Blog

  • Tujuan Pendidikan Nonformal dan Fungsi Pendidikan Nonformal

    Tujuan Pendidikan Nonformal dan Fungsi Pendidikan Nonformal

    Tujuan Pendidikan Nonformal dan Fungsi Pendidikan Nonformal Sutarto (2007:46) menyatakan bahwa pendidikan nonformal sebagai subsistem dari sistem pendidikan nasional diselenggarakan bersama-sama oleh pemerintah dan masyarakat mempunyai tujuan untuk, a. Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, b. Meningkatkan kecerdasan dan keterampilan, c. Mempertinggi budi pekerti, d. Memperkuat kepribadian dan memperoleh semangat kebangsaan dan cinta tanah air, e. Menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

    Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan nonformal Harus bisa Membina dan memperkembangkan potensi mental dan secara fisik Selaras seimbang dan serasi bagi warga masyarakat supaya menyadari kodratnya sebagai makhluk Tuhan dan sebagai makhluk biologis. Sebagai makhluk Tuhan diharapkan warga masyarakat memiliki daya kendali bagi tingkah laku dan perbuatannya, sedangkan sebagai makhluk biologis diharapkan agar warga masyarakat memiliki kemampuan untuk kembang menjadi tenaga yang produktif dalam rangka pembangunan.

    Menurut Sutarto (2007:46) pendidikan nonformal harus mampu mengaktualisasikan setiap potensi warga masyarakat untuk menjadi manusia yang memiliki kesadaran dan tanggung jawab akan sikap nya di dalam upaya untuk meningkatkan mutu dan taraf hidupnya.

    Menurut Sutarto (2017: 210) mengungkapkan bahwa kebijakan nasional di bidang pendidikan nonformal mencakup, a. Perluasan dan pemerataan akses, b. Peningkatan mutu relevansi dan daya saing, c. Penguatan tata kelola akuntabilitas dan pencitraan publik.

    Salah satu pilar program peningkatan mutu relevansi dan daya saing diarahkan pada pencapaian mutu proses pendidikan dan hasil belajar peserta didik Melalui strategi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang kondusif kreatif dan inovatif.

    Upaya ini dilaksanakan untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui berbagai cara seperti mencetak buku ajar mengadakan Penataran mengadakan sarana dan prasarana pendidikan telah terus menerus dilakukan namun peningkatan mutu pendidikan dan hasil belajar peserta didik belum terwujud sebagaimana yang diharapkan (Sutarto, 2017:2010).

    Tujuan Pendidikan Nonformal dan Fungsi Pendidikan Nonformal

    Fungsi Pendidikan Nonformal

    Pendidikan nonformal berfungsi untuk membantu mempercepat program pembangunan karena di dalam pembangunan diperlukan sejumlah besar tenaga yang terampil di dalam berbagai macam bidang yang tidak bisa dilayani dalam waktu yang cepat dan tetap oleh program pendidikan persekolahan. Dalam hubungan ini pendidikan nonformal dapat mempercepat proses pelayanan tersebut dalam waktu yang lebih singkat.

    Menurut Syamsudin dalam Sutarto (2007:49) mendeskripsikan pendidikan nonformal menjadi salah satu media yang memberikan kontribusi terhadap upaya penuntasan wajib belajar sasarannya yaitu tidak mampu yang berada dalam usia

    produktif. Selanjutnya dinyatakan bahwa keberhasilan sektor pendidikan nonformal dipengaruhi oleh kecukupan dan kemampuan tenaga pendidik (instruktur / tutor) yang menjadi persoalan saat ini adalah kurangnya ketersediaan tutor dan sering mengalami pendidikan nonformal yang ada di daerah pedesaan padahal di pedesaan, peran pendidikan nonformal sangat diperlukan mengingat angka putus sekolah masih tinggi.

    Menurut Hidayat (2017:2) dalam jurnalnya yang berjudul Pengelolaan pembelajaran berbasis kewirausahaan masyarakat program kejar paket C menyatakan bahwa dalam implementasinya, aksi-aksi pendidikan nonformal berfungsi sebagai pelengkap (complementary education) yang menyajikan berbagai mata pelajaran atau kegiatan belajar yang tidak termuat dalam kurikulum sekolah, tetapi sangat dibutuhkan oleh warga belajar dan masyarakat.

    Pendidikan merupakan upaya peningkatan mutu sumber daya manusia yang pada akhirnya akan berperan menentukan di dalam pemanfaatan sumber daya alam demi peningkatan untuk kehidupan berdasarkan pemikiran yang berdasar wawasan masa depan.

    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan non-formal mempunyai peranan dan fungsi yang sangat penting dan juga strategis dalam rangka merealisasikan arahan tersebut demi tercapainya masyarakat masa depan yang tangguh. Strategi yang dapat dilakukan dapat diarahkan pada perkembangan kesempatan kerja (employment) serta keadilan sosial, kreativitas lokal dan yang paling penting adalah pada kesadaran mencapai swasembada.

  • Pendidikan Nonformal sebagai Sub Sistem Pendidikan Nasional

    Pendidikan Nonformal sebagai Sub Sistem Pendidikan Nasional

    Berdasarkan situasi dan kondisi yang berkembang di Indonesia saat ini maka di dalam mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa pemerintah telah mengambil keputusan menempatkan pendidikan nonformal sebagai sub sistem pendidikan nasional.

    Menurut Sudjana dalam Sutarto (2007: 34) mendeskripsikan sistem pendidikan nasional mempunyai dua Sub sistem yaitu sub sistem pendidikan formal in school education kedua subsistem pendidikan nonformal dan informal out of school education. Kedua subsistem itu saling menopang satu sama lain dan mempunyai kedudukan yang sejajar. Subsistem pendidikan formal persekolahan melayani semua bentuk pendidikan formal yang berada di lingkungan sekolah sedangkan subsistem pendidikan nonformal menyelenggarakan semua bentuk kegiatan pendidikan nonformal dan pendidikan informal yang berlangsung di lingkungan keluarga dan juga masyarakat.

    Walaupun berbeda lingkungan kedua subsistem pendidikan tersebut satu sama lain saling melengkapi saling menambah dan saling mengganti. Walaupun operasional kerjanya sendiri-sendiri namun berada dalam satu koordinasi untuk meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia dalam bidang pengetahuan pengalaman dan keterampilan sikap serta pula pemikirannya.

    Berdasarkan diagram sistem pendidikan nasional di atas, sistem pendidikan nasional ini diterapkan di Indonesia secara efektif menjelang tahun

    1970-an dalam masyarakat terasa adanya kesenjangan pendidikan dengan kebutuhan masyarakat, seperti diuraikan dalam pernyataan berikut:

    • Bahwa sistem pendidikan dewasa ini tidak sesuai sebagaimana seperti yang diharapkan menyiapkan tenaga muda untuk hidup dan penghidupan peningkatan kualitas dan kuantitas sekolah tidak akan membantu memecahkan masalah kekurangan tenaga kerja.
    • Bahkan lebih dari itu sistem sekolah memperlebar jurang antara yang kaya dan yang miskin perbaikan sistem sekolah hanya menguntungkan mereka yang sudah mendapat kesempatan sekolah sedangkan di luar nya masih berjuta-juta anak yang menunggu kesempatan ini.
    • Oleh karena itu negara-negara yang berkembang pada khususnya hendaknya lebih berani mencari alternatif alternatif dari sistem pendidikan yang ada khususnya dalam apa yang dikatakan pendidikan nonformal.
    • Bahwa dalam hubungannya dengan pendidikan formal dan pendidikan nonformal satu hal yang pasti bahwa di negara-negara yang sedang berkembang akan terlalu mahal untuk mempunyai dua sistem tersebut secara terpisah melainkan harus diusahakan satu sistem tunggal.
    • Dewasa ini terasa betapa tidak tentunya hubungan antara pendidikan dan strategi pembangunan antara pendidikan dan kesempatan kerja.

    Di samping itu sistem ini juga dipahami oleh suatu pandangan bahwa kebijaksanaan pendidikan di masa yang akan datang hendaknya didasarkan kepada asas pendidikan seumur hidup sekali pun seseorang telah menyelesaikan pendidikan formal.

    Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 menegaskan mengenai sistem pendidikan nasional bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat oleh karenanya pendidikan dimaknai sebagai tanggung jawab bersama antara keluarga masyarakat dan juga pemerintah.

    Menurut Napitulu dalam Sutarto (2007: 36) mengungkapkan bahwa asas pendidikan seumur hidup ini juga dipakai sebagai landasan konsep kerja oleh Direktorat Pendidikan Masyarakat. Ditegaskan bahwa ada tiga pandangan pokok yang melandasi sistem pendidikan nasional di Indonesia:

    1. bahwa pendidikan itu berlangsung seumur hidup, lifelong education itu berarti bahwa usaha pendidikan dimulai sejak seorang anak dilahirkan sampai tutup usia. Disamping itu pendidikan Tidak hanya diberikan secara formal di sekolah tetapi pendidikan nonformal di luar sekolah juga memainkan peran yang menentukan. Pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah sama pentingnya karena keduanya merupakan usaha sadar yang dijalankan untuk membantu perkembangan kepribadian dan kemampuan sesama manusia
    2. bahwa tanggung jawab pendidikan ditanggung bersama oleh keluarga masyarakat dan pemerintah. Pemerintah tidak memegang monopoli tetapi bersama-sama dengan keluarga dan masyarakat mengusahakan agar sasaran-sasaran pendidikan dapat dicapai, a. Pengetahuan atau informasi fungsional, b. Keterampilan yang relevan, dan c. Sikap mental pembaharuan dan pembangunan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
    3. pendidikan ini mudah diperlukan untuk pembangunan nasional artinya pembinaan sumber daya manusia secara efektif dan efisien akan mempercepat laju nya pembangunan nasional.

