Kategori: PLS UM

  • Pendidikan Luar Sekolah tidak kalah penting dengan Pendidikan Sekolah

    Pendidikan Luar Sekolah tidak kalah penting dengan Pendidikan Sekolah

    Insight PLS Menurut saya, Pendidikan Luar Sekolah tidak kalah penting dengan Pendidikan Sekolah ( formal ) dan sangat dibutuhkan sebagai solusi dari permasalahan – permasalahan pendidikan yang ada di masyarakat. Bahkan, pendidikan luar sekolah lebih dulu hadir daripada pendidikan formal, karena pendidikan luar sekolah mencakup pendidikan informal yang dilaksanakan di lngkungan keluarga sejak kita lahir dan pendidikan nonformal yang dilaksanakan di masyarakat.

    Kita tahu bahwa pada kenyataannya, ilmu atau materi pendidikan yang diajarkan di pendidikan formal sangat terbatas dan kebanyakan materi pembelajarannya bersifat akademis. Sehingga PLS hadir sebagai pengganti dan pelengkap pendidikan formal. Didalam pendidikan luar sekolah, melalui kegiatan pelatihan, kursus, PKBM, kita bisa mengembangkan potensi non-akademik kita.

    Salah satu permasalahan pendidikan masyarakat kita adalah masih banyak daerah – daerah terpencil di indonesia yang belum bisa terjamah oleh pendidikan formal, sehingga sudah mejadi tugas pendidikan luar sekolah untuk hadir dan mengadakan pendidikan disana.

    Dengan hadirnya PLS, semakin mempermudah masyarakat yang ingin belajar menambah wawasan dan keterampilan, karena dalam pendidikan luar sekolah tidak mengenal usia, dengan siapa kita belajar dan dimana kita belajar.

    Ditambah lagi dengan adanya program merdeka belajar di Universitas Negeri Malang yang memberikan hak belajar bagi mahasiswanya untuk belajar diluar program studi, sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Jadi, kita bisa memperluas wawasan lagi dan memaksimalkan belajar kita. Bisa menjadi manusia indonesia masa depan yang berkarakter, memiliki moral yang baik dengan iman, taqwa, rendah hati, jujur dan kinerja yang baik. Memiliki kompetensi ( kritis, kreatif, komunikatif, kolaboratif ), dan memiliki literasi atau wawasan yang luas mengenai budaya, keuangan dan teknologi. Sehingga, kita sebagai mahasiswa pendidikan luar sekolah, ketika nanti kita turun langsung untuk melakukan pembangunan atau pemberdayaan di masyarakat, kita sudah siap dan dapat memberikan yang terbaik  untuk masyarakat.

    Saya sebagai mahasiswa PLS sangat bangga dan bersyukur karena bisa menjadi bagian di jurusan yang insyaallah akan bisa mengantarkan saya meraih cita – cita.

    Alasan unik mengambil jurusan PLS

    Karena keinginan saya untuk menjadi pengajar, namun dilingkup yang lebih luas, tidak hanya lingkup formal saja, tapi juga informal dan nonformal. Alasan lain saya adalah, saya ingin mengembangkan wawasan mengenai ilmu – ilmu untuk memahami permasalahan pendidikan di masyarakat. Sehingga nantinya setelah lulus saya bisa terjun langsung di masyarakat untuk turut andil dalam pembangunan masyarakat, khususnya dibidang pendidikan.

    Harapan setelah lulus dari PLS

    Harapan saya setelah lulus adalah bisa mendapat karir atau pekerjaan yang sesuai dengan passion saya, yaitu sebagai pengajar atau lain sebagainya, bisa mengamalkan atau mengimplementasikan ilmu – ilmu yang saya dapat selama kuliah dan bisa memberdayakan masyarakat, sehingga kehadiran saya bermanfaat untuk orang lain.

