Selama 12 (dua belas) tahun saya telah menjalani kewajiban saya sebagai pelajar mulai dari pendidikan dasar SD, SMP, setelah itu SMA. Di SMA saya dari jurusan IPS.
Setelah lulus pendidikan menengah atas saya berkeinginan melanjutkan perguruan tinggi negeri/swasta. Dengan bantuan badan bimbingan konseling yang ada di sekolah saya, saya diperkenalkan atau diberitahu bagaimana cara untuk memasuki perguruan tinggi dengan berbagai seleksi. SNMPTN, SBMPTN maupun dengan Jalur Mandiri.
Saya mengikuti prosedur yang diarahkan Bimbingan Konseling saya agar mengikuti seleksi SNMPTN ke perguruan tinggi. Setelah selesai mengikuti proses pendaftaran tersebut saya menunggu hasil tersebut. Dan ternyata saya dinyatakan tidak diterima diperguruan tinggi tersebut saya sedikit kecewa dengan keputusan seperti itu.
Berkat dukungan berbagai pihak mulai orang tua saya, teman-teman saya, saudara-saudara saya, saya pun bangkit lalu mengikuti selesksi berikutnya dengan berbasis tes yang biasa disebut SBMPTN. Seperti sebelumnya saya mengikuti prosedur sesuai dengan peraturan yang berlaku mengikuti tes seleksi tersebut.
Dan pengumuman hasil tes SBMPTN pun telah keluar, seperti sebelumnya juga saya dinyatakan tidak lulus tersebut. Perasaan saya seperti jatuh terhantam, sangat kecewa dan sedih. Dalam hati bertanya-tanya, kenapa saya bisa gagal yang kedua kalinya. Saya berkepikiran apakah perguruan tinggi dan jurusan yang saya pilih sebelumnya masih bukan jalan yang terbaik untuk saya? kenapa tidak ada peluang untuk saya?
Orang tua serta yang lain tidak henti-hentinya memberi suport terhadap saya, hal itupun yang membuat saya bangkit kembali, yang tersisa hanyalah jalur seleksi Jalur Mandiri. Saya sempat berfikir apabila saya tidak diterima pada seleksi Jalur Mandiri saya akan berhenti, tidak melanjutkan keperguruan tinggi negeri atau mengulang satu tahun kedepan.
Pada suatu malam saya diperkenalkan saudara saya untuk memilih jurusan Pendidikan Luar Sekolah, saya tidak tahu menahu akan jurusan tersebut dan setelah dijelaskan secara panjang lebar tentang apakah Pendidikan Luar Sekolah itu, akhirnya saya mantab dan sangat tertarik dengan keputusan tersebut bahwa saya akan masuk dijurusan Pendidikan Luar Sekolah
Saya sangat tertarik dengan jurusan ini karena dijurusan ini menjurusnya kepada hal-hal yang sangat berhubungan dengan dunia sosial dan berkaitan dengan jurusan yang sebelumnya yaitu jurusan IPS. Di Pendidikan Luar Sekolah tersebut menjelaskan bahwa pendidikan tidak selamanya ada di dalam kelas pada umumnya, karena pendidikan bisa dilakukan di luar sekolah. Kalaupun tidak mau menjadi pendidik di luar sekolah, bias saja menjadi pendidik di dalam sekolah dengan menggunakn akta pendidikan yang telah didapat dari lulusan PLS.
Apalagi peran lulusan Pendidikan Luar Sekolah banyak peluang-peluang yang akan didapatkan, lulusan Pendidikan Luar Sekolah ini bisa bekerja sebagai pendidik dan tenaga kependidikan pada lembaga PLS dan lembaga program pemberdayaan masyarakat. Jabatan fungsional didalam PLS juga beragam. Seperti konsulton pengembangan masyarakat, pamong belajar penyuluh lapangan dll. Lembaga, organisasi atau institusi yang dapat memperkerjakan lulusan PLS antara lain Mendikbud bidang LSM, PAUD dll.
Begitu banyak peluang dari PLS tersebut yang akhirnya membuat saya bertekad masuk di perguruan tinggi negeri dengan jurusan PLS. Setelah saya mengikuti seleksi Jalur Mandiri dan Alhamdulillah dengan izin Allah SWT akhirnya saya diterima dijurusan tersebut dan diperguruan tinggi favorit saya yaitu Universitas Negeri Malang(UM). Saya akan berusaha bersungguh-sungguh mendalami apa dan bagaimana PLS agar saya mendapat ilmu yang bermanfaat dan bisa berguna bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara.
——————————————————————————–
Nama : Wahyu Nur Dewanthi
Jurusan : Pendidikan Luar Sekolah
Angkatan : 2016
Universitas : Universitas Negeri Malang