Jangan Menghargai Murah Diri Anda Sendiri Beberapa tahun yang lalu pernah terbesit di pikiran saya, menjadi pegawai di instansi pendidikan pemerintah, berangkat pagi dengan seragam keren warna cokelat ke emasan itu rasanya keren banget. Sampai semua berubah ketika negara api menyerang (:D). Ya, semuanya berubah ketika ada sebuah instansi yang saya rasa kurang menghargai seseorang yang dibutuhkan tenaganya.
Cerita ini dimulai ketika tetangga saya memberitahukan bahwa ada lowongan pekerjaan di instasi tempatnya bekerja. Ibu saya yang terlanjur kepingin anaknya menjadi pegawai memaksa saya untuk membuat surat lamaran pekerjaan. Awalnya saya menjelaskan panjang lebar kenapa saya nggak mau membuatnya, namun akhirnya saya membuatnya juga. Beberapa minggu berlalu dan tetangga saya tadi berkata kalau saya tidak diterima dengan alasan ini itu. Hei hatiku gembira :D.
Setahun setelah saya mengirim surat lamaran dan alhamdulillah ditolak. Pagi hari sekitar jam 8 ato 9 ato mungkin sudah jam 10 pagi hape butut saya berdering. Saya dipanggil ke instansi pendidikan tersebut setelah satu tahun berlalu (kan katanya sudah ditolak?). Yah demi menghormati yang nelepon datanglah saya ke instansi tersebut dengan harapn ada deal honor yang masuk akal. Seingatku, ada tiga orang yg saya temui dalam waktu bersamaan. Seingatku lagi, beliau adalah Waka Sarpras, Kesiswaan dan satunya lagi saya lupa :D.
Diuraikanlah nanti pekerjaan saya jika nanti jadi kerja di instansi tersebut, mulai jumlah komputer yang ada di situ sejumlah lebih dari 100 biji, dan lain sebagainya. Tibalah berbicara masalah honor, di bagian tersebut saya ditanya apakah punya harapan gaji atau manut dan pasrah dengan gaji yang akan diberikan. Tanpa pikir panjang saya langsung bilang saya pengen gaji UMR daerah saya, mungkin saat itu nilanya 600-800ribu. Dengan kalimat mbulet, dinyatakan bahwa instansi tersebut belum mampu memberikan nominal tersebut untuk honor saya. Dan saya ingin tahu berapa gaji yang ditawarkan, namun saya tidak diberitahu sampai sekarang. Akhirnya saya putuskan untuk tidak bekerja di instansi tersebut.
Mengapa saya tidak menerimanya? Di luar sana ada lho yang ingin melamar menjadi pegawai tidak tetap dengan gaji seiklasnya harus bayar sekian juta rupiah hanya demi iming-iming suatu saat mungkin akan diangkat menjadi PNS. Saya membayangkan seandainya saya hanya digaji 300 atau 400rb rupiah setiap bulannya. Apakah cukup untuk memenuhi kebutuhan saya? Sekedar informasi, jadwal kerja di instansi tersebut untuk posisi yg saya lamar adalah: jam 7 sudah harus datang dan pulang setelah jam pelajaran selesai sekitar jam 2 atau 3 sore. Saya rasa waktu saya lebih berharga untuk membangun aset saya sendiri.
Alhamdulillah karena kemurahan sang Maha Kaya saya bisa menafkahi isteri saya, hehehe. Jadi, kata-kata bijak yang mungin bisa diambil kali ini adalah, Jangan menghargai diri anda terlalu murah. Pantaskan diri anda untuk menerima penghargaan yang lebih.
Posting ulang http://www.sugeng.org/stop-menghargai-rendah-diri-anda/
Tinggalkan Balasan