    Oleh : Resta naura ainaya husna

  • Pendidikan Luar Sekolah juga berperan penting dalam memajukan dan memberdayakan masyarakat

    Pendidikan Luar Sekolah juga berperan penting dalam memajukan dan memberdayakan masyarakat

    INSIGHT PLS Pendidikan Luar Sekolah merupakan pendidikan yang dirancang untuk membelajarkan warga belajar agar memiliki jenis keterampilan dan pengetahuan serta pengalaman yang dilaksanakan diluar jalur pendidikan formal. Pendidikan Luar Sekolah juga berperan penting dalam memajukan dan memberdayakan masyarakat. Pendidikan Luar Sekolah juga menjadi wadah aspirasi masyarakat dan sebagai aplikasi untuk menempuh pendidikan bagi mereka yang tidak melanjutkan pendidikan di  sekolah formal.

    ALASAN UNIK MENGAMBIL JURUSAN PLS

    Alasan saya mengambil jurusan PLS ini berhubungan dengan sedikit pengalaman SMA saya jadi saya akan bercerita mengenai pengalaman saya tersebut.  Pada tahun 2018 saya lulus dari MTs dan melanjutkan jenjang pendidikan saya di salah satu SMA favorit di daerah saya. Saya memilih untuk mengambil jurusan bahasa pada saat itu. Saya menikmati masa-masa menempuh pendidikan di sekolah tersebut sampai pada akhirnya saya naik kelas 11. Hari-hari saya hanyalah untuk sekolah, pulang sekolah sudah sore hari, istirahat sebentar sudah malam, begitu terus setiap hari tidak ada produktifitas yang saya lakukan diluar sekolah.

    Setelah naik di kelas 11 saya merasa bosan dengan kehidupan sekolah saya, siklus harian yang hanya begitu-begitu saja. Saya juga merasa di sekolah saya hanya belajar mengenai mata pelajaran dan hal lain yang bersifat akademis. Bahkan di kelas 11 saya sudah mulai berpikir untuk menyudahi penempuhan ilmu saya di sekolah tersebut karena saya merasa tidak berkembang. Sempat tersirat di pikiran saya untuk pindah ke sekolah lain, namun saya juga berpikir apa di sekolah lain sudah tentu saya bisa mengembangkan bakat dan minat saya? akhirnya saya merundingkan permasalahan ini dengan kedua orang tua saya.

    Saya menjalani kelas 11 di sekolah tersebut dengan berat hati sampai pada akhirnya ujian semester 1. Setelah saya merundingkan dengan kkedua orang tua saya, akhirnya sampai pada keluarga besar saya. Di situ saya ditawari oleh tante dan om saya untuk pindah di Sekolah Non Formal yang kebetulan milik om saya. Saya sangat memikirkan untuk menerima tawaran tersebut mengingat saya sudah kelas 11 semester 2, sayang jika saya harus mutas ke sekolah lain  dan pindah jurusan karena saya pasti akan kesulitan mengikuti SNMPTN.

    Namun saya juga memikirkan perkembangan diri saya jika tetap di sekolah formal tersebut, saya akan tetap di zona nyaman dan tidak memiliki perkembangan sama sekali. Akhirnya dengan matang saya mengambil keputusan untuk pindah ke Sekolah Non Formal yang ditawarkan oleh tante dan om saya. Saya menjadi murid baru di sebuah lembaga pendidikan non formal di kota Malang yang biasa dikenal dengan sebutan ‘SEKOLAH DOLAN’. Pada lembaga tersebut ada 3 pilihan model pembelajaran, yaitu : Home Visit (tutor dating ke rumah peserta didik), Communitas Visit (peserta didik datang ke sekolah), dan Distance Learning (pembelajaran jarak jauh untuk peserta didik yang di luar kota, luar pulau, ataupun luar negeri).

    Karena saya tidak suka kesepian jadi saya memutuskan untuk mengambil Communitas Visit agar saya bisa bertemu dengan teman-teman baru di sekolah. Dan ya, saya bertemu dengan teman-teman baru dan juga cerita baru tentunya. Di sekolah baru say aini saya sangat banyak mendapat pengalaman dan pengetahuan baru. Di sini juga banyak kegiatan di luar akademis yang tentunya sangat menarik diantaranya adalah membuat keramik, membatik, kelas memasak, barista, dan broadcasting. Saya memilih kelas memasak dan broadcasting.

