Biasanya orang tua menjadi pendamping saat acara wisuda putra-putri mereka. Namun berbeda dengan kisah satu ini, Yekti Wulancahyani dan putra sulungnya Rahadyan Prasdhana kompak wisuda bersama di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada 10 Agustus 2023.
Yekti Wulancahyani dan putranya sama-sama berhasil meraih gelar S-2 di prodi yang sama; Pendidikan Luar Sekolah (PLS). Yekti mengatakan bahwa kekompakan mereka bukan tanpa alasan. Sejak awal, mereka sudah membuat komitmen.
“Ceritanya, saya dan putra sudah komit untuk lanjut kuliah S-2 bareng. Waktu itu, sekitar 2020 kami daftar di UNESA, prodi yang sama dan kebetulan dapat kelas yang sama. Sejak awal, kami intens berdiskusi termasuk bahas penugasan dan saling motivasi antara ibu dan anak seperti biasanya,” ucapnya.
Sebagai seorang ibu, pencapaian itu sangat membanggakan. Dia pun mengaku termotivasi, karena bisa kuliah dan belajar bareng sang anak. “Kalau belajar itu kan gak melihat umur ya. Namun, kadang ada perasaan terlambat dan kurang semangat. Dengan bareng begini ada dorongan sendiri untuk belajar,” bebernya.
Sementara sang anak, Rahadyan Lazuardhi memiliki kesan yang tidak jauh beda dari sang Ibu. Dengan perasaan bangga sebagai seorang alumni UNESA dia mengaku dipermudah ketika sistem perkuliahan daring dan luring sekaligus.
“Hal itu membuat kami lebih fleksibel dalam belajar dan mengatur jadwal praktek sebanyak mungkin. Melalui ibu saya dapat mengimprovisasi terkait proyek atau tugas perkuliahan yang diberikan dosen kepada saya,” ungkapnya.
Rahadyan melanjutkan, pencapaian itu karena faktor dukungan keluarga dan komitmennya bersama sang Ibu. “Mama itu orangnya sangat terbuka. Saya juga sering bercerita apapun. Mama terus memotivasi. Jadinya ada tekad yang kuat serta komitmen untuk belajar dan selesai bareng,” terangnya.
Dia sangat percaya, dengan memenuhi keinginan sang Ibu, segala jalan akan dipermudah. Lagian, keinginan Ibu tidak lain, kecuali ingin melihat anaknya bisa hidup sukses dan bahagia. “Tidak ada salahnya saya ikuti. Toh ini demi kebaikan saya juga dan orang tua. Belajar kan wajib sampai akhir hayat
Saling Memotivasi
Menurut Yekti, dengan menempuh pendidikan yang sama dengan sang anak, membuatnya menjadi lebih semangat dan termotivasi untuk terus belajar, mengingat usia saat ini sudah tak lagi muda.
“Kalau belajar itu kan gak melihat umur ya. Namun, kadang ada perasaan terlambat dan kurang semangat. Dengan bareng begini ada dorongan sendiri untuk belajar,” bebernya.
Selaras dengan sang ibu, Rahadyan pun mengaku bahwa dirinya sering dimotivasi juga oleh ibu. Ia juga kerap bercerita dengan ibunya soal hal apapun.
“Mama itu orangnya sangat terbuka. Saya juga sering bercerita apapun. Mama terus memotivasi. Jadinya ada tekad yang kuat serta komitmen untuk belajar dan selesai bareng,” terangnya.
Rahadyan percaya dengan ia menuruti kemauan sang ibu untuk menempuh pendidikan bersamaan, akan membuat jalan hidupnya lebih dipermudah.
“Lagian, keinginan Ibu tidak lain, kecuali ingin melihat anaknya bisa hidup sukses dan bahagia. Tidak ada salahnya saya ikuti. Toh ini demi kebaikan saya juga dan orang tua. Belajar kan wajib sampai akhir hayat,” kata Rahadyan.
Komitmen Kuliah Bersama
Yekti mengatakan bahwa kelulusan mereka di waktu yang sama bukanlah sebuah kebetulan. Sejak awal kuliah, mereka sudah berkomitmen untuk melanjutkan S2 bersama-sama hingga lulus.
“Ceritanya, saya dan putra sudah komitten untuk lanjut kuliah S2 bareng. Waktu itu, sekitar 2020 kami daftar di Unesa, prodi yang sama dan kebetulan dapat kelas yang sama. Sejak awal, kami intens berdiskusi termasuk bahas penugasan dan saling motivasi antara ibu dan anak seperti biasanya,” ucapnya dilansir dari laman Unesa, Jumat (11/8/2023).
Selama berkuliah S2, Yekti dan Rahadyan saling terbuka dan sering berdiskusi terkait tugas. Selain itu, Rahadyan mengaku bisa merampungkan S2-nya berkat dukungan dari keluarganya dan komitmen dari sang ibu.
Sumber https://www.detik.com/edu/edutainment/d-6871002/kompak-ibu-dan-anak-ini-kuliah-hingga-lulus-s2-bareng-di-unesa
https://www.unesa.ac.id/kekompakan-ibu-dan-anak-raih-gelar-magister-bareng-di-unesa