KELEMAHAN METODOLOGIS, KELEMAHAN ANALISIS INFORMASI
Beberapa kelemahan yang mencerminkan kurangnya pemahaman metodologis serta ketrampilan pemandu antara lain:
- Pemandu sering terpaku pada kegiatan teknik PRA,dan lupa bahwa sebenarnya teknik PRA alat didalam proses pengalihan ketrampilan analisis kepada masyarakat.
Acuan teknik
- Karena terpaku pada kegiatan menerapkan teknik per teknik pemandu tidak menfasilitasi pembatasan ruang lingkup informasi, sehingga terjadi banjir informasi atau informasi terlalu meluas kemana mana tanpa ketrhubungan satu sama lain
- Karena pemandu sibuk menerapkan teknik, akhirnya pemandu sering tidak sabar sehingga perbedaan-perbedaan pendapat yang terjadi di dalam kelompo diskusi masyarakat, sehingga akhirnya memakai pendapat yang terjadi dalam kelompok diskusi masyarakat, sehingga akhirnya memakai pendapat seseorang yang piling dominan sebagai kesimpulan atau kepuutusan
- Pemandu belum terampil membangun suatu kondisi diskusi yang lebih dialogis (dua arah) dan belum terampil memberikan peran semakin besar secara bertahap kapada masyarakat, karena pemandu masih terbiasa dengan pola penyuluhan
- Pemandu juga seringkali mengabaikan proses cek silang informasi yang di anggap paling mendasar, agar tingkat kebenarannya dapat di percaya dan kedalamannya memodal untuk pengembangan rencana kegiatan nanti
- Pemandu belum terampil menfasilitasi masyarakat agar melakukan diskusi untuk menentukan informasi kajian selanjutnya yang penting untuk didiskusikan
- Pemandu belum terampil dalam menfsasilitasi pengolahan dan analisis informasi agar merupakan kesatuan utuh yang menggambarkan kondisi desa
B. PEMBAGI PERAN
Berikut ini adalah perbandingan peran/petugas antara TIM Pemandu dan masyarakat di dalam kegiatan penerapan PRA :
Peran Pemandu PRA. Peran Pemandu PRA adalah :
a) Pengembangan rencana kajian (Dsain PRA)
b) Mengembangkan alat-alat kajian
c) Menyampaikan tujuan kajian kepada masyarakatkepada masyaakat
d) Menyampaikan cara dan proses kajian kepada masyarakat
e) Memfasilitasi kegiatan kajian kepada masyarakat
f) Mengalihkan ketrampilan kajian (analisis) kepada masyaakat
g) Mengalihkan peran sebagai pemandu sedikit demi sedikit kepada masyarakat sendiri
h) Mendorong masyarakat untuk mengembangkan proses termasuk memilih topic bahasan
i) Sebagai peserta belajar (belajar dari pengalaman, cara berfikir, dan tata nilai masyarakat)
j) Menengahi perbedaan pendapat dan perselisihan
k) Memfasilitasi perencanaan kegiatan
l) Mendokumentasikan hasil untuk dilaporkan (agar ditindaklanjuti oleh lembaga)
Peranan masyarakat
Sedangkan peran masyarakat yang difasilitaskan oleh pemandu PRA adalah :
a) Menyampaikan keadaan di masyarakatnya
b) Mengunakan alat kajian :
- Menggabar peta
- Membuat baganmembuat kalender kegiatan
- Menandai (member symbol), dan sebagainya
c) mendiskusikan dan menganalisis bersama :
- Mengelompokan
- Mengurutkan
- Membandingkan
- Menghitung (perkiraan atau jumlah lengkap)
- Mencari hubungan sebab-akibat
- Mencari hubungan sistem, dann sebagainya
d) memeperkuat kemmpuan analisis
e) merencanakan kegiatan dari hasil kajjian keadaan
f) melaksanakan (menindaklanjuti) kegiatan.
C. SIKAP DAN PERILAKU PEMANDU PRA YANG BAIK
1. BERSIKAP SABAR
Aspek utama PRA adalah proses belajar. Jika kurang sabar melihat proses yang kurang lancer mengambil alih proses situ, berarti kita telah mengambil alih kesempatan belajar masyarakat.
2. MENDENGARKAN DAN TIDAK MENDOMINASI
Karena perilaku utama di dalam PRA adalah masyarakat, maka kita lebih banyak menjadi pemerhati dan pendengar. Hanya dengan member kesempatan agar masyarakat aktif, pengalihan peran dari pemandu kepada masyarakat bisa dilakukan sedikit demi sedikit.
- MENGHARGAI DAN RENDAH HATI
Cara menghargai masyarakat adalah dengan menunjukkan minat yang sungguh-sungguh pada pengetahuan dan pengalaman mereka. Penghargaan itu bukan hanya kepada kepribadian orang per orang, namun juga kepada masyarakat secara keseluruhan. Kita sebagai orang luar sering menganggap keadaan masyarakat miskin, serba ketinggalan, sehingga sikap rendah hati perlu kita sadari.
