Siaran Pers Seminar Internasional Meningkatkan Keaksaraan Berbasis Bahasa Ibu dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) akan menggelar Seminar Internasional Meningkatkan Keaksaraan Berbasis Bahasa Ibu dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Kegiatan diselenggarakan mulai tanggal 31 Oktober hingga 3 November 2012 di Hotel Atlet Century, Jalan Pintu Satu Senayan Jakarta. Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar Kasim direncanakan membuka acara pada 1 November 2012.
Tema yang diangkat pada seminar empat hari ini yaitu “Meningkatkan Keaksaraan Digital yang Inklusif dan Berkesetaraan untuk Semua”. Tujuan penyelenggaraan seminar ini antara lain dalam rangka meningkatkan keaksaraan orang dewasa dan digital untuk semua dan meningkatkan keaksaraan inklusif berbasis bahasa ibu.

Tujuan lainnya adalah berbagi praktik dan pengalaman terbaik antarnegara peserta tentang pembelajaran berbasis bahasa ibu dan TIK, mengembangkan jejaring dan kemitraan antarnegara dalam meningkatkan budaya baca, serta menformulasikan rencana aksi dan komitmen negara peserta dalam meningkatkan budaya baca berbasis bahasa ibu dan TIK.
Peserta seminar terdiri atas negara-negara E-9 yaitu Indonesia, Bangladesh, Brazil, China, Mesir, India, Meksiko, Nigeria, dan Pakistan, serta negara-negara ASEAN+ yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Lao PDR, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Timor Leste.
Tema seminar ini cukup terkait dengan peningkatan pendidikan di Timor Leste. Untuk itu, Menteri Pendidikan Timor Leste Bendito dos Santos Freitas telah tiba di Jakarta tanggal 29 Oktober untuk kemudian bergabung dengan tim nara sumber. Pada kunjungannya, dia akan mengamati contoh pendidikan pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan di Taman Bacaan Blok M dan Rumah Pintar Cikeas.
Pembicara seminar diantaranya pakar General Education Quality Analysis Framework (GEQAF), Aliou Boly, dari UNESCO Paris, akan mengupas status keaksaraan dunia saat ini untuk mencapai target keaksaraan tahun 2015. Sementara ULrike Hanemann dan Christine Glanz dari UNESCO Institute for Lifelong Learning masing-masing akan membedah cara mengukur kompetensi pembelajaran orang dewasa.

Saat ini, kendala mengatasi sisa ketunaaksaan adalah pada kondisi geografi yang terkait dengan keterbatasan infrastruktur dan sumber daya manusia. Kendala lainnya terkait masalah sosial dan budaya. Walaupun upaya keaksaraan pada tingkat dunia telah sangat memadai, tetapi inklusifitas bagi etnik yang bahasa ibu dan budaya tertentu keaksaraan ini menjadi unik.

Pendidikan inklusif sangat memperhatikan peran penting bahasa ibu. Seminar ini diharapkan dapat membangun kerangka program keaksaraan inklusif yang akan mengurangi hambatan peningkatan keaksaraan karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam bahasa pengantar.

Christine Glanz dari UNESCO Institute for Lifelong Learning akan membahas  Keaksaraan Orang Dewasa dalam Konteks Multibahasa, sehingga dapat dijadikan sebagai wawasan pengembangan bagi sasaran yang perlu meningkatkan keaksaraan melalui bahasa ibu. Tentunya keaksaraan orang dewasa pun akan bersentuhan dengan keaksaraan digital. Upaya memperluas akses terhadap program keaksaraan digital yang berkesetaraan bagi daerah dan penduduk yang kurang beruntung akan dikemukakan oleh Ichiro Miyazawa dari UNESCO Bangkok.

Narasumber Indonesia yang akan berbicara pada seminar keaksaraan tersebut antara lain Dirjen PAUDNI Kemdikbud Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog, Dirjen  Aplikasi Informatika, Kementrian Kominfo, Dr. Ashwin Sasongko, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Prof. Dr. Arief Rachman, M.Pd. , Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat Kemdikbud,  Ella Yulaelawati Rumindasari, M.A., Ph.D.,   Kepala P2PAUDNI Reg. I, Jawa Barat, Dr. Djajeng Baskoro
Kegiatan seminar akan dirangkai dengan Festival Taman Bacaan Masyarakat yang diselenggarakan di Gedung A Kemdikbud, mulai tanggal 1 hingga 3 November 2012.  Tema festival adalah “Indonesia Membaca: Meretas Literasi, Menyemai Karakter” dan diikuti oleh sebanyak 74 stand.
Pemerintah Thailand akan turut serta menggelar standnya sebagai wujud dari kelompok kerja bersama (Joint Working Group) antara Kementrian Pendidikan Thailand dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan di Indonesia.

Jakarta, 31 Oktober 2012
Pusat Informasi dan Humas
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Sumber: http://118.98.233.175/dikmas/index.php/component/content/article/56-pembelajaran-dan-peserta-didik/1375-seminar-internasional-meningkatkan-keaksaraan-berbasis-bahasa-ibu-dan-teknologi-informasi-dan-komunikasi-tik.html

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *