Alasan saya masuk PLS sebenarnya bisa dibilang sederhana. Saya tidak ingin menjadi seorang guru di pendidikan formal, sementara orang tua saya bersikeukeuh menuyuruh saya untuk mengambil gelar profesi guru. Saya tidak ingin terikat pada kependidikan formal yang berifat ketat dan terikat. Saya pada awalnya juga tidak terlalu tertarik dengan pendidikan non formal, karena berpikir bahwasanya jurusan ini tidak memiliki perbedaan yang jauh dengan pendidikan formal; sama-sama berbasis kependidikan. Namun setelah mencari di berbagai sumber mengenai jurusan ini, saya menaruh minat pada bagian “mendirikan suatu lembaga bimbingan belajar dan merekrut lulusan jurusan lain sebagai tenaga pendidiknya sementara lulusan PLS bertugas sebagai pengelolanya saja.”
Pada akhirnya saya berakhir pada jurusan ini, mempelajari tentang long life education, dan pendidikan masyarakat. Pada tahap ini saya menyadari bahwa berkecimpung di dunia masyarakat itu menyenangkan. Saya mempunyai keinginan untuk melenyapkan buta tulis pada masyarakat Indonesia, saya ingin membuat orang menghilangkan pemikiran bahwasanya lelaki selalu lebih berpotensi dari perempuan, saya ingin orang menerapkan konsep kesetaraan gender. Setidaknya jika golongan orang yang buta tulis di Indonesia berkurang, hal ini akan meminimalisir jumlah orang tua yang tidak bisa berbuat apa-apa saat anaknya meminta mereka untuk membantunya mengerjakan pekerjaan Rumah.
Dengan mempelajari ilmu ke-PLS-an saya bisa mengamalkanya kepada masyarakat awam agar mereka bisa mencapai tahap hidup yang lebih baik. Membantu mereka mengembangkan potensi dan menghasilkan uang dengan potensi itu sendiri. Atau kalau tidak saya ingin mendirikan Lembaga Bimbingan Belajar dan memperkejakan teman saya yang berasal dari jurusan lain untuk menjadi tenaga kependidikan disana. Dengan itu saya bisa menciptakan lapangan kerja bagi orang lain dan mengamalkan ilmu yang saya dapatkan saat berada di bangku kuliah. Saya akan mematahkan persepsi orang-orang yang mengatakan bahwa mahasiswa lulusan PLS hanya akan berakhir di Lembaga Sosial Masyarakat saja. Membuktikan bahwa PLS mampu dan bisa dalam membangun Indonesia kedepanya. Menciptakan kualitas masyarakat yang lebih baik dan berbobot, sehingga jumlah pengangguran bisa dimiimalisir dan kualitas hidup masyarakat jadi membaik.
Menjadikan PLS pilihan jurusan kedua bukan berarti menomor duakan jurusan ini. Kenali dulu jurusanmu, maka kau akan mencintainya.
Penulis:
PLS UNESA 2016
NIM. 16010034002
Email: nurmala564@gmail.com