[dropcap]I[/dropcap]katan Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah atau yang biasa disebut IMADIKLUS adalah sebuah organisasi nasional dimana anggotanya adalah seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang ada di berbagai Universitas di Indonesia. Imadiklus muncul karena adanya kegelisahan dari salah satu Mahasiswa PLS Universitas Negeri Malang akan dunia PLS, sebenarnya akan kearah manakah mahasiwa PLS setelah lulus nanti.
Dan Imadiklus Training 1 atau IT 1 adalah salah satu kegiatan dimana awal dari mahasiswa PLS yang ingin menjadi pengurus dari organisasi Imadiklus ini. Dalam IT 1 ini kami banyak diperkenalkan mengenai Imadiklus, baik dari sejarah lahirnya, apa itu Imadiklus, siapa saja pengurus inti dari imadiklus, PLS di seluruh Indonesia itu dimana saja, apa saja kegiatan dari Imadiklus, dan masih banyak yang lain.
Dalam coretan saya kali ini, saya akan sedikit menuliskan dari apa yang saya dapatkan saat materi di IT 1 pada tanggal 14 Mei sekitar 2 minggu yang lalu. Berikut saya akan menuliskan sedikit mengenai macam-macam gaya kepemimpinan secara umum. Dari materi yang telah saya dapatkan saat itu, umumnya gaya kepemimpinan ada 3 macam yaitu otoriter, demokratis, dan bebas.
Apabila terdapat pemimpin yang gaya kepemimpinannya adalah otoriter, ia akan selalu melakukan segala sesuatu itu sendiri tanpa meminta pendapat kepada para bawahannya. Dalam mengambil keputusan dan kebijakan misalnya, ia tidak akan bertanya melainkan langsung ia putuskan sendiri. Selain itu bawahan hanya menunggu perintah dari pemimpin yang otoriter tersebut, yang kemudian melaksanakan tugas yang telah diberikan oleh pemimpin tersebut.
Kemudian untuk gaya kepemimpinan yang demokratis sangat berbeda dengan gaya pemimpin yang otoriter. Dimana pemimpin yang memiliki gaya demokratis, ia akan selalu mengikutsertakan bawahannya dalam hal apapun. Dalam hal ini, pemimpin pun tak enggan memberikan banyak informasi mengenai tugas serta tanggung jawab yang harus bawahannya lakukan. Yang pada intinya, pemimpin dalam gaya demokratis ini akan selalu bekerja secara tim bersama bawahannya dalam menyelesaikan segala hal permasalahan, ia tidak akan bekerja sendiri melainkan selalu melibatkan bawahannya.
Dan terakhir adalah gaya pemimpin yang bebas. Gaya pemimpin yang bebas ini, pemimpin sangat berperan kecil dalam segala hal. Maksudnya yaitu pemimpin tidak banyak terlibat dalam hal menentukan tujuan serta penyelesaian masalah yang mereka hadapi, namun bawahanlah yang sangat aktif untuk melakukan semua itu.
Kemudian terdapat pula 4 macam gaya kepemimpinan yang didasarkan atas kepribadian, yaitu gaya kepemimpinan karismatis, diplomatis, otoriter, serta moralis. Singkat kata, gaya kepemimpinan yang karismatis ini memiliki kelebihan dimana ia mampu menarik orang dari gaya bicara mereka yang membangkitkan semangat. Namun kelemahan dari pemimpin yang memiliki gaya karismatis ini, tidak sedikit orang yang kemudian kecewa dengan nya karena ketidak-konsisten-an nya dengan ucapannya. Karena apa yang telah ia ucapkan tidak ia lakukan.
Gaya pemimpin yang diplomatis ini dapat melihat dua sisi, dimana ia dapat melihat mana yang menguntungkan baginya dan mana yang akan menguntungkan bagi lawannya. Namun kelemahan dari pemimpin ini yaitu memiliki sifat yang sangat sabar serta pasif. Dimana ia akan bersifat sabar saat mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan, akan tetapi para pengikutnya tidak memiliki sifat sabar yang sama seperti pemimpinnya. Yang kemudian karena inilah pengikutnya meninggalkan si pemimpin.
Gaya kepemimpinan didasarkan kepribadian yang otoriter kali ini sama dengan gaya kepemimpinan otoriter yang telah dijelaskan diatas pada gaya kepemimpinan secara umum. Dimana pemimpin tidak mau melibatkan orang lain dalam melangkah mencapai tujuan yang ia inginkan. Dengan begitu ia akan mencapai prestasinya, karena tidak ada tembok sebagai penghalangnya mencapai suatu prestasi.
Dan yang terakhir yaitu gaya kemimpinan yang moralis, gaya kepemimpinan ini umumnya para pemimpin memiliki sifat hangat dan sopan terhadap semua orang. Pemimpin dengan gaya ini sangat tinggi rasa empatinya kepada para bawahannya, juga ia memiliki sifat sabar dan murah hati. Namun untuk kelemahan gaya kepemimpinan yang satu ini yaitu emosinya, dimana ia tidak dapat menstabilkan emosinya. Saat ia sedang marah, maka ia sangat terlihat mengerikan, kadang pula ia bisa sangat menyenangkan dan bersahabat.
Dari gaya-gaya kepemimpinan yang dipaparkan diatas, termasuk kedalam manakah kalian saat menjadi seorang pemimpin? 🙂
Artikel ini ditulis dan dikirim oleh:
Nurrahma Dita
PLS Unesa Angkatan 2015
Tinggalkan Balasan