    Pendidikan adalah proses belajar pendidikan dapat dilakukan atau dilaksanakan Kapan dimana dan Oleh siapa saja dan berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan Tidak hanya bisa didapatkan atau diselenggarakan di sekolah tetapi bisa juga didapatkan dalam keluarga dan juga masyarakat. Pendidikan non formal merupakan bentuk pembelajaran yang berlangsung di keluar sekolah atau lingkungan masyarakat yang bersifat fleksibel lebih bebas lebih menarik lebih menyenangkan lebih cepat lebih murah dan lebih fungsional daripada pendidikan formal.

    Adanya pendidikan non-formal merupakan subsistem Pendidikan Nasional. Yang turut membantu membina manusia seutuhnya dan membina pelaksanaan konsep pendidikan seumur hidup atau sepanjang hayat. Untuk itu pendidikan non formal yang bersifat kemasyarakatan kesetaraan keaksaraan dan juga fungsional termasuk kepramukaan latihan-latihan keterampilan dan pemberdayaan masyarakat haruslah dikembangkan dan diperluas dengan memberdayakan akan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia serta pemanfaatan sarana dan prasarana lingkungan.

  • 16 Ciri-ciri dan Karakteristik Pendidikan Nonformal

    16 Ciri-ciri dan Karakteristik Pendidikan Nonformal

    16 Ciri-ciri dan Karakteristik Pendidikan NonformalMenurut Sutarto (2007:12) beberapa ciri dan karakteristik pendidikan nonformal diantaranya adalah sebagai berikut:

    1. Program kegiatannya disesuaikan dengan tuntutan pemenuhan kebutuhan peserta didik yang sifatnya mendesak dan memerlukan pemecahan yang sesegera mungkin.
    2. Materi pelajarannya bersifat praktis pragmatis dengan maksud agar segera dapat dimanfaatkan quickly elding dalam menunjang kehidupan atau pekerjaan sehari-hari.
    3. Waktu belajarnya singkat dalam arti dapat diselesaikan dengan
    4. Tidak banyak menelan biaya dalam arti kegiatan itu bisa dilaksanakan dengan biaya murah namun besar faedahnya.
    5. Tidak mengutamakan kredensial dalam bentuk ijazah ataupun sertifikat yang terpenting adalah bisa diperolehnya peningkatan dalam pengetahuan dan keterampilan.
    6. Dalam pendidikan nonformal Ini masalahnya usia peserta didik tidak begitu dipersoalkan demikian pula dengan jenis kelaminnya.
    7. Pendidikan non-formal tidak mengenal kelas atau tingkatan secara kronologis kalaupun ada penjenjangan tidak seketat seperti dalam pendidikan formal.
    8. Program kegiatannya dilaksanakan secara terencana teratur dan sengaja namun penyelenggaraannya lebih luas dengan mempertimbangkan kesempatan peserta didik.
    9. Suasana belajar yang saling belajar dan saling membelajarkan di antara peserta didik.
    10. Tujuan pembelajaran dirancang dan diarahkan pada upaya untuk memperoleh lapangan kerja dalam usaha meningkatkan pendapatan dan taraf hidup.
    11. Waktu dan tempat belajar disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik serta lingkungannya.
    12. Kegiatan pendidikan non formal tidak terlalu banyak menuntut Tersedianya prasarana dan sarana belajar yang lengkap di manapun dan dengan peralatan yang sederhana sekalipun program ini sudah dapat dilaksanakan dan diselesaikan.
    13. Pendidikan non-formal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti penambah dan pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat atau seumur hidup.
    14. Pendidikan non-formal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional.
    15. Pendidikan non-formal meliputi pendidikan kecakapan hidup pendidikan kepemudaan pendidikan pemberdayaan perempuan pendidikan keaksaraan serta pendidikan lain ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
    16. Satuan pendidikan non-formal terdiri atas Lembaga Kursus lembaga pelatihan dan kelompok belajar pusat kegiatan belajar masyarakat majelis taklim satuan pendidikan yang sejenis.

    16 Ciri-ciri dan Karakteristik Pendidikan Nonformal

    Dari enam belas ciri ataupun karakteristik pendidikan nonformal yang sudah dijelaskan di atas ada beberapa ciri-ciri pendidikan nonformal dalam penjabaran yang sedikit berbeda yaitu: a. Mempunyai tujuan jangka pendek, dimana pendidikan nonformal menekankan pada kompetensi daripada ijazah, b. Waktu oembelajaran relative singkat, program yang dilaksanakan pendidikan nonformal pada umumnya kurang dari satu tahun, c. Syarat untuk mengikuti program pendidikan nonformal didasarkan pada kebutuhan, minat dan kesematan,

    Kurikulum yang digunakkan adalah kurikulum yang mengacu pada kebutuhan yang dibutuhkan peserta didik, e. Program pembelajaran bervariasi, f. Proses pembelajaran dalam program pendidikan nonformal berpusat pada peserta didik yang dilaksanakan di dalam lingkungan masyarakat dan lembaga serta biasanya dikaitkan dengan kehidupan peserta didik di lingkungan masyarakat tersebut,

    Hasil belajar dari kegiatan pembelajaran program pendidikan nonformal pada umumnya langsung diterapkan di lingkungan pekerjaan atau di lingkungan masyarakat, h. Pengawasan atau yang biasa dikenal supervisi dalam program pendidikan nonformal dilakukan oleh pelaksana program dan peserta didik sedangkan dalam pembinaan program biasanya dilakukan secara demokratik.

  • Pengertian Pendidikan Nonformal Adalah

    Pengertian Pendidikan Nonformal Adalah

    Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang diselenggarakan di luar sistem pendidikan persekolahan yang berorientasi pada pemberian layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang karena suatu hal tidak dapat mengikuti pendidikan formal di sekolah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nonformal menyatakan bahwa pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang membutuhkan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan juga pelengkap pendidikan formal dalam upaya mendukung pendidikan seumur hidup.

    Menurut Syamsi (2010) dalam jurnalnya yang berjudul Pendidikan Luar Sekolah Sebagai Pemberdaya Dalam Masyarakat menyatakan bahwa pendidikan luar sekolah adalah suatu institusi pendidikan yang bergerak dan bekerja di luar sistem persekolahan formal dalam masyarakat.Pendidikan luar sekolah harus mampu melebur dalam masyarakat agar dapat memberdayakan masyarakat terutama kelompok pengangguran perkotaan, agar dapat mengejar ketertinggalan- ketertinggalan dengan masyarakat lain. Pendidikan nonformal diselenggarakan di luar sistem sekolah berlangsung seumur hidup dijalankan dengan sengaja teratur dan berencana yang memiliki tujuan untuk mengaktualisasikan potensi manusia secara maksimal yang gemar melakukan belajar mengajar dan mampu meningkatkan taraf hidupnya maka dari itu pendidikan non-formal dapat diartikan sebagai aktivitas pendidikan yang terorganisir di luar sistem sekolah formal yang dimaksudkan untuk melayani aktivitas dan tujuan belajar masyarakat (Napitupulu dalam Sutarto 2007: 9).

    Menurut Coombs dalam Sutarto (2007: 10) mendeskripsikan program yang diselenggarakan melalui jalur pendidikan nonformal bertujuan untuk melayani beragam kebutuhan masyarakat yang dikarenakan sesuatu hal tidak memperoleh kesempatan belajar di sekolah formal kebutuhan belajar yang dimaksudkan disini mencakup kesehatan nutrisi keluarga berencana dan kebutuhan lain untuk memperbaiki kehidupan keluarga mengembangkan sikap positif dan watak personal meningkatkan produktivitas ekonomi pendapatan keluarga kesempatan pekerjaan dan memperkuat institusi keswadayaan pengaturan diri atau self government juga partisipasi masyarakat sementara itu sasaran pendidikan nonformal mencakup bayi anak usia dini remaja pemuda orang dewasa dan orang tua. Pendidikan non formal merupakan jalur pendidikan yang ditujukan untuk melayani kebutuhan masyarakat yang karena suatu hal tidak memperoleh kesempatan Mengikuti pendidikan di sekolah formal implementasi konsep pendidikan non-formal dapat berupa aktivitas pendidikan yang terorganisir ataupun tidak dan terdapat di dalam lembaga atau tidak.

    Pendidikan nonformal telah hidup lama dan menyatu di kehidupan setiap masyarakat sebelum adanya pendidikan formal atau Jauh sebelum muncul dan memasyarakatkan sistem pendidikan persekolahan. Awal berdirinya pendidikan non-formal berbentuk pondok pesantren yang pada proses pembelajarannya diarahkan pada pengembangan potensi pengetahuan sikap dan keterampilan serta nilai-nilai keagamaan dan pengembangan nilai-nilai moral peserta didik. Pelayanan yang diberikan pendidikan nonformal misalnya dalam bentuk pengetahuan keterampilan dan sikap mental yang relevan dan fungsional agar mereka mampu meningkatkan mutu dan taraf hidup serta mampu berpartisipasi aktif positif dan kreatif dalam pembaharuan dan pembangunan negara/ bangsa berdasarkan Pancasila dan undang-undang 1945 (Napitupulu dalam Sutarto, 2017: 12).

    Pendidikan nonformal dapat dikatakan selalu berurusan dengan usaha bimbingan pembinaan dan pengembangan warga masyarakat yang mengalami keterlantaran pendidikan dari keadaan yang kurang tahu menjadi tahu dari kurang terampil menjadi terampil dan dari kurang melihat ke masa depan menjadi seorang yang memiliki sikap mental pembaruan dan pembangunan.

