Mini Media Pembelajaran
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelaksanaan pendidikan di Indonesia dikenal dengan sistem pendidikan nasional yang dilaksanakan melalui tiga jalur yaitu jalur pendidikan, yaitu pendidikan formal, pendidikan nonformal dan pendidikan informal. Sebagaimana yang terdapat dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu:
“sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional”.
Ada beberapa jenis pendidikan seperti pendidikan massal, pendidikan masyarakat, pendidikan dasar, penyuluhan, pengembangan masyarakat, pendidikan orang dewasa, masyarakat belajar, pendidikan seumur hidup, dan lain-lain. UNESCO (Townsend Coles, 1977 dalam Lanundi, 1982 dalam Suprijanto, 2005: 12) memberikan pengertian bahwa:
“Pendidikan orang dewasa adalah keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan, apapun isi, tingkatan, metodenya, baik formal atau tidak, yang melanjutkan maupun menggantikan pendidikan semula di sekolah, akademi dan universitas serta latihan kerja, yang membuat orang yang dianggap dewasa oleh masyarakat mengembangkan kemampuannya, memperkaya pengetahuannya, meningkatkan kualifikasi teknis atau profesionalnya, dan mengakibatkan perubahan pada sikap dan perilakunya dalam perspektif rangkap perkembangan pribadi secara utuh dan partisipasi dalam pengembangan sosial, ekonomi, dan budaya yang seimbang dan bebas”.
Pendidikan orang dewasa ini berorientasi pada sistem pendidikan nasional karena selain tercakup dalam pendidikan formal juga tercakup dalam pendidikan nonformal.
Orang dewasa mengikuti pendidikan karena motivasi yang berbeda-beda, yaitu untuk mencapai tujuan tertentu, untuk memenuhi kebutuhan sosial, dan untuk memenuhi kebutuhan pengembangan dirinya. Kesulitan dalam membelajarkan orang dewasa adalah ketika mereka telah mendapatkan pekerjaan dan kebutuhan hidupnya terpenuhi atau mereka beranggapan belajar hanya membuang-buang waktu maka orang dewasa tidak mau lagi belajar.
Usia dewasa merupakan suatu masa bagi seseorang untuk memantapkan kemampuan dan keterampilan dasar yang telah diperolehnya di masa usia kanak-kanak. Pada usia dewasa kemampuan dan keterampilan dasar yang telah diperoleh, selain dimantapkan juga dikembangkan sehingga makin banyak pengetahuan dan keterampilan baru yang diperoleh, yang pada gilirannya akan makin lebih mantap dalam belajar lebih lanjut.
Ada beberapa faktor yang berhubungan erat dengan karakteristik warga belajar dalam melakukan kegiatan belajar seperti kepribadiannya, gaya belajarnya hingga perbedaan individual di antara mereka yang berlatar perubahan usia, pengalaman hidup. Motivasi dan persepsi diri. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi ialah konteks pergaulan dalam masyarakat tempat berlangsungnya kegiatan belajar serta caranya merencanakan, menyelenggarakan dan menilai proses kegiatan belajar.
Pada dasarnya semua orang dewasa memperlihatkan keunikan gaya belajarnya dalam melakukan kegiatan belajar membedakan dengan rekan sesama orang dewasa. Keunikan gaya belajar orang dewasa berlatar pengalaman belajar yang telah diperolehnya sejak lahir. Perilaku orang dewasa dalam belajar adalah hasil pengalaman belajar masa lalu. Belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan potensi penampilan sebagai hasil interaksi seseorang dengan lingkungannya, baik berupa sesama manusia dalam masyarakat, maupun dalam lingkungan alam dan budayanya.
Metode atau variasi cara pembelajaran orang dewasa juga sangat berpengaruh. Cara pembelajaran yang ada selama ini. Membuat mereka cepat mengalami kebosanan. Orang dewasa masih diajar dengan teknik ceramah. Kendala yang sering terjadi adalah orang dewasa kurang memperhatikan pada isi pembelajaran akibatnya mereka tidak dapat mengambil intisari dari sebuah ilmu tersebut dan tidak mau melanjutkan pembelajaran.