4. MAU BELAJAR
Seorang pemandu PRA perlu memiliki semangat belajar. Banyak hal yang bisa dipelajari di dalam suatu masyarakat, baik itu adat istiadatnya, tata nilai dan hokum tradisional yang berlaku, teknologi local, serta semua bagian dari perkembangan masyarakat tersebut. Kita tidak dapat bekerja sama dengan masyarakat apabila tidak ingin memahami atau belajar tentang mereka. Sering kali orang luar menganggap masyarakat serba ketinggalan yang perlu belajar, padahal kita bisa juga belajar mengenal “mengapa” sebuah masyarakat mengalami ketinggalan, bagaimana cara mereka menghadapi keadaan dsb.
5. BERSIKAP SEDERAJAT
Seringkali kita membandingkan keadaan masyarakat miskin dengan lingkungan lain yang dianggap lebih maju. Hal itu perlu dihindari dengan mengembangkan sikap kesederajatan agar kita diterima sebagai teman atau mitra kerja oleh masyarakat. Sebaliknya kita menghindari adanya ‘benteng’ perbedaan ‘orang luar’ dan masyarakat. Dengan demikian, akan terhindari sikapsebagai tamu, sebab kita akan bekerja langsung ditingkat masyarakat.
6. BERSIKAP AKRAB DAN MELEBUR
Hubungan denan masyarakat sebaiknya dilakukan dengan informal, akrab dan santai, sehingga suasana kesederajatan pun tercipta. Masyarakat biasanya senang apabila kita tidak sungkan untuk melebur ke dalam kehidupan mereka, termasuk berakaian tidak mencolok, saling berbagi makanan, tinggal dirumah mereka dan menolong diri sendiri selama bersama masyarakat ( mengambil air mandi dan mencuci sendiri ). Suasana gembira dan penuh humor akan sangat membantu menciptakan keakraban ini.
7. TIDAK MENGGURUI
Proses belajar dengan PRA berlangsung bersama orang dewasa. Orang dewasa memiliki pengaaman dan pendirian, karena itu tidak akan berhasil apabila kita bersikap sebagai guru serba tahu. Sebaiknya kita belajar sdengan saling berbagi pengalaman, agar diperoleh suatu pemahaman yang kaya.
8. BERWIBAWA
Meskipun di dalam suasana yang akrab dan santai, seorang pemandu PRA sebaiknya menunjukkan kesungguhan-sungguhan di dalam bekerja bersama masyarakat. Dengan demikian, masyarakat akan menghargainya. Penghargaan ini juga akan diberikan apabila kita memiliki wawasan yang cukup tentang pekerjaan bersama masyarakat.
9. TIDAK MEMIHAK, MENILAI, DAN MENGERITIK
Di tengah masyarakat seringkali terjadi pertentangan pendapat. Kita tidak boleh menilai, mengkeritik semua pendapat, juga tidak boleh bersikap memihak. Secara netral kita berusaha memfasilitasi komunikasi di antara fihak-fihak yang berbeda pendapat, untuk mencari kesepakatan dan jalan keluarnya.
10. BERSIKAP TERBUKA
Sebagai pemandu PRA perlu mengembangkan suasana keterbukaan secara luwes di antara orang luar dengan masyarakat, maupun di antara masyarakatnya sendiri. Seringkali keseganan, malu, bahkan takut, menyebabkan masyarakat mengemukakan hal yang bukan sebenarnya. Biasanya, masyarakat akan lebih terbuka apabila telah tumbuh kepercayaan kepada orang luar. Juga jangan segan unuk berterus ternag bila merasa kurang mengetahui sesuatu, agar masyarakat memahami bahwa semua orang selalu masih perlu belajar.
11. BERSIKAP POSITIF
Seorang pemandu PRA sebaiknya selalu membangun suasana yang positif. Artinya, kita mengajak masyarakat untuk memahami keadaan dirinya dengan menonjolkan potensi-potensi yang ada, bukan sebaliknya mengeluhkan keburukankeburuknnya. Perlu diingat, potensi terbesar setiap masyarakat adalah kemauan dari manusiannya sendiri untuk merubah keadaan.
CARA MENGANALISIS KEADAAN BERSAMA MASYARAKAT
Didalam melakukan kajian keadaan bersama masyarakat, sejumlah alat atau yang disebut teknik-teknik PRA dipergunakan sebagai media diskusi. Secara garis besar cara analisis penggunaan teknik-teknik itu adalah sebagai berikut :
1. MENGGAMBARKAN
Kita maupun masyarakat sudah biasa menggambarkan atau menceritakan suatu keadaan teknik-teknik PRA seperti Teknik penelusuran Alur Sejarah Desa, Kalender Musim, Pemetaan, Bagan Transek, Sketsa Kebun dan Wawancara Semi-terstruktur menghasilkan informasi yang bersifat menggambarkan keadaan.