    Program-program yang terdapat dalam pendidikan nonformal selalu di dalamnya berisi kegiatan untuk mengubah sikap mental dan pola berpikir warga masyarakat dari apa yang ada sekarang Ini kearah apa yang seharusnya ada menyadarkan orang untuk memahami keadaan dirinya agar ia bisa mengaktualisasikan diri tanpa bantuan orang lain dengan semboyan Help the people to help them s selves. Dalam upaya untuk memperoleh lapangan pekerjaan dan untuk meningkatkan pendapatan.

    Pendidikan nonformal mempunyai konsep dasar yang berkaitan erat di dalam masyarakat. Konsep dasar merupakan suatu kerangka umum untuk menganalisis suatu fenomena-fenomena pendidikan yang terjadi di lingkungan. Dengan demikian dalam pembahasan ini maka diperlukan pemahaman mengenai konsep dasar pendidikan nonformal yang terjadi di lingkungan masyarakat. Beberapa penjelasan yang membahas mengenai konsep dasar pendidikan nonformal menurut Marzuki dalam Husein (2016: 15) diantaranya adalah:

    Konsep Dasar yang Pertama Pendidikan Nonformal

    pendidikan dipadang sebagai kegiatan atau proses belajar yang dilaksanakan seumur hidup atau biasa dikenal dengan proses belajar sepanjang hayat. Pendidikan seumur hidup merupakan usaha sadar manusia untuk meningkatkan potensi diri atau orang lain selama mereka masih hidup. Dalam meningkatkan ataupun mengembangkan potensi seharusnya tidak hanya terfokus pada bidang akademik atau perolehan pengetahuan saja namun juga harus diseimbangkan dengan peningkatan pembelajaran non akademik atau pengembangan keterampilan dimana mengedepankan praktek daripada teori.

    Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berkelanjutan dimulai sejak bayi atau usia dini hingga manusia dewasa hingga tutup usia. Dalam hubungan tersebut, Philips H Coombs mengklarifikasikan tiga metode pendidikan yaitu pendidikan formal, pendidikan informal, dan pendidikan nonformal.

    Pendidikan nonformal merupakan kegiatan pendidikan yang diorganisir di luar sistem pendidikan formal apakah berfungsi secara terpisah atau sebagai komponen dari kegiatan pendidikan yang lebih luas dan dirancang untuk melayani sasaran dan tujuan pendidikan yang berlangsung di lingkungan masyarakat.

    Konsep Dasar yang Kedua Pendidikan Nonformal

    Konsep dasar pendidikan nonformal yang kedua adalah mengenai kebutuhan belajar yang harus diketahui dan dapat diajarkan oleh anak- anak sebelum mereka merasa bertanggung jawab sebagai orang dewasa. Setiap anak berhak mendapatkan pengetahuan dan juga keterampilan serta sikap yang baik untuk menjadi manusia dewasa yang mempunyai kualitas.

    Konsep Dasar yang Ketiga Pendidikan Nonformal

    Setiap manusia pastilah memerlukan layanan pendidikan dalam proses tumbuh dan menjalankan kehidupan di dalam masyarakat. Perjalanan manusia menuju proses tumbuh dewasa tentulah melalui beberapa tahapan yaitu mulai dari manusia usia balita kemudian masa kanak-kanak dimana pada masa kanak-kanak ini berada pada usia 6 hingga 12 tahun dan pada masa ini membutuhkan kebutuhan memperoleh pendidikan pada tingkatan sekolah dasar baru setelah itu menuju masa remaja pada usia 13 hingga 18 tahun yang dimana pada usia ini manusia membutukan pemenuhan kebutuhan pada tingkatan sekolah menengah, lalu tahap selanjutnya adalah pada tahap pascaremaja atau dewasa yang terjadi pada usia 19 hingga 24 tahun yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan pendidikan tinggi atau kebutuhan sekolah menengah, pada masa itu merupakan masa dimana anak berada pada masa persiapan maupun perencanaan untuk memenuhi kebutuhan belajar khususnya di daerah pedesaan yang masih relative belum tersentuk moderenisasi, terutama di Negara berkembang.

    Konsep Dasar yang Keempat Pendidikan Nonformal

    Dalam konsep dasar keempat ini dijelaskan mengenai peran pendidikan dalam pemberdayaan dan pembangunan masyarakat pedesaan. Sebagian Negara sedang berkembang dapat ditandai dengan memiliki ciri masih kesulitan ekonomi dan juga memiliki dualism sosial, yang dimaksud dengan dualism ini yaitu dualism diantara sector perkotaan yang modern dan sektor pedesaan yang masih tradisional. Meskipun dalam perencanaan nasional prioritas diletakkan pada pembangunan pedesaan, kenyataanya hampir seluruh Negara berkembang memprioritaskan anggaran dana untuk pembangunan pada pembangunan perkotaan dengan mendasarkan diri pada teori bahwa kemajuan di kota akan memberikan dampak juga bagi pedesaan atau dapat juga diartikan progress in the cities would eventually trickle down to the rural areas. Pada kenyataanya teori tersebut justru tidak berdampak cukup baik dan pesat bahkan justru menumbulkan kesenjangan antara desa dan kota.

    Pemahaman yang lebih luas mengeni pembangunan pada wilayah pedesaan yang mengedepankan perubahan, bukan hanya bersangkutan mengeni metode berproduksi dan lembaga ekonomi lainya, melainkan juga harus memperhatikan mengenai infrastruktur sosial, politik dan transformasi hubungan antara manusia serta dengan peluang-peluang lainya.

    Dengan demikian tujuan pembangunan sektor pedesaan berkembang bersama dengan meningkatkan produksi dan pendapatan termasuk juga memperluas kesempatan kerja, pemerataan pendapatan, land reform, peningkatan pada bidang pendidikan yang merata, kesehatan masyarakat yang baik, pemberantasan kemiskinan dan peningkatan keadilan sosial. Pembangunan pedesaan yang dapat dinyatakan berhasil haruslah memerlukan spekulasi yang sangat beragam dan spesialisasi pendidikan dalam berbagai dimensi seperti pertanian, industri kecil, perdagangan, kesehatan dan berbagai aspek lainya yang ikut serta dapat mendukung keberhasilan pembangunan pada wilayah pedesaan.

    Berdasarkan penjabaran di atas harus ditekankan disini adalah bahwa pendidikan saja dengan tanpa adanya faktor dimensi lainya tidalkah cukup untuk menunjang keberhasilan dalam pembangunan di wilayah pedesaan. Pembangunan pedesaan tidak harus dipandang sebagai sesuatu yang terisolasi dari pembangunan nasional.

    Apabila pembangunan pedesaan berhasil maka akan menimbulkan dampak juga pada pembagian pekerjaan yang lebih besar dan tipe pekerjaan baru yang memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang baru. Jika pendidikan dapat menjadi faktor keberhasilan pembangunan desa maka kedepanya lingkaran buta aksara dan juga penyakit serta kemiskinan akan berkurang.

  • Apa itu pendidikan non formal ?

    Apa itu pendidikan non formal ?

    Pendidikan nonformal adalah jenis pendidikan yang berbeda dari pendidikan formal yang biasanya terjadi di sekolah atau lembaga pendidikan formal lainnya. Pendidikan nonformal tidak memiliki struktur yang terstruktur dan teratur seperti dalam pendidikan formal. Ini berfokus pada pembelajaran dan pengembangan keterampilan di luar lingkungan sekolah formal. Pengertian Pendidikan Non Formal, Manfaat, Konsep, Pentingnya Dan Contohnya

    Berikut beberapa karakteristik penting dari pendidikan nonformal:

    Tidak terikat oleh kurikulum formal: Pendidikan nonformal tidak mengikuti kurikulum formal yang ditentukan oleh sistem pendidikan formal. Alih-alih, fokusnya adalah pada kebutuhan dan minat individu serta pengembangan keterampilan khusus.

    pendidikan nonformal tidak terikat oleh kurikulum formal yang ditentukan oleh sistem pendidikan formal. Kurikulum formal diatur dan ditentukan oleh lembaga pendidikan formal seperti sekolah atau perguruan tinggi, sedangkan pendidikan nonformal memiliki fleksibilitas yang lebih besar dalam menyesuaikan program pembelajaran dengan kebutuhan dan minat individu. Dalam pendidikan nonformal, program pembelajaran dapat dirancang untuk memenuhi kebutuhan khusus individu atau kelompok tertentu. Ini bisa berarti mengembangkan keterampilan spesifik, memperluas pengetahuan dalam bidang tertentu, atau memberikan pendidikan lanjutan dalam area yang diminati oleh individu. Karena tidak ada kurikulum formal yang harus diikuti, pendidikan nonformal dapat dengan cepat menyesuaikan program pembelajaran dengan perkembangan dan perubahan dalam masyarakat dan kebutuhan individu. Contoh konkret dari pendidikan nonformal yang berfokus pada kebutuhan dan minat individu adalah kursus-kursus pelatihan keterampilan seperti kursus komputer, kursus bahasa asing, atau kursus seni dan kerajinan. Individu dapat memilih program-program ini berdasarkan minat dan kebutuhan mereka sendiri, dan pembelajaran akan difokuskan pada pengembangan keterampilan khusus yang diinginkan. Pendidikan nonformal memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam hal program pembelajaran, metode pengajaran, dan penyesuaian individu. Hal ini memungkinkan pendidikan yang lebih relevan dan terfokus pada kebutuhan dan minat individu, yang dapat meningkatkan motivasi, partisipasi, dan hasil pembelajaran.