    Di sekolah non formal ini saya bertemu dengan teman-teman baru yang luar biasa seperti atlet paralayang provinsi, dalang, pembalap, pebisnis muda, atlet karate nasional, dan masih banyak lagi yang tentunya mereka masih seumuran dengan saya pada saat itu, ya 17 tahun. Di sini saya belajar bahwa pendidikan itu tidak cukup ditempuh hanya melalui gedung sekolah saja tetapi juga diluar sekolah terutama di masyarakat. Namun, di daerah saya ini masyarakat masih sangat minim pengetahuannya mengenai pendidikan luar sekolah, itulah alasan saya mengapa saya memilih jurusan pendidikan luar sekolah ini karena saya ingin lebih membuka wawasan masyarakat bahwa pendidikan tidak hanya cukup ditempuh di sekolah formal saja.

    HARAPAN SETELAH LULUS DARI PLS

    Saya sangat berharap setelah lulus dari Pendidikan Luar Sekolah ini saya bisa merubah mindset masyarakat mengenai pandangan buruk mereka terhadap pendidikan luar sekolah seperti homeschooling dan PKBM. Saya juga sangat berharap untuk bisa memberdayakan masyarakat nantinya.

    Oleh : Alvia Zona Budiarti

  • PLS memiliki prospek kerja yang luas. Selain itu, PLS juga mencetak lulusan yang berkualitas dan sukses dengan jalan mereka sendiri

    PLS memiliki prospek kerja yang luas. Selain itu, PLS juga mencetak lulusan yang berkualitas dan sukses dengan jalan mereka sendiri

    Setelah dua hari mengikuti kegiatan Panah PLS INPART 2021 saya jadi lebih tahu bahwa PLS memiliki prospek kerja yang luas. Selain itu, PLS juga mencetak lulusan yang berkualitas dan sukses dengan jalan mereka sendiri. Sebelum mengikuti kegiatan ini, saya berpikir bahwa PLS adalah jurusan seperti yang lain. Saya terlalu terpaku dengan kata ‘pendidikan’ dalam nama pendidikan luar sekolah. Sebelum memilih jurusan ini untuk seleksi SNMPTN, saya mencari tahu tentang PLS di browser dan ternyata prospek kerja yang dimiliki tidak hanya seputar dunia pendidikan melainkan lebih berfokus pada kesejahteraan masyarakat. Walau begitu saya belum terlalu memahami mengenai PLS. Setelah mengikuti beberapa webinar termasuk kegiatan ini, saya jadi lebih tahu bahwa ada lulusan PLS yang menjadi teller di bank, ataupun pekerjaan lain yang membutuhkan skill komunikasi yang baik. Termasuk dalam webinar kali ini. Salah satu pemateri yaitu Kak Rerry merupakan founder dari Breaker Creative. Sungguh tidak disangka bukan? Breaker Creative merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang multimedia serta melayani permintaan sebagai Event organizer. Saat salah satu peserta webinar bertanya apakah ilmu PLS digunakan pada pekerjaan ini, Kak Rerry menjawab iya. Beliau berkata bahwa ilmu PLS yang ia dapatkan selama berkuliah membuat beliau dapat memahami gestur tubuh serta ekspresi dari client saat tidak tertarik terhadap presentasinya. Dengan PLS juga beliau memahami apa yang dibutuhkan oleh konsumennya dan membuat hasil kerjanya selalu memuaskan.

    Sebelum mengikuti kegiatan ini, saya bahkan tidak tahu bahwa jurusan PLS memiliki organisasi kemahasiswaan yang bergerak di tingkat nasional. Jujur saya terkejut mengetahui hal ini. Sebelumnya saya selalu minder saat ditanya saya kuliah di jurusan apa. Saya minder karena hanya segelintir orang yang tahu mengenai apa itu PLS. Namun setelah melihat testimoni alumni PLS UM, saya jadi bangga mengambil jurusan ini karena ternyata banyak sekali lulusan PLS yang sukses. Mereka berkata bahwa di jurusan ini kemampuan komunikasi mereka sangat terlatih karena di PLS lebih banyak dilakukan observasi yang melibatkan masyarakat. Hal tersebut memaksa orang yang sulit bersosialisasi untuk belajar agar dapat mengejar ketertinggalannya.

