Dinamika Kelompok Dalam Sanggar Belajar Di Desa Senuro Sanggar belajar adalah sebuah lembaga yang bergerak dalam bidang Pendidikan Luar Sekolah, lembaga ini adalah lembaga/komunitas yang mewadahi anak-anak MA/SMA kelas 12 untuk mempersiapkan diri menuju perguruan tinggi baik Negeri maupun swasta, dan juga mewadahi teman-teman yang tengah berkuliah untuk mengasah skill dan menambah pengalaman menjadi pengurus Sanggar Belajar.
Sanggar belajar ini ada di desa Senuro Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir, Sanggar Belajar ini awalnya didirikan pada tahun 13 oktober 2019, pendirian sanggar ini berdasarkan keresahan pendiri yang melihat situasi atau masalah pada anak-anak MA Nurul Hilal Senuro yang pada saat itu kelihatan belum ada antusias untuk mempersiapkan dan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Akhirnya pendiri sanggar belajar mengadakan analisis kebutuhan untuk menemukan solusi dari masalah tersebut dan singkat cerita ditemukanlah permasalahan kurang komperehensifnya informasi yang didapatkan oleh siswa MA Nurul Hilal, sehingga menyulitkan mereka untuk melanjutkan pendidikan karena keterbatasan informasi pada saat itu, dari masalah tersebut dibentuklah komunitas yang bertujuan untuk sharing atau memberi informasi tentang dunia perkuliahan dan juga menyiapkan diri menuju perguruan tinggi baik Negeri maupun Swasta yang dinamakan Sanggar Belajar.
Sanggar belajar ini sudah ada 3 generasi, generasi pertama ada sekitar 17 orang, generasi kedua ada 42 orang dan generasi ketiga ada 47 orang, dilihat dari generasi ke generasi terlihat dengan nyata bahwa ini sangat menunjukkan peningkatan atau minat dari orang-orang disana, untuk pengurusnya sendiri ada 17 orang.
Sejak berdirinya Sanggar Belajar tersebut , sejauh ini tidak ada masalah yang cukup sulit karena pengurus Sanggar Belajar sedikit banyaknya bisa mengatasinya, namun ada beberapa permasalahan yang sering muncul dalam proses kegiatan Sanggar ini adalah turun naiknya semangat teman-teman untuk datang dalam kegiatan Sanggar ini. Selanjutnya permasalahan waktu dari pengurus Sanggar itu sendiri misalnya ketika jadwal kuliah dan tugas yang cukup padat pengurus mencoba untuk istirahat sebentar dan mulai lagi ketika pengurus Sanggar ini siap untuk mengisi kegiatan sanggar ini, masalah lain adalah keuangan, karena kegiatan ini adalah kegiatan Non profit/gratis tanpa di pungut biaya sehingga solusinya adalah ketika membutuhkan sedikit dana untuk operasional, pengurus harus mengeluarkan dana pribadi baik dari anggota maupun pengurus.
Dari permasalahan tadi solusinya yaitu mencoba berbagai cara yang menurut pengurus akan menarik minat anggota misalnya penggunaan media interaktif dan lain sebagainya, dan masalah kedua pengurus menyelesaikan urusan pengurus terlebih dahulu barulah ketika sudah cukup luang waktunya penguruspun melaksanakan kegiatan Sanggar Belajar itu kembali.
Bentuk kegiatan sanggar belajar ini berupa bimbingan belajar persiapan untuk UTBK, persiapan ujian masuk perguruan tinggi, sharing dunia perkuliahan, sharing beasiswa, bedah kampus, bedah jurusan, kampus tour, out bound, try out, dan juga konsultasi tentang perkuliahan, di Sanggar ini ada keunikan yaitu pada konsepnya yang selaras dengan konsep Pendidikan Luar Sekolah yang berfungsi sebagai penambah, pelengkap, dan pengganti dalam proses belajar siswa MA Nurul Hilal itu sendiri.
Kegiatan Sanggar Belajar ini perlu di lestarikan yaitu dengan cara regenerasi dari generasi ke genari misalnya anggota generasi 1 yang menjadi fasiliator bagi generasi 2, dan generasi 2 yang berhasil masuk perguruan tinggi juga menjadi fasiliator bagi generasi 3, begitupun seterusnya nanti, sehingga dengan system tersebut akan selalu ada yang mempertahankan dan menjalankan kegiatan dari Sanggar Belajar ini.
Harapan untuk sanggar belajar ini adalah kedepannya mampu menjadi start up bidang pendidikan yang mampu memberikan lebih banyak program Pendidikan Luar Sekolah misalnya kursus dan pelatihan, bimbel anak sampai dewasa sesuai kebutuhan dan juga program lainnya. Harapan lain juga yaitu para pengurus berharap sanggar belajar ini mampu menjadi sebuahlembaga yang memiliki support bisnis sehingga mampu membuka lapangan pekerjaan dan membantu perekonomian.
Kekurangan dalam sanggar belajar ini masih sangat banyak, mulai dari pendanaan, tempat yang masih belum milik pribadi sanggar, media dan juga alat bantu pembelajaran yang masih kurang, fasilitas yang belum terpenuhi dan juga tentunya kekurangan dari para pengurusnya.
Untuk respon masyarakat terhadap sanggar belajar ini adalah respon cukup baik, di lihat dari antusias sebagian orang tua yg sengaja menitipkan anak-anaknya ke pengurus sanggar belajar ini.
Opini ini ditulis oleh mahasiswi Universitas Sriwijaya
Nama : Nurul Jannah NIM : 06151282126028 Prodi : Pendidikan Masyarakat
Dosen Pembimbing : Dra. Evy Ratna Kartika Waty, M.Pd Yanti Karmila Nengsih, M.Pd