Gubernur DKI Jakarta Dr Ing Fauzi Bowo menegaskan, pendidikan nonformal dan informal di DKI Jakarta tidak hanya diakui keberadaannya, tetapi juga dibutuhkan karena makin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.Demikian dikatakan Gubernur Fauzi Bowo ketika membuka “Gebyar Komunitas Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI) Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012″ di Gelanggang Olahraga dan Rekreasi (GOR) Ciracas, Jakarta Timur, Sabtu (31/3). Kegiatan itu diikuti sekitar 7.000 orang, terdiri atas guru, tutor, dan peserta didik pusat kegiatan belajar mengajar (PKBM), lembaga kursus B, serta pendidikan anak usia dini (PAUD) di DKI Jakarta. Termasuk pula pengurus Himpunan Penyelenggara Kursus Indonesia (Hipki) DKI dan Himpunan Pendidik Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) DKI. Karena itu, sudah menjadi tekad pemda ke depan untuk memberikan prioritas yang tinggi pada pendidikan, termasuk pendidikan nonformal dan informal. Terutama kepada PAUD yang sekarang hampir di tiap RW atau RT sudah ada,” kata Fauzi yang didampingi Wakil Wali Kota Jaktim Krisdiyanto. Menurut Gubernur, memang pendidikan tidak gratis karena yang dibutuhkan adalah peningkatan kualitas pendidikan itu sendiri. Karena itu, harus ikhlas. Namun, biayanya harus terjangkau. “Kita ingin generasi yang akan datang di Provinsi DKI Jakarta menjadi generasi yang berkualitas,” katanya. Untuk itu, Dinas Pendidikan DKI perlu membangun sistem yang baik. Sedangkan untuk pendidikan formal, diharapkan tahun depan atau paling lambat 2014 diberlakukan program wajib belajar 12 tahun di DKI Jakarta. Selama ini sudah berjalan program wajib belajar 9 tahun. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Taufik Yudi menjelaskan, pendidikan nonformal dan informal di Jakarta sudah berjalan pada lintasannya. Pendidikan nonformal memiliki peran penting untuk pengayaan dalam peningkatkan keterampilan warga. Dengan demikian, mudah mencari kerja, bahkan mampu membuka peluang kerja sendiri.
sumber http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=300400