    Sebelumnya, saya sama sekali tidak memiliki keinginan untuk kuliah. Saya merasa tidak memiliki kemampuan untuk berpikir lagi. Saya lelah sekolah selama 12 tahun. Saya sangat ingin bekerja dan orang tua hanya dapat mengiyakan keinginan saya. Namun semuanya berubah saat saya mendapatkan kesempatan untuk berkuliah tanpa melakukan tes. Ya, saya mendapat kesempatan untuk ikut seleksi SNMPTN. Saat itu saya sangat bimbang harus mengambil jurusan apa. Saya merasa tidak mampu untuk berkuliah tapi orang tua sangat berharap saya dapat kuliah. Orang tua saya berkata, “Kami tidak memiliki harta untuk diwariskan kepadamu. Kita orang miskin. Rumah saja hasil warisan. Ayah dan ibu hanya mampu mewariskan ilmu. Ayah dan ibu berharap kamu mengambil kesempatan ini dan manfaatkan sebaik mungkin karena kamu adalah harapan kami.” Kalimat mereka membuat saya memiliki semangat untuk kuliah. Saya mulai mencari PTN yang mau menerima nilai rapor saya yang pas pasan. 2 minggu saya memikirkan hal tersebut hingga pendamping PKH di desa saya menyarankan saya untuk mengambil jurusan ini.

    Saya mulai mencari tahu mengenai PLS di google, melihat peluang saya untuk masuk ke jurusan ini, mencari prospek kerja setelah lulus, bahkan saya mencari mata kuliah yang akan ditempuh di jurusan ini. Akhirnya saya memutuskan mengambil jurusan ini dalam seleksi SNMPTN saya. Hanya 1 jurusan yaitu PLS. Alasan lain mengapa saya mengambil jurusan ini adalah karena ibu saya ingin saya terjun ke dunia sosial seperti beliau. Beliau ingin saya mengabdikan diri untuk masyarakat yang kurang mampu. Selain itu beliau juga ingin kemampuan sosialisasi saya menjadi lebih terarah. Saya memiliki kemampuan berkomunikasi yang cukup baik namun saya bermasalah dalam hal kepercayaan diri. Itu yang ingin saya ubah. Alasan dari diri saya sendiri adalah saya ingin PLS lebih dikenal oleh orang banyak. Saya ingin menyadarkan mereka bahwa selama ini semua lembaga kursus, lembaga kepelatihan, berbagai macam seminar, dan program-program lain yang mereka dapatkan di luar bangku sekolah tersebut merupakan satuan dari pendidikan luar sekolah. Saya tahu keinginan saya terlalu remeh dan mungkin ada yang berkomentar ‘omong doang ih gaada bukti’, saya akan berusaha semampu saya untuk mewujudkan keinginan ibu saya, melaksanakan amanah dari pendamping PKH saya, serta melaksanakan keinginan saya sendiri.

    Saya berharap setelah saya lulus dari PLS, saya menjadi orang yang lebih berkualitas, memiliki daya saing, serta mendapatkan berbagai pengalaman yang akan menjadi bekal dalam menghadapi dunia kerja. Jujur saya tidak memiliki cita-cita dalam hal pekerjaan. Seperti ingin menjadi guru, menteri, atau yang lain. Saya tahu tuhan sudah memiliki jalan cerita untuk diri saya. Ibu saya berkata bahwa setelah lulus kuliah saya tidak harus bekerja sesuai ijazah yang saya miliki. Tidak perlu terpaku pada prospek yang tercantum di berbagai blog. Beliau menyuruh saya untuk memulai semua dari nol. Jadi harapan saya hanya itu. Tidak apa jika kalian mengatakan saya terlalu naif atau tidak niat kuliah atau apalah itu, saya akan menjalani sesuai keinginan saya tanpa ada tekanan dari pihak lain.

    Nama : Mariana Kusuma Dewi Kel/Offr : Kelompok B.F. Skinner/Offering A4B

  • Pendidikan di luar sekolah mempunyai fungsi yang sangat penting bagi masyarakat

    Pendidikan di luar sekolah mempunyai fungsi yang sangat penting bagi masyarakat

    Insight PLS Pendapat saya tentang PLS setelah mengikuti webinar tadi, Pendidikan di luar sekolah mempunyai fungsi yang sangat penting bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang tidak memiliki kesempatan untuk dapat mengenyam pendidikan di jalur pendidikan sekolah (pendidikan formal), keberadaan pendidikan di luar sekolah juga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang tidak didapatkan dalam pendidikan formal.

    Pendidikan di luar sekolah sebagai pelengkap adalah pendidikan yang materinya melengkapi apa yang diperoleh di sekolah. Ada beberapa alasan mengapa materi pendidikan sekolah harus diselesaikan dalam PLS. Pertama, karena tidak semua yang dibutuhkan siswa dalam perkembangan fisik dan psikisnya dapat dituangkan dalam kurikulum sekolah.

    Dengan demikian, jalur PLS merupakan kendaraan yang paling tepat untuk memenuhi kebutuhan mereka. Kedua, ada kegiatan atau pengalaman belajar tertentu yang biasanya tidak diajarkan di sekolah. Misalnya prestasi olahraga, belajar bahasa asing di sekolah dasar, dan lain sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran tersebut, PLS adalah saluran yang tepat.

    Mengapa mereka membutuhkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap tertentu selain pendidikan yang tidak diperoleh di sekolah. Pertama, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung sangat cepat, sehingga kurikulum sekolah sering tertinggal. Hal ini dapat dicapai dengan melakukannya melalui PLS.

    Oleh karena itu, para lulusan tersebut perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang dituntut dunia kerja melalui PLS. Ketiga, proses belajar itu sendiri berlangsung seumur hidup. Meskipun telah menyelesaikan pendidikan sekolah hingga jenjang tertinggi, seseorang tetap perlu belajar untuk menjaga kehidupannya selaras dengan perkembangan dan tuntutan lingkungannya.

    Alasan unik mengambil jurusan PLS

    Alasan saya mengambil jurusan PLS, karena kesuksesan tidak selalu berangkat dari pendidikan formal. Banyak orang yang sukses karena keseriusan mereka mengenyam pendidikan non-formal.

    Saya ingin menjadi guru bagi mereka yang tidak mampu mengenyam pendidikan di bangku formal, karena bagi saya setiap orang wajib mendapatkan pendidikan. Menjadi guru adalah misi kemanusiaan, ketika saya mengambil jurusan ini banyak orang yang meremehkan saya tapi saya tidak peduli mereka tidak akan pernah mengerti alasan saya mengambil PLS,selain karena saya suka anak kecil PLS bisa membuat saya menjadi orang yang berguna.

    Bagi saya pendidikan tidak melulu di dapat di pendidikan formal,pendidikan bisa di dapat di mana saja, pendidikan yang saya dapat di luar pendidikan sekolah malah memberi pelajaran terbaik,tentang orang-orang yang tidak menyerah untuk mencari ilmu. PLS juga tidak dibatasi usia, jadi siapa saja bisa saya edukasi tentang pentingnya sebuah pendidikan untuk diri sendiri dan Negara.

    Saya juga ingin memberdayakan perempuan yang sering kali tidak boleh sekolah tinggi, saya ingin perempuan lebih bisa berpikir terbuka akan pentingnya sebuah pendidikan, saya kira itu alasan kenapa saya mengambil PLS.

    Harapan setelah lulus dari jurusan PLS
    Harapan saya setelah lulus dari PLS saya ingin mendirikan sangar belajar bagi orang-orang yang tinggal di daerah terpencil,pedesaan, anak jalanan dan didaerah lainnya yang membutuhkan pendidikan yang layak. Saya ingin membantu dan memberikan pelatihan kepada masyarakat yang buta huruf, saya juga ingin menjadi pemilik ataupun pegawai di dinas Pendidikan dalam bidang PLS, serta ingin membuat orang tua saya bangga dan dapat mewujudkan semua keinginan saya yang belum tercapai.