    Fleksibel dalam waktu dan tempat: Pendidikan nonformal tidak terikat pada jadwal atau tempat tertentu. Kegiatan pendidikan nonformal dapat dilakukan di luar jam sekolah, di malam hari, akhir pekan, atau di lokasi yang tidak terkait dengan lembaga pendidikan formal seperti pusat komunitas, organisasi sukarela, atau tempat kerja.

    pendidikan nonformal memiliki fleksibilitas dalam hal waktu dan tempat. Berbeda dengan pendidikan formal yang mengikuti jadwal yang ditentukan dan terbatas pada lingkungan sekolah atau lembaga pendidikan formal, pendidikan nonformal dapat dilakukan di luar jam sekolah, di malam hari, akhir pekan, atau di lokasi yang tidak terkait dengan lembaga pendidikan formal. Fleksibilitas waktu dalam pendidikan nonformal memungkinkan individu untuk mengakses pembelajaran tanpa harus mematuhi jadwal yang ketat. Ini dapat menjadi solusi bagi mereka yang memiliki keterbatasan waktu atau yang memiliki pekerjaan penuh waktu. Kegiatan pendidikan nonformal dapat dijadwalkan pada waktu yang paling sesuai dengan peserta, memungkinkan mereka untuk tetap berpartisipasi dalam pembelajaran meskipun memiliki kewajiban lain di luar pendidikan. Selain fleksibilitas waktu, pendidikan nonformal juga dapat dilakukan di berbagai tempat yang tidak terkait dengan lembaga pendidikan formal. Ini bisa mencakup pusat komunitas, organisasi sukarela, tempat kerja, perpustakaan, atau tempat-tempat umum lainnya. Melalui pendidikan nonformal, individu dapat belajar dan mengembangkan keterampilan di lingkungan yang lebih santai dan terbuka, yang mungkin lebih sesuai atau nyaman bagi mereka. Fleksibilitas dalam waktu dan tempat pendidikan nonformal memberikan aksesibilitas yang lebih besar kepada individu yang tidak dapat mengikuti pendidikan formal karena keterbatasan waktu, jarak, atau keterbatasan lainnya. Ini juga memungkinkan pembelajaran yang lebih terjangkau dan terjangkau, karena tidak ada keterbatasan geografis atau infrastruktur yang harus diatasi.

    Beragam metode pembelajaran: Pendidikan nonformal menggunakan beragam metode pembelajaran yang lebih terlibat secara praktis dan interaktif. Ini dapat mencakup lokakarya, pelatihan, kegiatan lapangan, kursus singkat, bimbingan, diskusi kelompok, dan lain sebagainya.

    dalam pendidikan nonformal, digunakan beragam metode pembelajaran yang lebih terlibat secara praktis dan interaktif. Pendekatan ini bertujuan untuk membuat pembelajaran lebih menarik, relevan, dan terkait dengan kehidupan nyata. Beberapa metode pembelajaran yang sering digunakan dalam pendidikan nonformal antara lain:

    1. Lokakarya: Lokakarya melibatkan peserta dalam pengalaman belajar praktis di bawah bimbingan instruktur. Peserta aktif terlibat dalam kegiatan praktis, diskusi, dan latihan yang relevan dengan topik yang sedang dipelajari.
    2. Pelatihan: Pelatihan dalam pendidikan nonformal bertujuan untuk mengembangkan keterampilan khusus. Ini bisa berupa pelatihan keterampilan teknis, pelatihan profesional, atau pelatihan kepemimpinan. Metode pelatihan meliputi pembelajaran berbasis proyek, simulasi, permainan peran, dan latihan praktis.
    3. Kegiatan lapangan: Kegiatan lapangan melibatkan peserta dalam eksplorasi dan pengamatan langsung di luar ruangan. Ini dapat mencakup kunjungan ke tempat-tempat terkait, seperti museum, laboratorium, situs bersejarah, atau alam terbuka. Peserta dapat belajar melalui observasi, interaksi dengan lingkungan, dan eksperimen langsung.
    4. Kursus singkat: Kursus singkat adalah program pendek yang berfokus pada topik khusus. Mereka menyediakan informasi dan keterampilan yang terkonsentrasi dalam waktu singkat. Kursus ini dapat mencakup kuliah, diskusi, demonstrasi, dan latihan praktis.
    5. Bimbingan: Bimbingan melibatkan pendampingan individu atau kelompok kecil oleh seorang mentor atau fasilitator. Bimbingan dapat membantu peserta dalam pengembangan keterampilan, pemecahan masalah, peningkatan motivasi, atau pemahaman mendalam tentang topik tertentu.
    6. Diskusi kelompok: Diskusi kelompok melibatkan peserta dalam pertukaran gagasan, pendapat, dan pengalaman. Diskusi ini memfasilitasi pembelajaran kolaboratif, pemecahan masalah, dan pemikiran kritis. Peserta dapat belajar satu sama lain melalui dialog dan refleksi bersama.

    Metode pembelajaran dalam pendidikan nonformal dirancang untuk meningkatkan keterlibatan dan partisipasi aktif peserta. Dengan pendekatan yang lebih praktis dan interaktif, pembelajaran menjadi lebih berarti dan relevan bagi peserta, memungkinkan mereka untuk mengaitkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari mereka.

    Mengakomodasi kebutuhan khusus: Pendidikan nonformal dapat dirancang untuk memenuhi kebutuhan khusus atau memperoleh keterampilan tertentu, seperti pelatihan kerja, kursus bahasa, keterampilan teknis, keterampilan hidup, atau pendidikan lanjutan untuk orang dewasa.

    pendidikan nonformal dapat mengakomodasi kebutuhan khusus individu atau kelompok tertentu. Salah satu kelebihan pendidikan nonformal adalah fleksibilitasnya dalam merancang program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan khusus tersebut. Beberapa contoh kebutuhan khusus yang dapat diakomodasi dalam pendidikan nonformal meliputi:

    1. Pelatihan kerja: Program pelatihan kerja dalam pendidikan nonformal dirancang untuk membekali peserta dengan keterampilan dan pengetahuan yang relevan untuk memasuki atau meningkatkan kemampuan di pasar kerja. Ini dapat mencakup pelatihan keterampilan teknis seperti pemrograman komputer, pengelasan, desain grafis, atau keterampilan kerajinan tangan.
    2. Kursus bahasa: Pendidikan nonformal juga dapat menyediakan kursus bahasa untuk individu yang ingin mempelajari bahasa asing atau meningkatkan kemampuan berbahasa. Kursus bahasa ini dapat dirancang untuk berbagai tingkatan kemampuan, mulai dari pemula hingga mahir, dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan peserta.
    3. Keterampilan teknis: Program pendidikan nonformal dapat menyediakan pelatihan khusus dalam keterampilan teknis seperti pengoperasian peralatan, pemeliharaan mesin, teknik pertanian, atau keterampilan konstruksi. Ini membantu individu memperoleh keterampilan yang dibutuhkan dalam industri tertentu atau sektor pekerjaan.
    4. Keterampilan hidup: Pendidikan nonformal juga dapat fokus pada pengembangan keterampilan hidup yang penting, seperti keterampilan manajemen waktu, keterampilan komunikasi, keterampilan kepemimpinan, atau keterampilan keuangan pribadi. Ini membantu individu mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi tantangan dalam kehidupan sehari-hari.
    5. Pendidikan lanjutan untuk orang dewasa: Pendidikan nonformal juga menyediakan kesempatan pendidikan lanjutan bagi orang dewasa yang ingin memperoleh pengetahuan baru, mengembangkan keterampilan, atau meningkatkan pendidikan mereka. Ini dapat mencakup program-program seperti pendidikan tinggi nonformal, kursus-kursus lanjutan, atau pelatihan profesional.

    Dengan mengakomodasi kebutuhan khusus ini, pendidikan nonformal memberikan kesempatan kepada individu untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan pemahaman yang spesifik sesuai dengan minat, kebutuhan, dan tujuan mereka. Hal ini memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam memenuhi kebutuhan pendidikan dan pengembangan pribadi.

    Peningkatan kemampuan dan pengetahuan: Tujuan utama pendidikan nonformal adalah untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan individu dalam berbagai bidang tanpa memberikan sertifikat atau gelar formal.

    peningkatan kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan individu adalah salah satu tujuan utama pendidikan nonformal. Meskipun tidak memberikan sertifikat atau gelar formal seperti pendidikan formal, pendidikan nonformal bertujuan untuk memberikan pembelajaran yang bermanfaat dan relevan untuk perkembangan individu. Beberapa aspek terkait dengan peningkatan kemampuan dan pengetahuan dalam pendidikan nonformal adalah sebagai berikut:

    1. Peningkatan keterampilan: Pendidikan nonformal menekankan pada pengembangan keterampilan praktis dan relevan. Program-program pendidikan nonformal dirancang untuk membantu individu memperoleh keterampilan baru atau meningkatkan keterampilan yang sudah dimiliki. Ini bisa berupa keterampilan teknis, keterampilan bahasa, keterampilan hidup, atau keterampilan sosial. Melalui pendidikan nonformal, individu dapat memperluas kemampuan mereka dalam berbagai bidang.
    2. Peningkatan pengetahuan: Pendidikan nonformal juga bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan individu di berbagai bidang. Program-program pendidikan nonformal dapat memberikan akses kepada individu untuk memperoleh pengetahuan baru atau mendalam tentang topik tertentu yang diminati. Ini bisa mencakup pengetahuan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, budaya, sejarah, atau topik lainnya yang relevan.
    3. Pengembangan kecakapan: Pendidikan nonformal juga berfokus pada pengembangan kecakapan individu. Selain keterampilan dan pengetahuan, kecakapan seperti pemecahan masalah, kreativitas, pemikiran kritis, kerja tim, dan komunikasi efektif juga dapat ditingkatkan melalui pendidikan nonformal. Ini membantu individu dalam menghadapi tantangan dan mempersiapkan mereka untuk kesuksesan di berbagai aspek kehidupan.
    4. Pembelajaran sepanjang hayat: Pendekatan pendidikan nonformal mendukung konsep pembelajaran sepanjang hayat. Ini berarti individu dapat terus belajar dan mengembangkan diri mereka sepanjang hidup mereka, tanpa batasan usia atau tahap pendidikan tertentu. Dalam pendidikan nonformal, orang dewasa juga memiliki kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka, mengikuti minat mereka, dan terus berkembang sebagai individu.

