov Banten
    Asal Universitas        : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang
    Tahun Masuk PLS    : 2014
    No. Aktif                     : 085 946 686 162
    Email                          : [email protected]

    Cerita selengkapnya silahkan download disini, jangan lupa berikan komentar anda.

    [download id=”330″]