    Mengentaskan penderitaan masyarakat dari kebodohan merupakan harapan terbesarku, aku ingin hidup ditengah masyarakat yang telah memperoleh kesetaraan pendidikan dari sabang sampai merauke sekalipun.

    Oleh  : MARIA ULFA  PLS UM 2021

  • Tak banyak orang tau, Apa itu Pendidikan Luar Sekolah?

    Tak banyak orang tau, Apa itu Pendidikan Luar Sekolah?

    Insight PLS Tina seorang gadis kecil yang tinggal di dusun terpencil dari Desa Uren, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan. Seharusnya sekarang dia duduk di bangku Sekolah Dasar namun keadaan tidak memungkinkan untuk bisa mendapatkan haknya sebagai seorang murid SD di sekolah formal layaknya teman sepantarannya di kota-kota besar karena tidak ada sekolah formal di daerahnya. Sungguh memprihatinkan memang. Suatu hari datanglah rombongan relawan dari kota untuk mengabdi. Tina ditanya apa cita-citanya kelak. Dengan semangat dan matanya yang berbinar-binar dia menjawab dengan lantang “Aku ingin jadi dokter!”.

    Tak banyak orang tau, “Apa itu Pendidikan Luar Sekolah?”.

    Tidak sedikit mahasiswa yang masuk jurusan ini juga  mengaku mencari jalan aman karena peluang. Dan ada juga beberapa mahasiswanya yang malu karena jurusannya tidak terkenal, ataupun tidak menjadi favorit oleh mayoritas masyarakat. Bukankah justru itu di atas rata-rata, ya? Jika mereka berbondong-bondong masuk ke kedokteran, bukankah itu hal biasa yang dimimpikan banyak orang? Ya memang sih semua cita-cita bagus asal membawa kebermanfaatan. Menjadi dokter juga harus belajar, mempersiapkan untuk bisa matang. Lalu bagaimana cara menopang proses belajar agar dapat mengantarkan anak ke gerbang masa depan apabila tidak ada pendidikan formal di daerahnya? Tentu jawabannya tak lain dan tak bukan lewat jalur pendidikan luar sekolah. Memberikan hak kepada anak-anak untuk tetap belajar menggapai masa depan yang gemilang.

    Alasan Unik Mengambil Jurusan Pls

    Setiap orang punya mimpi. Setiap orang punya visi dan misi dalam hidupnya masing-masing. Seperti saya. Mimpi tidak melulu tentang mau jadi apa. Pun bisa visi dan misimu apa ? Memilih Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, merupakan langkah awal untuk bagaimana cara saya untuk mengeksekusi mimpi-mimpi saya. Kalau kata Alffy Rev, jadilah pemimpi yang bertanggung jawab. Of course, I agree with him.

    Tanah Surga Katanya, film yang disutradarai oleh Herwin Novianto, rilis pada bulan Agustus 2012 ini mampu mengulik hati kecil saya untuk harus melakukan sesuatu untuk mereka. Seperti panggilan jiwa yang selalu menghantui, mungkin sampai saya mampu melakukan perubahan. Paling tidak untuk anak-anak seperti yang di ceritakan pada film tersebut. Semuanya tentu karena saya sangat cinta bangsa Indonesia. Sebagaimana dalam film tersebut diceritakan anak-anak kecil yang lebih mengenal dan melekat dengan Negara Malaysia ketimbang dengan negarannya sendiri. Dilihat dari bagaimana asumsi mereka ketika melihat mata uang rupiah merupakan mata uang palsu. Asing dengan lagu kebangsaan Indonesia, bendera pusaka Indonesia, dan lain sebagainya. Bukankan itu cukup jadi alasan untuk terjun mengabdikan diri pada masyarakat? Saya pernah membaca sebuah ungkapan bijak yang intinya, bilamana pendidikan tak mampu merangkul masyarakat yang memegang padi dan cangkul, lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali.