Kenyataan yang menyedihkan sekali, melihat kurang adanya motivasi dan semangat belajar pada diri orang dewasa. Padahal dalam Sunnah Nabi saja telah dikatakan bahwa kita dianjurkan untuk menuntut ilmu dari buaian sampai ke liang lahat. Hal itu juga sejalan dengan hakikat pendidikan sepanjang hayat. Oleh karena melihat permasalahan di atas, penulis menawarkan solusi yaitu “Menerapkan Metode Pembelajaran Kuantum pada Pendidikan Orang Dewasa”.
B. Batasan Masalah
Penulis merumuskan beberapa masalah, yaitu:
- Apa pengertian pembelajaran?
- Apa yang dimaksud dengan metode kuantum?
- Apa pengertian orang dewasa?
- Apa prospek metode kuantum pada pembelajaran orang dewasa?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan tentang:
- Pengertian pembelajaran
- Metode kuantum
- Pengertian orang dewasa
- Prospek metode kuantum pada pembelajaran orang dewasa
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran
Smith, R. M. 1 (dalam Syamsu Mappa, 1994: 11) berpendapat bahwa istilah ‘pembelajaran’ tidak dapat diuarikan dalam defenisi yangn tepat. Oleh karena istilah tersebut dapat digunakan dalam banyak hal. Pembelajaran digunakan untuk menunjukkan: (1) pemerolehan dan kekuasaan tentang apa yang telah diketahui mengenai sesuatu, (2) penyuluhan dan penjelasan mengenai arti pengalaman seseorang, atau (3) proses pengujian gagasan yang terorganisasi yang relevan dengan masalah. Dengan kata lain, istilah pembelajaran digunakan untuk menjelaskan suatu hasil, proses atau fungsi.
Enam hal mengenai pembelajaran bagi orang dewasa yaitu:
- Belajar berlangsung sepanjang hayat
- Belajar merupakan suatu proses yang bersifat pribadi dan alamiah
- Belajar mencakup perubahan
- Belajar dibatasi oleh tingkat perkembangan manusia
- Berkaitan dengan pengalaman dan mengalami
- Belajar mengandung intuitif.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik atau tutor agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada warga belajar. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu warga belajar atau pesera didik agar dapat belajar dengan baik.
Belajar adalah suatu kegiatan dari seseorang yang mungkin dilakukan secara sengaja atau secara acak. Belajar melibatkan perolehan informasi atau perolehan keterampilan, sikap baru, pengertian atau nilai (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994: 14)
B. Metode Kuantum
Tokoh utama di balik pembelajaran kuantum adalah Bobbi Deporter, seorang ibu rumah tangga yang kemudian terjun di dunia bisnis properti dan keuangan, an setelah bisnisnya bangkrut akhirnya menngeluti bidang pembelajaran. Dialah perintis, pencetus, dan pengembang utama pembelajaran kuantum. Semenjak tahun 1982 Deporter mematangkan dan mengembangkan gagasan pembelajaran kuantum di SuperCamp, sebuah lembaga pembelajaran yang terletak di Kirkwod Meadow, Negara bagian California, Amerka Serikat (Saryono, 2007).
Belajar kuantum terkait erat dengan konsep accelerated learning, yaitu seperangkat metode dan teknik pembelajaran yang memungkinkan warga belajar atau anak didik belajar dengan kecepatan yang mengesankan tetapi melalui upaya yang normal dan penuh keceriaan. Belajar kuantum menyatukan permainan, hiburan, cara berpikir dan bersikap positif, kebugaran fisik, dan kesehatan emosional yang terpelihara.
Beberapa karakteristik pembelajaran umum yang tampak membentuk sosok pembelajaran kuantum sebagai berikut:
- Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika kuantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum dipakai. Oleh karena itu, pandangan tentang pembelajaran, belajar, dan pembelajar diturunkan, ditransformasikan, dan dikembangkan dari berbagai teori psikologi kognitif; bukan teori fisika kuantum.
