Para sosiolog mendefinisikan patologi sosial sebagai suatu tingkah laku yang bertentangan dengan norma kebaikan, stabilitas lokal, pola kesederhanaan, moral, hak milik, solidaritas kekeluargaan, hidup rukun bertetangga, disiplin, kebaikan dan hukum formal (Kartino, 1988).
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Tujuan pendidikan di Indonesia harus dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat.
Pendidikan merupakan sistem belajar mengajar yang bertujuan untuk mensosialisasikan individu dan memaksimalkan perkembangannya. Pendidikan sangat penting dalam kelangsungan hidup individu. Tujuan pendidikan menurut UU No. 2 Tahun 1985 adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya, yaitu bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, memiliki pengetahuan, sehat jasmani dan rohani, memiliki budi pekerti luhur, mandiri, kepribadian yang mantap, dan bertanggung jawab.
Pendidikan anak usia dini, atau biasa disingkat PAUD, adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal. PAUD jalur pendidikan formal berbentuk taman kanak-kanak (TK), raudatul atfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. Sementara itu, PAUD jalur pendidikan nonformal berbentuk kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
Pengelolaan dan penyelenggaraan PAUD harus mengacu pada Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini (STPPA). STPPA adalah kriteria tentang kemampuan yang dicapai anak pada seluruh aspek perkembangan dan pertumbuhan.
Pendidikan anak usia dini alam Indralaya berfungsi membina, menumbuhkan, dan mengembangkan seluruh potensi anak usia dini secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya.
Pendidikan anak usia dini alam Indralaya bertujuan: membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkepribadian luhur, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab; dan mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, kinestetis, dan sosial peserta didik pada masa emas pertumbuhannya dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan.
Struktur PAUD ALAM dengan masing-masing organisasi yang posisinya akan melakukan tugas pokok dan sendiri-sendiri. Dan yang perlu diingat bahwa contoh struktur organisasi PAUD adalah yang paling umum, ayah bunda dapat memodifikasinya menjadi lebih komplek sesuai kebutuhan lembaga bunda semua.
Untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif.Hal tersebut dilakukan dengan:
- Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif,
- Melakukan sedemikian rupa pada waktu untuk melakukan aktivitas bagi anak ini dilakukan dengan pertimbangan fleksibelitas dan mengacu pada karakteristik anak,
- Pengaturan Ruang Kelas, dengan cara mengatur ruang kelas, posisi duduk, pengaturan perabot dan alat permainan, serta membagi ruangan.
- Lingkungan fisik yang mendukung seperti: Hasil pekerjaan anak-anak dipajang, tumbuhan hijau yang sehat di seluruh ruangan, poster berwarna-warni di dinding, dan gorden baru di jendela, Ruangan diatur dalam area aktivitas yang berbeda, terdengar senandung berbicara dan tertawa, tetapi tidak ada teriakan, anak-anak sedang mengerjakan beberapa aktivitas yang diatur oleh para guru, materi disimpan di atas rak terbuka yang rendah, dan anak-anak dapat menjangkaunya dengan mudah.
Kepopuleran dengan mengetahui betapa pentingnya ketrampilan bagi kelompoknya, anak yang populer atau yang ingin diterima oleh kelompok sebayanya akan lebih termotivasi untuk mempelajari keterampilan ketimbang anak yang kurang populer atau yang lebih menyukai kegiatan menyendiri.
Keterampilan juga berubah-ubah-sesuai dengan kepribadian anak. Sebagai contoh, anak yang menderita perasaan tidak mampu. Mereka seringkali mendukung konsep diri mereka sendiri dengan jalan mempelajari keterampilan motorik yang dipandang baik oleh kelompok sebaya mereka. Hal ini misalnya berenang. Usia juga merupakan faktor dalam keterampilan motorik. Semakin bertambah usia anak, semakin terampil, semakin besar variasi keterampilan, dan semakin baik kualitasnya.
Bangun tubuh memainkan peran penting dalam menentukan jumlah dan kualitas keterampilan yang dipelajari anak. Anak yang bertubuh mesomorf memperoleh kesempatan untuk berlatih. Mereka dapat mempelajari keterampilan motorik yang lebih banyak dan dengan kualitas yang lebih baik. Tipe tubuh yang mesomorf mempunyai tenaga dan kekuatan yang lebih besar, sehingga mereka senang dan mudah mempelajari suatu keterampilan.
Tulisan ini dibuat oleh Nama : Jeli Yana
Dosen Pengampuh : Evy Ratna Kartika Waty, M.Pd, Ph.D dan Mega Nurizalia, S.Pd, M.Pd Mahasiswa Jurusan Pendidikan Masyarakat Universitas Sriwijaya