2. MENGELOMPOKKAN
Pengelompokkan-pengelompokkan informasi di dalam penerapan teknik PRA, perlu dilakukan agar informasi tersusun rapi dan teratur sehingga mempermudah pemahaman. Misal :
® Pengelompokkan jenis-jenis kegiatan secara umum ( kegiatan/usaha pertanian, kegiatan kemasyarakatan, kegiatan adat, kegiatan rumah tangga )
® Pengelompokkan kegiatan pertanian berdasarkan jenis hasil ( tanaman sayur, tanaman pangan, tanaman perdagangan, tanaman keras dan sebagainya )
® Pengelompokkan sumber pendapatan masyarakat (bertani, dagang, usah kecil, buruh, pegawai, dan sebagainya ).
3. MENGURUTKAN DAN MEMBANDINGKAN
® Pengurutan jenis-jenis pendapatan masyarakat untuk membandingkan umlah pendapat ( mana yang paling utama )
® Pengurutan jenis-jenis komoditi pertanian utama untuk membandingkan manfaatnya baik untuk konsumsi keluarga maupun sebagai sumber pendapatan
38
® Pengurutan waktu kegiatan (kalender musim) baik untu melihat waktu-waktu sibuk dan luang juga untuk membandingkan keadaan dalam berbagai aspek (saat pakan ternak habis dan saat air kering,saat keluarga makanan dan musim penyakit dan sebagainya)
4. MENGHITUNG
A. SECARA KUALITATIF (PERKIRAAN)
- Sebab-sebab jumlah pohon/ternak/hasil kebun/kesuburan tanah/pendapatan dari tahun ke tahun semakin berkurang dan apa hubungan suatu keadaan dengan keadaan lain.
- Sebab-sebab jumlah etani semakin berkurang sedang buruh/pegawai semakin bertambah dari tahun ke tahun.
B. SECARA KUANTITATIF (ANGKA)
Terkadang diperlukan juga perhitungan berbentuk angka-angka untuk mengetahui kepastian jumlah. Misalnya apabila dikaji tentang hasil panen dari tahun ke tahun, kemudian ingin diketahui berapa jumlah sesungguhnya, maka dihitung dengan Kg/Kuintal atau pengukuran lain (blek/kaleng), atau berdasarkan nilai uang. Kajian seperti ini dibutuhkan dalam hal-hal tertentu, antara lain ketika membahas kelayakan suatu kegiatan usaha dengan menghitung berapa biaya produksi (tenaga kerja, peralatan, bahan) serta hasil yang diperoleh.
5. MENCARI HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT
- Bagan kecenderungan dan perubahan seringkali menemukan hubungan sebab-akibat antara menurutnya hasil kebun dengan menurunnya curah hujan dari waktu ke waktu.
- Kalender musim seringkali menemukan hubungan sebab-akibat antara perubahan musim hujan dan musim angin dengan kegagalan panen dan banyak lagi contoh lainnya.
Analisis sebab-akibat secara lebih terinci dilakukan pada saat pengorganisasian masalah, pada contoh di dalam Bab V dilakukan dengan Bagan Hubungan Sebab-Akibat atau Pohon Masalah.
6. MENCARI HUBUNGAN SISTEM
Dengan kajian sistem kita bisa melihat barangkali terdapat gangguan terhadap salah satu komponen atau bagiannya. Teknik Pembuatan Bagan Sistem (Bagan Arus Masukan-Keluaran) merupakan salah satu teknik PRA yang secara khusus mengkaji sistem di desa. Teknik-teknik lain seperti Diagram Venn, Pemerataan, Transek, Sketsa Kebun, Sebenarnnya merupakan kajian yang bersifat sistemik juga, di dalam ruang lingkup yang berbeda-beda.
PENGALIHAN KETERAMPILAN ANALISIS
Seorang pemandu pada awalnya lebih banyak memberikan pertanyaan dan masyarakat lebih banyak menjawab. Lama kelamaan, secara bertahap, masyarakat mengemukakan sendiri banyak hal tentang diri dan lingkungannya, serta memikirkan seba-sebab dan akibat suatu keadaan. Tanpa disadari, menentukan proses telah beralih kepada masyarakat, sedikit demi sedikit. Dengan demikian keputusan yang kemudian muncul untuk melakukan suatu kegiatan, benar-benar berasa dari pemikiran mereka sendiri, karena memang mereka merasa berkepentingan.
Oleh
Gita Amanda dan Kelompok 9
dalam MK.analisis kebutuhan dan sumber belajar (rangkuman materi kuliah)
PLS UNESA