- Pembelajaran kuantum lebih bersifat memusatkan manusia selaku pembelajar. Potensi diri, kemampuan fikiran, daya motivasi, dan sebagainya dari pembelajar diyakini dapat berkembang secara maksimal atau optimal.
- Pembelajaran kuantum lebih bersifat konstruktifis.
- Pembelajaran kuantum berupaya memadukan, menyinergikan, dan mengolaborasikan faktor potensi diri manusa selaku pembelajar dengan lingkungan sebagai konteks pembelajaran.
- Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada dan interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna.
- Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.
- Pembelajaran kuantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan keadaan yang dibuat-buat.
- Pembelajaran kuanutm sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran.
- Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran. Konteks dan isi tidak terpisahkan, saling mendukung.
- Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada pembentkn keterampilan akademis, keterampilan dalam hidup, dan prestasi fisikal atau material.
- Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran.
- Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban.
- Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran kuantum (Saryono, 2007)
Tiga macam prinsip utama yang membangun sosok pembelajaran kuantum:
- Prinsip utama pembelajaran kuantu berbunyi: bawalah dunia mereka (pembelajar) ke dalam dunia kita (pengajar), dan antarkan dunia kita (pengajar ke dalam dunia mereka (pembelajar).
- Dalam pembelajaran kuantum juga berlaku prinsip bahwa proses pembelajaran merupakan permainan orkestra simfoni. Selain memiliki lagu, permainan simfoni ini memiliki struktur dasar chord. Struktur dasar chord ini dapat disebut prinsip-prinsip dasar pembelajaran kuantum.
- Dalam pembelajaran kuantum juga berlaku prinsip bahwa pembelajaran harus berdampak bagi terbentuknya keunggulan. Dengan kata lain, pembelajaran perlu diartikan sebagai pembentuk keunggulan. Oleh karena itu, keunggulan ini bahkan telah dipandang sebagai jantung pondasi pembelajaran kuantum (Saryono, 2007).
- C. Orang Dewasa
Wirdatul Aini (1989: 32) mengemukakan istilah kedewasaan dalam bahasa inggris disebut dengan mature (matang). Artinya siap untuk melakukan sesuatu aktivitas sesuai dengan fungsinya atau peranannya.
Batasan-batasan kedewasaan diantaranya adalah;
- Dewasa secara fisik
- Mencapai usia yang cukup untuk menikah
- Mampu bersikap mandiri di tengah masyarakat
- Kedewasaan secara ekonomi, sosial dan budaya
Dapat ditandai dengan kemandirian individu dalam mengurusi harta bendanya di masyarakat di mana mereka berada.
- Kedewasaan secara psikologis
Dapat mengarahkan diri sendiri, tidak terikat pada orang lain, dapat bertanggung jawab terhadap segala tindakannya, mandiri serta dapat mengambil keputusan yang benar sendiri.
- Kedewasaan menurut aturan atau UU tertentu
- Kedewasaan menurut lalu lintas atau membawa kendaraan bermotor
Untuk mendapatkan SIM kendaraan bermotor di Indonesia, seseorang yang telah mencapai usia 18 tahun baru mendapat SI
- Kedewasaan menurut aturan atau Pemilu di Indonesia
Segi umur yaitu 17 tahun dan dari segi status yaitu telah kawin walaupun berumur di bawah 17 tahun.