    Meskipun tidak memberikan sertifikat atau gelar formal, pendidikan nonformal memberikan nilai tambah dalam bentuk peningkatan kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan individu. Hal ini dapat memberikan keuntungan dalam karir, kehidupan pribadi, dan keterlibatan dalam masyarakat.

    Contoh pendidikan nonformal termasuk kursus musik, les tari, pelatihan keterampilan teknis, lokakarya pengembangan pribadi, program pendidikan bagi orang dewasa, program pelatihan kerja, dan sejenisnya.

    Pendidikan nonformal melengkapi pendidikan formal dan dapat menjadi sarana penting untuk pembelajaran sepanjang hayat dan pengembangan individu di luar lingkungan pendidikan formal.

  • Jurnal Terbit – Edisi Terbaru LIFELONG EDUCATION JOURNAL Vol 3 No 1 (2023): April

    Jurnal Terbit – Edisi Terbaru LIFELONG EDUCATION JOURNAL Vol 3 No 1 (2023): April

    Jurnal Terbit – Edisi Terbaru LIFELONG EDUCATION JOURNAL Vol 3 No 1 (2023): April Kami dengan senang hati mengumumkan terbitnya edisi terbaru Jurnal Penelitian Ilmiah dalam Bidang XYZ. Edisi ini berisi berbagai artikel penelitian yang relevan Jurnal LIFELONG EDUCATION JOURNAL adalah jurnal peer-review yang didedikasikan untuk pertukaran hasil penelitian berkualitas tinggi di semua aspek pendidikan Nonformal meliputi:

    1. Pengembangan sosial dan pembangunan masyarakat
    2. Pendidikan orang dewasa (andragogi)
    3. Pendidikan berbasis keluarga (pengasuhan anak, gender, pendidikan anak usia dini, kelompok bermain, homeschooling)
    4. Pendidikan kecakapan hidup dan keterampilan kerja (kursus dan pelatihan)
    5. Pendidikan kepemudaan
    6. Pendidikan keaksaraan (melek huruf, literasi)
    7. Pemberdayaan masyarakat
    8. Kewirausahaan sosial
    9. Bimbingan dan konseling komunitas

    Jurnal Lifelong Education Journal (LEJ) adalah jurnal peer-review yang didedikasikan untuk pertukaran hasil penelitian berkualitas tinggi di semua aspek pendidikan Nonformal meliputi: Fokus dan Ruang Lingkup,  ISSNe 2776-785X ,OAILOCKSSterbit secara berkala sebanyak dua kali dalam setahun yaitu bulan April dan bulan Oktober Tertarik menerbitkan jurnal? Kami merekomendasikan Anda mereview halaman Tentang Kami untuk kebijakan bagian jurnal serta Petunjuk Penulis . Penulis perlu Mendaftar dengan jurnal sebelum menyerahkan atau jika sudah terdaftar login dan mulai proses

    Jurnal ini tersedia secara online dan dapat diakses melalui situs web kami di https://journal.imadiklus.or.id/index.php/lej/issue/view/6 . Kami juga mengundang para peneliti, mahasiswa, dan praktisi yang tertarik untuk berkontribusi dengan artikel penelitian orisinal mereka dalam bidang pendidikan non formal untuk edisi mendatang.

    Terima kasih kepada semua penulis, mitra, dan staf editorial yang telah berkontribusi untuk membuat edisi ini menjadi kenyataan. Kami berharap bahwa publikasi ini akan memberikan manfaat dan kontribusi yang berharga bagi komunitas akademik dan ilmiah.

  • Pendidikan Luar Sekolah: Pengertian, Contoh Dan Prospek

    Pendidikan Luar Sekolah: Pengertian, Contoh Dan Prospek

    Pendidikan luar sekolah adalah bentuk pendidikan yang berada di luar lingkungan sekolah formal, dan dapat terjadi di berbagai tempat, waktu, dan bentuk. Pendidikan luar sekolah meliputi berbagai jenis pendidikan, seperti pendidikan formal, nonformal, dan informal.

    Pendidikan formal adalah jenis pendidikan yang diatur oleh pemerintah dan dilaksanakan di sekolah, seperti pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi. Sedangkan pendidikan nonformal adalah jenis pendidikan yang tidak diatur oleh pemerintah dan biasanya dilaksanakan di luar lingkungan sekolah formal, seperti kursus, pelatihan kerja, dan workshop.

    Sementara itu, pendidikan informal adalah pendidikan yang terjadi secara tidak terstruktur dan tidak direncanakan, biasanya melalui pengalaman sehari-hari, seperti pembelajaran dari pengalaman sosial, budaya, dan lingkungan sekitar.

    Pendidikan luar sekolah memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas hidup seseorang, karena dapat memberikan kesempatan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang tidak bisa didapatkan melalui pendidikan formal di sekolah.

    Contoh Pendidikan Luar Sekolah

    Berikut adalah beberapa contoh pendidikan luar sekolah:

    1. Kursus Bahasa: Kursus bahasa adalah contoh umum dari pendidikan luar sekolah. Kursus bahasa dapat membantu seseorang memperoleh kemampuan bahasa asing baru dan membuka kesempatan baru di bidang karir atau studi.
    2. Pelatihan Kerja: Pelatihan kerja seperti kursus komputer, pelatihan keahlian khusus, atau pelatihan kewirausahaan juga merupakan contoh pendidikan luar sekolah yang populer. Pelatihan ini membantu seseorang memperoleh keterampilan yang diperlukan untuk memulai karir atau meningkatkan keterampilan dalam pekerjaan yang sudah dijalani.
    3. Workshop dan Seminar: Workshop dan seminar sering kali diadakan untuk membahas topik tertentu, seperti kepemimpinan, kewirausahaan, atau teknologi. Workshop dan seminar memberikan kesempatan bagi peserta untuk memperoleh pengetahuan baru, berbagi pengalaman, dan memperluas jaringan sosial.
    4. Museum dan Pusat Sains: Museum dan pusat sains menawarkan pengalaman belajar yang menarik bagi anak-anak dan orang dewasa. Mereka dapat memperoleh pengetahuan tentang sejarah, seni, sains, dan teknologi melalui tampilan interaktif dan program edukatif yang menarik.
    5. Perpustakaan: Perpustakaan menyediakan akses ke berbagai sumber daya pendidikan seperti buku, majalah, jurnal, dan database. Perpustakaan juga sering kali menyelenggarakan acara dan program untuk membantu orang memperoleh pengetahuan baru dan meningkatkan keterampilan mereka.
    6. Program Volunter: Program voluntir seperti pelayanan masyarakat, program pengabdian masyarakat, dan program sukarelawan lainnya, dapat membantu peserta memperoleh pengalaman dan keterampilan baru serta memperluas jaringan sosial mereka sambil memberikan manfaat positif bagi masyarakat.

    Apa Yang Dipelajari Di Pendidikan Luar Sekolah?

    Berikut ini beberapa contoh pendidikan luar sekolah:

    1. Kursus bahasa: Kursus bahasa dapat membantu seseorang mempelajari bahasa baru yang dapat berguna dalam karir atau studi, serta memperluas cakupan budaya dan pengalaman global.
    2. Pelatihan keahlian khusus: Pelatihan keahlian khusus, seperti kursus keterampilan pengolahan data, pelatihan fotografi, atau pelatihan keamanan siber, dapat membantu seseorang memperoleh keterampilan khusus yang dapat meningkatkan peluang karir mereka.
    3. Program sertifikasi: Program sertifikasi, seperti program sertifikasi keuangan atau sertifikasi pengembangan web, dapat membantu seseorang memperoleh keterampilan dan kredensial yang diakui di bidang tertentu.
    4. Pelatihan kewirausahaan: Pelatihan kewirausahaan dapat membantu seseorang memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memulai bisnis sendiri atau mengembangkan usaha yang sudah ada.
    5. Workshop dan seminar: Workshop dan seminar dapat membantu seseorang memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam topik tertentu, seperti kepemimpinan, manajemen proyek, atau pengembangan karir.
    6. Program sukarelawan: Program sukarelawan, seperti program pelayanan masyarakat atau program bantuan krisis, dapat membantu seseorang memperoleh pengalaman dan keterampilan baru sambil memberikan manfaat positif bagi masyarakat.
    7. Program belajar mandiri: Program belajar mandiri, seperti program online atau program pembelajaran jarak jauh, dapat membantu seseorang memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru tanpa harus mengikuti kelas fisik di sebuah institusi pendidikan.

    Prospek Pendidikan Luar Sekolah

    Pendidikan luar sekolah memiliki prospek yang baik di masa depan karena adanya perubahan paradigma pembelajaran yang semakin menekankan pada pembelajaran seumur hidup (lifelong learning). Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prospek pendidikan luar sekolah di masa depan, antara lain:

    1. Kemajuan teknologi: Kemajuan teknologi yang semakin pesat memberikan peluang bagi pendidikan luar sekolah untuk memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran, seperti pembelajaran online dan kelas virtual. Hal ini akan memungkinkan akses pendidikan luar sekolah lebih mudah dan lebih luas.
    2. Tuntutan dunia kerja: Dunia kerja yang semakin kompetitif menuntut seseorang memiliki keterampilan dan pengetahuan yang terus berkembang. Pendidikan luar sekolah dapat membantu individu memperoleh keterampilan baru yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja.
    3. Perkembangan masyarakat: Perkembangan masyarakat yang semakin kompleks memerlukan seseorang untuk memiliki pemahaman dan pengetahuan yang luas. Pendidikan luar sekolah dapat membantu individu memperoleh pemahaman dan pengetahuan yang diperlukan untuk menghadapi perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
    4. Globalisasi: Globalisasi membuka peluang bagi seseorang untuk memperoleh pengalaman dan pengetahuan baru melalui pertukaran budaya dan pengalaman. Pendidikan luar sekolah dapat membantu individu memanfaatkan peluang ini melalui program pertukaran pelajar dan studi di luar negeri.

    Dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan yang semakin kompleks, pendidikan luar sekolah dapat menjadi alternatif yang baik untuk memperoleh keterampilan dan pengetahuan baru. Oleh karena itu, prospek pendidikan luar sekolah di masa depan sangat menjanjikan.

  • Begini Cara Mudah Merayakan Hari Perempuan

    Begini Cara Mudah Merayakan Hari Perempuan

    Begini Cara Mudah Merayakan Hari Perempuan Hari Perempuan atau yang biasa dikenal sebagai International Women’s Day (IWD), dirayakan setiap tanggal 8 Maret setiap tahunnya. Ini adalah hari di mana kita memperingati perjuangan perempuan dalam mencapai kesetaraan, keadilan, dan hak-hak yang sama dengan kaum laki-laki dalam berbagai bidang, termasuk politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

    Sejarah Hari Perempuan berasal dari peristiwa yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 1908, ketika sekelompok perempuan pekerja di industri garmen yang dikenal sebagai “Garment Workers” melakukan aksi protes di New York untuk memperjuangkan hak-hak mereka, termasuk hak untuk memilih dan hak untuk bekerja dalam kondisi yang layak. Pada tahun 1910, sebuah konferensi internasional perempuan diadakan di Kopenhagen, Denmark, di mana ide untuk memperingati Hari Perempuan secara internasional pertama kali diusulkan.

    Sejak saat itu, Hari Perempuan telah menjadi momen penting dalam gerakan kesetaraan gender, dan diadakan di seluruh dunia untuk mempromosikan kesadaran tentang isu-isu yang dihadapi perempuan, termasuk kekerasan terhadap perempuan, kesenjangan upah gender, dan kesulitan yang dihadapi oleh perempuan dalam mencapai keadilan sosial dan ekonomi.

    Di Indonesia, Hari Perempuan telah diakui oleh pemerintah sebagai peringatan nasional sejak tahun 1953. Pada Hari Perempuan, sering diadakan aksi dan demonstrasi oleh kelompok-kelompok perempuan dan organisasi-organisasi feminis untuk memperjuangkan hak-hak perempuan yang lebih baik, termasuk peningkatan akses ke pendidikan dan kesetaraan dalam dunia kerja.

    Namun, meskipun telah banyak kemajuan yang dicapai oleh gerakan kesetaraan gender, perjuangan perempuan masih jauh dari selesai. Sampai saat ini masih ada diskriminasi, pelecehan, dan kekerasan, serta kesulitan dalam mencapai kesetaraan ekonomi dan sosial. Oleh karena itu, Hari Perempuan tetap menjadi momen penting untuk mengingatkan kita tentang perjuangan yang harus terus dilakukan untuk mencapai kesetaraan gender yang sejati.

    Sebentar lagi IWD tiba, sederhana saja begini cara mudah untuk merayakan Hari Perempuan:

    Pertama, mempelajari sejarah Hari Perempuan. Dengan mempelajarinya sedikit atau banyak wawasan tentang Hari Perempuan akan bertambah. Dengan begitu, kita menjadi lebih mudah untuk merayakannya.

    Kedua, memberi apresiasi kepada perempuan yang ada di sekitar. Kita dapat memberikan ucapan selamat, hadiah, atau penghargaan kepada perempuan-perempuan yang telah memberikan kontribusi positif di lingkungan sekitar. Hal ini akan menjadi bentuk penghargaan dan dukungan yang dapat memotivasi mereka untuk terus berjuang dan berprestasi.

    Ketiga, mengikuti kegiatan atau rutinan yang ada di lingkungan rumah. Biasanya ada kegiatan keagamaan seperti tahlilan, sholawatan, juga kegiatan lain seperti arisan, diskusi dan sebagainya. Kegiatan tersebut dapan membuat hubungan kita menjadi lebih dekat dengan sesama perempuan di lingkungan sekitar.

    Keempat, mendukung usaha milik perempuan. Tidak perlu terlalu jauh, jika ada teman kita yang memiliki usaha, kita bisa berbelanja atau memesan produk usahanya. Contohnya kita membeli baju atau makanan milik mereka. Hal ini kita lakukan dengan maksud untuk mengapresiasi kegigihan mereka dalam berusaha. Dengan begitu, mereka pasti merasa didukung dan lebih dipercaya.

    Kelima, menyaksikan atau membaca karya seni yang mengangkat tema kesetaraan gender. Kita dapat menonton film atau pertunjukan teater yang mengangkat tema kesetaraan gender, membaca buku atau artikel tentang isu-isu perempuan, atau mengunjungi galeri seni yang menampilkan karya-karya seni yang mengangkat tema kesetaraan gender. Ini akan membantu kita memperluas pengetahuan dan pemahaman tentang isu-isu perempuan serta memotivasi kita untuk mengambil tindakan yang lebih baik dalam mendukung hak-hak perempuan.

    Keenam, berdonasi kepada organisasi atau yayasan yang mendukung hak-hak perempuan. Kita dapat memberikan sumbangan kepada organisasi atau yayasan yang bergerak dalam mendukung hak-hak perempuan, seperti yayasan untuk korban kekerasan terhadap perempuan, yayasan untuk memajukan kesetaraan gender, atau organisasi yang membantu perempuan dalam memperoleh pendidikan atau pekerjaan.

    Ketujuh, berpartisipasi dalam seminar atau pelatihan untuk meningkatkan kesadaran tentang isu-isu perempuan. Kita dapat memperluas pengetahuan tentang isu-isu perempuan. Seperti kekerasan terhadap perempuan, kesenjangan upah, atau pelecehan seksual dengan menghadiri seminar atau pelatihan. Hal tersebut akan membantu kita menjadi lebih terinformasi dan lebih bersemangat untuk memperjuangkan hak perempuan.

    Merayakan Hari Perempuan dapat dilakukan dalam banyak cara yang berbeda. Apapun yang kita lakukan, penting untuk diingat bahwa kita semua dapat berkontribusi dalam mendukung hak-hak perempuan dan memajukan kesetaraan gender.

    Penulis; Aminatus Sakdiah, alumni PLS UM, asli Jombang.

  • 3 Kunci Sukses Diet ala Yulia Baltschun by I Hate Diet Book

    3 Kunci Sukses Diet ala Yulia Baltschun by I Hate Diet Book

    3 Kunci Sukses Diet ala Yulia Baltschun by I Hate Diet Book Dalam upaya untuk menurunkan berat badan, seringkali banyak orang fokus pada makanan dan olahraga yang mereka konsumsi. Namun, faktanya untuk berhasil dalam program diet, kita harus memperhatikan tiga poin penting yaitu mind, food, dan body. Tiga hal tersebut adalah poin penting yang ditulis oleh Yulia Baltschun dalam bukunya yang berjudul “I Hate Diet”.

    1. Poin pertama yang harus diperhatikan adalah mind atau pikiran kita. Memiliki pola pikir yang positif dan percaya diri sangat penting dalam menjalankan program diet. Saat memulai program diet, pastikan kita mempunyai tujuan yang realistis dan dapat dicapai. Jangan terlalu fokus pada angka di timbangan, namun fokuslah pada bagaimana tubuh merespons diet dan olahraga yang dilakukan. Ingatlah bahwa diet bukanlah tentang kekurangan makanan, melainkan tentang memilih makanan yang lebih sehat dan bergizi. Kalau kata Yulia; “Diet bukan pola makan untuk menguruskan badan, tetapi pola makan rutin yang menjadi kebiasaan”.
    2. Poin kedua yang harus diperhatikan adalah food atau makanan yang kita konsumsi. Saat memulai program diet, penting untuk memperhatikan asupan makanan yang kita konsumsi. Sebaiknya hindari makanan yang tinggi lemak dan gula serta kurangi konsumsi karbohidrat. Pilihlah makanan yang mengandung protein tinggi seperti daging, ikan, dan kacang-kacangan. Konsumsi makanan yang kaya serat seperti sayuran hijau dan buah-buahan segar. Yulia juga menjelaskan bahwa apapun jenis dietnya, hukum energi atau kalori tetap menjadi landasan utamanya. Jadi kita harus selalu hitung kalori ketika diet. So, yuk belajar hitung kalori agar mudah memprediksi berapa banyak makanan yang bisa kita konsumsi. Memang agak rumit, tapi tenang kita akan hitung-hitung awal saja, selanjutnya pasti sudah terbiasa dengan porsi makanan yang biasa kita konsumsi. Sama seperti ketika awal saya memberi MPAsi untuk anak, hanya awal saja menggunakan timbangan, selanjutnya sudah hafal perkiraan porsi makannya.
    3. Poin terakhir yang harus diperhatikan adalah body atau tubuh kita. Saat menjalankan program diet, jangan hanya fokus pada makanan saja, tetapi perhatikan juga aktivitas fisik yang dilakukan. Cobalah untuk melakukan olahraga yang kita nikmati, seperti bersepeda atau berjalan kaki. Sebelum menentukan makanan dan jenis olahraga yang kita pilih, dalam bukunya Yulia juga menyarankan untuk mengenal tipe dan sifat dasar tubuh kita terlebih dahulu. Agar memahami tubuh sendiri dan tidak akan mengalami gelisah lagi, ketika di tengah jalan proses kita berbeda dengan orang lain, karena tipe tubuh kita berbeda dengan orang lain.