    Harapan Setelah Lulus Pls

    Seperti halnya alasan saya dalam memilih jurusan PLS yakni sukses mengeksekusi mimpi-mimpi saya. Bertanggung jawab karena saya telah berani memimpikannya.

    Oleh : MIFTAHUR ROHMAH  PLS UM 2021

  • Suasana Keakraban Imadiklus Training 2 dan Rapat Koordinasi Wilayah 1 2018

    Suasana Keakraban Imadiklus Training 2 dan Rapat Koordinasi Wilayah 1 2018

        Imadiklus Training 2 merupakan serangkaian acara dari Imadiklus yang diawali dari Imadiklus Training 1. Tepat pada tanggal 11-13 Mei 2018 dilaksanakanlah IT 2 sekaligus Rapat Koordinasi Wilayah 1. Wilayah 1 ini terdiri dati UM, UNESA, UNESS, UNEJ, STKIP Catur Sakti Yogyakarta, UNY, IKIP Mataram dan Universitas Nusa Cendana. Kali ini yang menjadi panitia pelaksana yaitu UNY yang diketuai oleh Alberic Kencana Adhi Pradana. Namun kegiatan ini hanya dihadiri oleh UM, UNESA, STKIP Catur Sakti Yogyakarta, dan UNY. Tak hanya dihadiri dari peserta saja, acara inipun dihadiri oleh Ketua Umum Imadiklus, Nur Wahidin. Seperti yang diungkapkan oleh Alberic, salah satu dari beberapa tujuan diadakannya IT 2 ini yaitu untuk mengembangkan kemampuan diri di bidang ke PLS-an.

    Kegiatan ini dimulai pada hari Jum’at (11/5), yang diisi dengan malam keakraban. Malam keakraban ini dilaksanakan di belakang rumah Pak Yudan (Dosen PLS UNY) tepatnya di Desa Gelaran 2, RT 03 RW 16, Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul, Yogyakarta.  Disekelilingnya masih begitu kental suasana alam pedesaannya, ditambah dengan suasana malam yang begitu indah. Gelak canda tawa menghiasi malam keakraban ini.

     

    Esoknya (12/5), kegiatan ini diisi dengan materi di Wirawisata Goa Pindul. Materi pertama diisi oleh Pak Sujarwo (Dosen  PLS sekaligus Wakil Dekan 3 FIP UNY) mengenai Perencanaan Program Pendidikan Non Formal. Pada materi ini dibahas bagaimana cara kita merencanakan program Pendidikan Non Formal. Kita harus mengetahui masalah, potensi dan kebutuhan dari masyarakat ketika kita mengidentifikasinya. Kemudian dilanjutkan dengan materi kedua diisi oleh Mas Lian Abdul Aziz (Alumni Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa) mengenai Public Speaking. Pada materi ini dibahas mengenai segala hal tentang Publick Speaking, baik tentang tips-tips dalam publick speaking dan lain-lainnya. Pembawaannya yang begitu santai dan akrab, membuat para peserta antusias mendengarkan apa yang disampaikannya.

     

    Setelah materi telah usai, para peserta langsung diterjunkan dalam masyarakat, yang sebelumnya telah dibagi beberapa kelompok untuk mediskusikan rencana program yang akan diterapkan untuk anak-anak di TBM Sekebon ataupun Omah Pasinaon. Kegiatan ini salah satu kegiatan yang paling berkesan bagi para peserta, mereka ikut terjun langsung bersama anak-anak di TBM Sekebon dan Omah Pasinaon. Dimana dalam kegiatan ini diisi dengan permainan-permainan yang sekaligus mendidik untuk mereka. Gelak tawa peserta sekaligus anak-anak menggema di lapangan sore itu (12/5).

    Kegiatan hari kedua ini diakhiri dengan Rapat Koordinasi Wilayah 1, yang diawali dengan pembacaan Laporan Pertanggungjawaban oleh Mas Imam Badhowi, selaku ketua Badan Pengurus Wilayah 1 periode sebelumnya. Malam ini pun diakhiri dengan pelantikan atas terpilihnya ketua BPW 1 2018/2019, M. Nashirudin Amru dari UNY.