- Kedewasaan menurut aturan atau UU perkawinan
Adapun karakteristik orang dewasa yaitu sebagai berikut:
- Konsep diri berubah dari seseorang yang tergantung menjadi mengatur diri sendiri
- Orang dewasa memiliki sejumlah pengalaman dan pemahaman yang semakin banyak, yang berfungsi sebagai sumber daya pembelajaran yang kaya
- Kebutuhan untuk belajar akan lebih banyak berorientasi pada tugas perkembangan dari peran sosial
- Perspektif orang dewasa dalam menggunakan pengetahuan berubah dari penerapan yang tertunda menjadi penerapan segera
D. Prospek Metode Kuantum pada Pembelajaran Orang Dewasa
Metode quantum learning merupakan metode gabungan dari beberapa prinsip belajar belajar yaitu teori sugestologi, teknik pemercepatan belajar, neurolinguistik, teori keyakinan, dan konsep-konsep dasar belajar. Pemilihan musik barok sebagai latar pada saat pembelajaran pada oranng dewasa berlangsung karena musik ini menggunakan ketukan yangn sangat khas dan pola-pola yang secara otomatis mensinkronkan tubuh dan pikiran
Relaksasi yang diiringi dengan musik membuat pikiran selalu siap dan mampu berkonsentrasi. Dengan menggunakan musik yang khusus, orang dewasa dapat mengerjakan pekerjaan mental yang melelahkan sambil tetap relaks dan berkonsentrasi. Musik akan membangkitkan reaksi otak kanan yang intuitif dan kreatif sehingga masukannya dapat dipadukan dengan keseluruhan proses. Memasang musik adalah cara efektif untuk menyibukkan otak kanan ketika sedang berkonsentrasi pada aktivitas-aktivitas otak kiri.
Selama melakukan pekerjaan mental yang berat, tekanan darah dan denyut jantung kita cenderung meningkat. Gelombang-gelombang otak kita meningkat dan otot-otot menjadi tegang. Selama relaksasi dan meditasi, denyut jantung dan tekanan darah menurun, dan otot-otot mengendur. Biasanya akan sulit berkonsentrasi ketika kita benar-benar relaks dan sulit untuk relaks ketika kita berkonsentrasi penuh.
Keunggulan lain metode ini adalah dapat menciptakan lingkungan yang kondusif dengan mudah dan dapat menguasai materi pelajaran dengan mudah. Demikianlah yang terjadi jika metode pembelajaran kuantum ini diterapkan pada pendidikan orang dewasa.
Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan akademis, keterampilan dalam hidup, dan prestasi fisikal atau material sangat cocok dengan tujuan belajar orang dewasa yang mana tujuan mereka belajar adalah untuk mencapai potensi kehidupan yang paripurna dan mempunyai kecakapan hidup.
PENUTUP
A. Simpulan
Pembelajaran kuantum merupakan sebuah falsafah dan metodologi pembelajaran yang umum yang dapat diterapkan baik di dalam lingkungan bisnis, lingkungan rumha, lingkungan perusahaan maupun lingkungan sekolah dan luar sekolah. Secara konseptual, falsafah dan metodologi pembelajaran kuantum membawa angin segar bagi dunia pembelajaran di Indonesia sebab karakteristik, prinsip-prinsip, dan pandangan-pandangannya lebih menyegarkan daripada falsafah dan metodologi pembelajaran yang sudah ada.
Pembelajaran kuantum memberi isyarat kepada kita bahwa pembelajaran yang oreintasi tujuannya didominasi oleh upaya peningkatan kemampuan kognitif saja, saat ini sudah tidak layak lagi. Pemebelajaran seyogyanya dilaksanakan dengan tujuan peningkatan keterampilan, kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan lainnya, karena manusia memiliki kecerdasan majemuk (multiple intelligence).
B. Saran
Revolusi pembelajaran perlu dilakukan karena pembelajaran dewasa ini terlalu banyak mengandalkan pada kemampuan mendengar dan menghafal dalam materi pembelajaran sehingga hasil belajar yang maksimal tidak tercapai dan tujuan belajar juga kurang maksimal hasilnya. Padahal manusia adalah makhluk unik, ia bisa belajar melalui: 1) Pendengaran, 2) Penglihatan, 3) Pengecapan, 4) Sentuhan, 5) Pemciuman, 6) Melakukan-keterampilan-, 7) Hayalan, 8) Intuisi, dan 9) Perasaan, (http://istpi.wordpress.com).
Jika intuisi pendidikan ingin berhasil mengantarkan peserta didiknya untuk mampu hidup layak dalam kehidupan masyarakat kelak, mampu menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan, mempunyai kecakapan hidup/keterampilan, perubahan sikap ke arah yang lebih baik, maka tidak ada resep lain kecuali melakukan perubahan dalam kegiatan pembelajaran secara kreatif dan terus menerus.
Oleh
Novia Purnama Sari
PLS Universitas Negeri Padang
Tinggalkan Balasan