     

    Intinya dalam menjalankan program diet, penting untuk memperhatikan ketiga poin tersebut. Pola pikir yang positif, pola hidup sehat dan makan bergizi yang berimbang, serta aktivitas fisik yang cukup sesuai tipe tubuh dapat membantu untuk mencapai tujuan penurunan berat badan yang kita inginkan. Selamat mencoba!

    Oleh: Aminatus Sakdiah, alumni PLS UM angkatan 2014, anggota Puan Menulis.

  • Tips Mewujudkan Keluarga Harmonis dengan Love and Respect

    Tips Mewujudkan Keluarga Harmonis dengan Love and Respect

    Tips Mewujudkan Keluarga Harmonis dengan Love and Respect Baru-baru ini saya mendengar cerita tentang rahasia penyelamat hubungan rumah tangga dari salah satu presenter muda tanah air yaitu Daniel Mananta di salah satu akun media sosialnya. Usai kejadian itu, saya sangat termotivasi untuk mempraktikkan bersama suami terkait apa yang dia bahas. Kami harap, setelah itu keluarga kami menjadi lebih harmonis lagi. Aamiin.

    Daniel bercerita bahwa dia dengan istrinya telah mempraktikkan suatu teori dari buku yang ditulis oleh Dr. Emerson Eggerich tahun 2004 yang berjudul Love and Respect. Ada pesan penting dari buku tersebut untuk pasangan suami istri: “Suami sayangilah istrimu seperti kamu menyayangi dirimu sendiri, dan istri hendaklah menghormati suaminya”. Konon Katanya, itu merupakan quote yang menjadikan Eggerich termotivasi menulis buku tersebut, karena telah mengamalkan dan terbukti berdampak hebat dalam pernikahannya.

    Ternyata menurut penelitian ketika suami istri bertengkar, kebanyakan istri mengomel karena merasa tidak disayangi. Sedangkan suami seringkali marah karena merasa tidak dihormati/ dihargai. “Permasalahan rumah tangga dari dulu sampai sekarang sama saja, yang pasti sebisa mungkin suami sayangilah istrimu dan istri hormatilah suamimu!” Ungkap Daniel.

    Dalam buku tersebut terdapat diagram sebagai berikut:
    The Crazy Cycle

    Makna: tanpa rasa sayang istri akan bereaksi tanpa rasa hormat, dan tanpa rasa hormat suami akan bereaksi tanpa rasa sayang. Sehingga terjadilah lingkaran maut yang membuat pasangan menjadi semakin gila.

    Solusi dari lingkaran maut tersebut adalah lingkaran penguat yaitu The Energizing Cycle: 

    Maknanya: Rasa sayang suami akan memotivasi rasa hormat istri kepada suaminya, dan rasa hormat istri akan memotivasi rasa sayang suami kepada istrinya. Sehingga terjadilah lingkaran yang saling menguatkan.

    Membahas tentang permasalahan suami istri, tidak akan ada habisnya. Bagaimana tidak, dua individu yang berbeda disatukan dalam satu keluarga. Dimana masing-masing dari mereka mempunyai karakteristik dan kebiasaan yang tidak sama. Namun, dari hal tersebut akan muncul manusia-manusia yang lebih dewasa, yaitu mereka yang mampu menyatukan suatu perbedaan.

    Dari diagram di atas kita menjadi sadar bahwa setiap respon seseorang itu ada karena sebab akibat. Jadi, mulai sekarang kita bisa memilih tindakan atau perbuatan seperti apa yang bisa menjadikan seseorang mempunyai respon positif. Begitupun sikap kita ke pasangan.

    Jika kita adalah salah satu dari pasangan yang berada di Crazy Cycle, kita bisa menerapkan Energizing Cycle. Baik suami ataupun istri yang mengetahui informasi ini lebih dulu, kitalah yang mengajak pasangan memperbaiki hubungan.

    Akan tetapi, jika untuk menerapkan teori Love and Respect ini terasa sulit karena bingung memulai darimana atau merasa  pasangan terlalu menyebalkan. Jangan khawatir, di buku ini ada tips; cara suami menyayangi istri, begitupun istri menghormati suaminya.

    How to spell love to your wife: “COUPLE”

    Cara menunjukkan cinta untuk istrimu: “COUPLE”

    C – Closeness: I am close — and not just when I want sex.

    Kedekatan: Saya dekat, dan bukan hanya ketika saya menginginkan sex.

    Hendaknya suami senantiasa berusaha mendekati istrinya. Contohnya; sepulang kerja usahakan ngobrol dan makan bersama. Sehingga terciptalah kedekatan fisik juga psikis.

    O – Openness: I open up to her, to talk and share, not acting angry or disinterested.

    Keterbukaan: Saya terbuka padanya, untuk berbicara dan berbagi, tidak bertindak marah atau tidak tertarik.

    Kunci sukses hubungan adalah saling terbuka. Baik dalam keadaan senang maupun sedih berceritalah pada istrimu! Setidaknya sedikit beban akan terasa berkurang.

    U – Understanding: I don’t try to “fix” her but just listen, trying to be considerate when she’s really upset. 

    Pemahaman: Saya tidak mencoba untuk “memperbaiki” dia tapi hanya mendengarkan, mencoba untuk perhatian ketika dia benar-benar kesal.

    Saat istri marah, tidak akan ada nasihat yang bisa masuk. Jika sudah seperti ini, maka peran suami hanya boleh mendengarkan celotehannya. Karena saat itu istri hanya butuh telinga dan dimengerti.

    P – Peacemaking: I practice and know the power in saying, “Honey, I’m sorry”.

    Mendamaikan: Saya berlatih dan mengetahui kekuatan mengatakan, “Sayang, maafkan saya.”

    Kemarahan seorang istri akan menghilang ketika suaminya berkata “maaf”. Salah atau tidak, dia akan menunggu kalimat itu. Ketika suami punya alasan lain sehingga melakukan kesalahan, maka tak perlu menjelaskan saat itu. Karena saat marah, seseorang tidak butuh pembelaan. Barulah, ketika kemarahannya mereda, suami boleh bercerita atau menjelaskan maksudnya.

    L – Loyalty: I often assure her of my love and commitment.

    Kesetiaan: Saya sering meyakinkannya tentang cinta dan komitmen saya.

    Selain dilakukan Eggerich dengan istrinya sehingga membuat keluarganya semakin harmonis, mengungkapkan cinta kepada istri juga termasuk meneladani sifat rasul. Beliau juga mengajarkan selalu romantis bersama pasangan, sering bersama, mengungkapkan cinta, bahkan punya panggilan sayang untuk istrinya. Ya humaira adalah panggilannya kepada sayidah aisyah.

    E – Esteem: I honor and cherish her as first in importance.

    Harga Diri: Saya menghormati dan menghargainya sebagai seseorang yang terpenting.

    Selain cinta, istri juga butuh dihargai. Sekedar mengabari saat istirahat kerja akan membuat istri merasa disayangi dan menjadi bagian penting dalam hidup suami.

    Tips Mewujudkan Keluarga Harmonis dengan Love and Respect

    How to spell respect to your hudband: “CHAIRS”

    Cara menunjukkan rasa hormat kepada suamimu: “CHAIRS”

    C – Conquest: I recognize and thank him for his desire to work.

    Penaklukan: Saya mengenali dan berterimakasih atas keinginannya untuk bekerja.

    Suami yang betah kerja adalah mereka yang punya tanggungjawab tinggi. Sebagai istri tentu bahagia jika punya suami yang bertanggungjawab. Maka jangan lupa berterimakasih padanya!

    H – Hierarchy: I thank him for his motivation to protect and provide for me.

    Hirarki: Saya berterimakasih atas motivasinya untuk melindungi dan menafkahi saya.

    Mengucapkan terimakasih kepada suami karena telah bekerja keras menafkahi, juga melindungi istri akan membuatnya merasa dihargai.

    A – Authority: I acknowledge his desire to lead – and don’t subvert his leadership.

    Otoritas: Saya mengakui keinginannya untuk memimpin – dan tidak menumbangkan kepemimpinannya.

    Ketika suami memberi masukan atau saran, bukan berarti dia tidak bersyukur atas usaha istri. Saya pernah merasa jengkel karena suami sering mengatur. Namun, kini saya menyadari bahwa ternyata suami memang punya rasa kepemimpinan yang tinggi. Hanya saja, kadang cara mengomunikasikannya yang kurang tepat.

    I – Insight: I listen appreciatively to his ideas and the advise he wishes to offer.

    Wawasan: Saya mendengarkan dengan penuh penghargaan ide-idenya dan nasihat yang ingin dia berikan.

    Menghargai setiap nasihat dan idenya ada kaitannya dengan poin sebelumnya. Suami suka memberi nasihat karena dia punya tanggungjawab dan rasa kepemimpinan tinggi. Dan setiap pendapat perlu mendapat respon yang baik, meski sekedar senyum mendengarkan.

    R – Relationship: I value his desire for me to be his friend and stand shoulder to shoulder with him.

    Hubungan: Saya menghargai keinginannya agar saya menjadi temannya dan berdiri bahu-membahu dengannya.

    Istri adalah teman hidup suami, pun sebaliknya. Dibalik suami sukses terdapat istri yang hebat, yang senantiasa menghargai dan mendukung suaminya.

    S – Sexuality: I respond to his need sexually; I don’t deprive him. 

    Sex: Saya menanggapi kebutuhannya dengan seksual; saya tidak merampasnya.

    Poin ini menjadi bagian dari tips mewujudkan keluarga harmonis, karena seks termasuk kebutuhan tinggi para suami. Jadi, sebagai istri kita harus memakluminya.

