Suatu ketika ada seoang pejalan kaki yang bertanya kepada tiga orang tukang bangunan. Orang pertama ditanya, “ Apa yang sedang Bapak lakukan ? , tanya pejalan kaki tersebut. “Saya sedang menata batu bata Mas! , sahut orang pertama dengan nada biasa. Kemudian pejalan kaki mendatangi orang kedua dan bertanya, “Sedang melakukan apa Mas ? “Saya sedang membuat rumah , jawab orang kedua dengan nada agak semangat. Pejalan kaki mendatangai orang ketiga seraya berkata, “Bapak sedang membuat apa ? tanya pejalan kaki dengan senyuman manis. “Saya sedang membangun sebuah rumah yang di sana nanti akan saya dan keluarga tempati, tampat beristirahat, tempat saling berbagai dengan keluarga kami sehingga kebahagiaan kami raih , jawab orang ketiga dengan penuh semangat pula.
Tentu kisah diatas teman teman sudah pernah mendengar, entah dengan redaksi yang berbeda beda. Beberapa hal yang perlu kita garis bawahi terhadap penyataan ketiga orang di atas adalah tentang motivasi membangun sebuah rumah tetapi berbeda cara berpikir tentang rumah seperti apa yang akan dibangun. Yang membedakan pandangan ketiga orang tersebut adalah tentang sebuah impian. Orang petama tidak memiliki impian yang besar atau tidak terbesit dalam jawabannya sebuah impian yang besar, dia hanya sekedar menata batu bata tidak lebih. Orang kedua punya impian meski belum tergambar secara jelas tujuan membuat rumah tersebut. Orang ketiga membuat rumah sesuai dengan impiannya. Dia memiliki impian yang tergambar dengan jelas melalui tujuan membangun rumah tersebut.
Mahasiswa baru khususnya dan umumnya kepada mahasiswa lama yang sudah secara sadar menyebut dirinya sebagai mahasiswa tentu di dalam menjalani masa pekuliahan ini tidak terlepas dari sebuah impian. Namun seberapa besar impian itu tiap mahasiswa berbeda- beda. Ada yang kuat dana ada yang lemah. Seberapa kuat impian itu tergantung ada seberapa sadar ia memahami konsep diri mereka. Konsep diri yang jelek akan mengakibatkan rasa tidak percaya diri, tidak berani mencoba hal-hal baru, tidak berani mencoba hal yang menantang, takut gagal, takut sukses, merasa diri bodoh, rendah diri, merasa diri tidak berharga, merasa tidak layak untuk sukses, pesimis, dan masih banyak perilaku inferior lainnya.
Sebaliknya orang yang konsep dirinya baik akan selalu optimis, berani mencoba hal-hal baru, berani sukses, berani gagal, percaya diri, antusias, merasa diri berharga, berani menetapkan tujuan hidup, bersikap dan berpikir positif, dan dapat menjadi seorang pemimpin yang handal.
Impian berbeda dengan kebutuhan ataupun keinginan, keinginan dapat berdimensi jauh kedepan tetapi hanya bersifat sementara, tidak mendesak dan tidak mempunyai kekuatan emosional yang besar untuk mewujudkannya. Kebutuhan bersifat mendesak dan mempunyai kekuatan emosional yang besar untuk mewujudkannya, tetapi tidak berdimensi jauh ke depan, sehingga hasilnya pun tidak jauh, hanya mencover kebutuhan jangka pendek yang mendesak saja. Impian mempunyai dimensi jauh ke depan dan mempunyai kekuatan emosional yang besar untuk mewujudkannya. Impian besifat sangat emosional, impian yang kuat tumbuh dari benih cinta, baik cinta diri maupun orang lain. Kalau manusia mempunyai impian dan memiliki peluang / kendaraan yang memungkinkan untuk mewujudkannya akan timbul suatu komitmen. Komitmen adalah suatu antuiasme dan keteguhan hati terhadap sesuatu, semakin besar harapan untuk mencapai sesuatu itu semakin besar antusias yang akhirnya berkembang menjadi obsesi. Dengan bemodal impian yang jelas kita akan memperoleh energi yang besar dan tidak mudah surut pada saat jalan yang kita lalui menemui kesulitan.
Impian yang kuat akan memberikan energi positif ketika divisualisaikan dan dituliskan, serta kita baca berulang ulang. Artinya apapun impian kita coba kita gambarkan, kita cari foto foto yang cocok sesuai dengan impian kita, lalu tuliskan kapan impian kita itu kita capai. Intinya dalam menggambarkan dan menuliskan impian kita berawal dari keyakinan yang kuat dan dari cinta. Misal kita ingin IP semester depan 3, 81. ya coba tuliskan, serta tempelkan impian kia itu pada tempat yang sekiranya kita bisa membaca berulang ulang. Misal Saya lulus kuliah bulan Juni 2010, IPK 3,63, menjadi wisudawan terbaik di UNY, atau misal bulan Januari 2010 saya sudah mempunyai lembaga pendidikan yang bergerak di bidang PAUD, mempunyai pendidik dari mahasiswa PLS, mendapat dukungan dari pemerintah. Yang penting tuliskan dan gambarkan impian kita. Orang lain mau menertawakan impian kita, biarkanlah.
Kita sebagai mahasiswa, tentu harus secara sadar memamahi bahwa masa depan kita tergantung kita sendiri, bukan orang lain. Kitalah yang menentukan seberapa besar kesuksesan di masa depan. Kita juga membutuhkan suatu wadah yang mampu mengantarkan kita pada impian kita. Teman teman bisa memilih, wadah mana yag tepat untuk mengantarkan teman teman pada impian teman teman. Berpikir dan bergeraklah menjemput impian kita. Kini saatnya kita berusaha.semangat teman !
* Mareta Puspita mahasiswa PLS 2005 yang berusaha menjemput impian di PLS
Tinggalkan Balasan