    Mengapa tips ini ditulis sendiri-sendiri, ada yang untuk suami dan juga istri? Mengapa dibedakan, karena kebutuhannya berbeda. Istri ingin dicintai, suami lebih menginginkan dihargai.

    Keduanya juga harus berjalan bersama. Tidak akan bisa jika hanya istri yang menerapkan, sedangkan suaminya cuek. Tidak bisa juga, jika suami berusaha sedangkan istri semena-mena. Maka, diperlukan kesalingan untuk mewujudkan keluarga harmonis sesuai yang diimpikan.

    Eggerich dan istrinya sukses menjadi keluarga harmonis. Daniel dan istrinya berhasil mempertahankan rumah tangganya. Saya dan suami berusaha melakukan kesalingan dan menerapkan tips ini. Semoga kalian dan pasangan saling mengerti dan bahagia. Aamiin.

    Aminatus Sakdiah Anggota Puan Menulis Wa 08557264342

  • LPDP 2023 KEMBALI DIBUKA, INTIP SOSIALISASI LPDP OLEH IMADIKLUS

    LPDP 2023 KEMBALI DIBUKA, INTIP SOSIALISASI LPDP OLEH IMADIKLUS

    SOSIALISASI LPDP OLEH IMADIKLUS

    Pernah dengar beasiswa LPDP?

    Pasti sudah tidak asing ditelinga yah, apalagi bagi lulusan S1 yang akan beralih ke jenjang S2 atau S3. Masih belum tahu LPDP?     Sini, mimin kasih tahu

    WhatsApp-Image-2023-02-08-at-19.20.05

    LPDP 2023 KEMBALI DIBUKA, INTIP SOSIALISASI LPDP OLEH IMADIKLUS

    Kalian sedang mencari informasi tentang beasiswa LPDP? Kalian ingin tahu bagaimana cara memperoleh beasiswa tersebut dan apa saja yang perlu diperhatikan?

    Tenang, kalian berada di tempat yang tepat! Kami akan menyelenggarakan webinar sosialisasi beasiswa LPDP yang akan memberikan informasi lengkap dan terpercaya tentang beasiswa tersebut.

    Webinar ini akan diisi oleh pembicara yang berpengalaman dan memiliki pengetahuan luas tentang beasiswa LPDP. Kalian akan dapat mengetahui bagaimana cara mempersiapkan diri agar memperoleh beasiswa dan bagaimana cara menjalani proses pendaftaran.

    Jangan lewatkan kesempatan ini untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dan membantu mempermudah proses memperoleh beasiswa. Daftarkan diri kalian sekarang juga dan temukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan kalian tentang beasiswa LPDP!

    Webinar Sosialisasi Beasiswa LPDP 2023 Kementerian Keuangan Republik Indonesia

    SOSIALISASI BEASISWA LPDP TAHUN 2023

  • 10 Perbedaan artikel dan jurnal ilmiah serta contoh jenis-jenisnya

    10 Perbedaan artikel dan jurnal ilmiah serta contoh jenis-jenisnya

    Perbedaan artikel dan jurnal ilmiah masih sering membuat banyak orang keliru. Tampak sekilas, kedua tulisan tersebut mempunyai kesamaan. Namun, keduanya mempunyai perbedaan yang mendasar sampai perbedaan khusus. Artikel adalah tulisan yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang topik yang didukung oleh fakta.

    Sedangkan jurnal merupakan tulisan yang berisi artikel informatif dan akademis tentang suatu topik yang diterbitkan secara periodik. Biasanya, jurnal digunakan untuk kebutuhan akademis. Melihat dari pengertian kedua hal tersebut, apakah Anda sudah mulai bisa membedakannya?

    Artikel

    adalah tulisan yang diterbitkan dalam media massa seperti surat kabar, majalah, atau situs web yang membahas informasi, pendapat, atau opini tentang topik tertentu.

    Artikel adalah tulisan yang diterbitkan dalam media massa seperti surat kabar, majalah, atau situs web yang membahas informasi, pendapat, atau opini tentang topik tertentu. Artikel dapat ditulis oleh siapa saja dan tidak harus memenuhi standar kualitas yang tinggi. Tujuan utama artikel adalah untuk menyebarluaskan informasi dan memaparkan pandangan penulis.

    Berikut adalah beberapa jenis artikel:

    1. Artikel berita: Berisi informasi terkini dan up-to-date tentang peristiwa atau kejadian.
    2. Artikel opini: Berisi pendapat atau opini penulis tentang suatu masalah atau topik.
    3. Artikel profil: Berisi gambaran umum atau profil dari seorang individu, organisasi, atau perusahaan.
    4. Artikel ilmiah populer: Menyajikan informasi ilmiah dalam bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat umum.
    5. Artikel feature: Berisi artikel yang panjang dan mendalam tentang topik tertentu.
    6. Artikel review: Berisi ulasan atau review produk, film, acara televisi, dll.
    7. Artikel how-to: Berisi petunjuk atau panduan tentang bagaimana melakukan suatu hal.
    8. Artikel listicle: Berisi daftar atau urutan dari beberapa item tentang suatu topik.
    9. Artikel humor: Berisi tulisan yang menyajikan hiburan melalui bahan lucu atau humor.
    10. Artikel diskusi: Berisi diskusi atau perdebatan tentang suatu masalah atau topik.

    Jurnal Ilmiah

    adalah publikasi yang memuat hasil penelitian ilmiah yang dilakukan oleh ahli di bidang tertentu. Jurnal ilmiah harus memenuhi standar kualitas yang tinggi dan harus mengalami review oleh pakar sebelum diterbitkan. Jurnal ilmiah bertujuan untuk memajukan bidang ilmu dan mempublikasikan hasil penelitian baru.

    Jurnal ilmiah adalah sebuah publikasi yang diterbitkan secara periodik oleh suatu organisasi profesi atau institusi akademik. Isi dari jurnal adalah kumpulan artikel ilmiah yang ditulis dengan format seragam. Jenis artikel yang dimaksud adalah artikel hasil penelitian maupun artikel hasil pemikiran dalam bidang ilmu tertentu. Jadi bisa dikatakan, jurnal ilmiah adalah buku terbitan berseri yang memuat kumpulan artikel dengan tema tertentu.

    Berikut adalah beberapa jenis jurnal ilmiah:

    1. Jurnal penelitian: Berisi hasil penelitian dan hasil pengkajian yang dilakukan oleh ahli di bidang tertentu.
    2. Jurnal review: Berisi ulasan atau tinjauan mengenai topik dan hasil penelitian terkini dalam bidang tersebut.
    3. Jurnal teknik: Berisi hasil penelitian dan pengembangan teknologi baru dalam bidang tertentu.
    4. Jurnal sosial dan humaniora: Berisi hasil penelitian dalam bidang sosial, kebudayaan, dan humaniora.
    5. Jurnal medis: Berisi hasil penelitian dalam bidang kedokteran dan kesehatan.
    6. Jurnal ekonomi dan bisnis: Berisi hasil penelitian dalam bidang ekonomi dan bisnis.
    7. Jurnal ilmu alam: Berisi hasil penelitian dalam bidang ilmu alam seperti matematika, fisika, kimia, dan biologi.
    8. Jurnal ilmu lingkungan: Berisi hasil penelitian dalam bidang lingkungan dan permasalahannya.
    9. Jurnal ilmu politik: Berisi hasil penelitian dalam bidang ilmu politik dan hubungan internasional.
    10. Jurnal ilmu komputer: Berisi hasil penelitian dan pengembangan teknologi informasi dan komputer.

    Berikut adalah 10 perbedaan antara artikel dan jurnal ilmiah:

    1. Tujuan: Artikel biasanya ditulis untuk memaparkan informasi atau pendapat, sementara jurnal ilmiah ditulis untuk menyajikan hasil penelitian.
    2. Metodologi: Artikel biasanya tidak mencakup metodologi yang detail, sedangkan jurnal ilmiah harus menyajikan metodologi yang terperinci.
    3. Sumber referensi: Artikel biasanya tidak memerlukan banyak referensi, sedangkan jurnal ilmiah harus mencantumkan banyak referensi yang valid.
    4. Penulis: Artikel dapat ditulis oleh siapa saja, sedangkan jurnal ilmiah harus ditulis oleh ahli di bidang tertentu.
    5. Kualitas: Artikel tidak harus memenuhi standar kualitas yang tinggi, sedangkan jurnal ilmiah harus memenuhi standar kualitas yang tinggi.
    6. Review: Artikel biasanya tidak mengalami review oleh pakar, sedangkan jurnal ilmiah harus mengalami review oleh pakar sebelum diterbitkan.
    7. Penyajian data: Artikel biasanya tidak menyajikan data secara detail, sedangkan jurnal ilmiah harus menyajikan data secara detail dan akurat.
    8. Lingkup: Artikel biasanya membahas topik yang luas, sedangkan jurnal ilmiah membahas topik yang terfokus dan spesifik.
    9. Penyebaran: Artikel dapat diterbitkan di berbagai media, sedangkan jurnal ilmiah harus diterbitkan dalam jurnal ilmiah yang terakreditasi.
    10. Tujuan akhir: Artikel bertujuan untuk menyebarluaskan informasi, sedangkan jurnal ilmiah bertujuan untuk memajukan bidang ilmu.

    Menulis artikel dapat menjadi cara yang baik untuk mengekspresikan pemikiran dan pendapat Anda, memperluas wawasan, dan membagikan informasi yang berguna dengan orang lain. anda dapat menulis artikel web di imadiklus.or.id

    Menulis jurnal ilmiah adalah cara untuk mempublikasikan hasil penelitian dan pemikiran Anda dalam bidang tertentu, serta membantu memajukan pengetahuan dan pemahaman dalam bidang tersebut. anda dapat menulis journal di  journal.imadiklus.or.id/index.php/lej