    Annisa Dzikri Zahrani, peserta dari UM mengatakan kesan ikut kegiatan ini, “Senang bisa kenal dengan anak UNY, UNESA dan yang lainnya. Dapat pengalaman buat turun langsung ke masyarakat dan senang bisa diterima dengan baik. Tapi sayangnya karena waktu gak pas dengan UM, jadi kebanyakan yang dari UM gak bisa ikut outboundnya. Waktunya kurang pas aja, tapi udah seru banget kemaren.”

    Serangkaian acara ini ditutup dengan kegiatan Outbound di Wirawisata Goa Pindul. Outbound ini diisi dengan permainan-permainan yang melatih kekompakan antar tim. Keseruanpun memuncak dengan menyusururi Goa Pindul.

    Elis Nur Rahmawati, salah satu peserta dari UNESA mengatakan mengenai outbound ini, “Acaranya sangat seru, bisa mengolah konsentrasi dan kerjasama antar tim, seru parah lah.”

     

  • PEDOMAN DAN PROSEDUR PROGRAM HOME SCHOOLING

    PEDOMAN DAN PROSEDUR PROGRAM HOME SCHOOLING

    PEDOMAN DAN PROSEDUR PROGRAM HOME SCHOOLING

     

    UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

    PENGELOLAAN PRORAM PLS

    Yang Dibina oleh Bapak Drs. H. Imam Hambali, M.Pd

     

     

    Oleh

    NIDA HANANI AYU WARDANI

    160141600664

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    UNIVERSITAS NEGERI MALANG

    FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

    JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

    APRIL 2018

     

     

     

    Tahapan pengelolaan program Home Schooling

    No Kegiatan Uraian kegiatan (Tahapan cara)
    1 Kelembagaan a.       Penyelenggaraan sekolahrumah bermitra di­lakukan melalui prosedur:

    (1) pihak penyelenggara melakukan konsultasi dengan dinas pendidikan kab/ kota, menyampaikan secara lisan dan tertulis tentang 166 Jurnal Ilmiah VISI P2TK PAUD NI – Vol. 7, No.2, Desember 2012

    latar belakang, maksud, dan tujuan penyelenggaraan sekolahrumah;

    (2) melakukan identifikasi calon seko­lah yang akan diajak bermitra, misalnya yang akan diselenggarakan adalah sekolahrumah SD, maka menjajaki SD-SD yang dapat diajak bekerja sama terutama nantinya pada saat melaksanakan PBM, mengembangkan kurikulum dan evaluasi belajar;

    (3) menentukan calon SD yang akan dijadikan mitra dalam penyelenggaraan sekolahrumah;

    (4) menyusun surat pemberitahuan kepada dinas pendidikan dengan ditembuskan kepada pengawas sekolah, UPT SD PAUD/ Dikpora kecamatan, serta sekolah mitra terkait dengan penyelenggaraan sekolahrumah bermitra;

    (5) menyusun jadwal pembelajaran sekolahrumah, mem­buat kalender pendidikan dan program belajar yang khas namun tetap merujuk kepada kurikulum pendi­dikan nasional; (6) melakukan konsultasi dan diskusi dengan sekolah mitra terkait dengan perkembangan belajar sekolahrumah;

    (7) menyusun program evaluasi belajar yang terpadu dengan sekolah mitra, artinya sekolah mitra wajib menyampaikan juga tentang jad­wal kegiatan evaluasi belajar yang selanjutnya pihak penyelenggara sekolahrumah menindaklanjuti jadwal tersebut;

    (8) menyusun laporan perkembangan belajar atau ketercapaian hasil belajar atau ketuntasan belajar secara periodik kepada dinas pendidikan ditembu­sakan kepada sekolah mitra, UPT SD PAUD/ Dikpora dan pengawas sekolah setempat.

    2 Organisasi  
    Struktur organisasi a.       Melakukan identifikasi terhadap visi dan misi lembaga

    b.      Menentukan alur instruksi dan proses

    c.       Menetapkan fungsi dan uraian tanggung jawab kerja

    d.      Wilayah kerja

    e.      Beban jabatan

    Personalia a.       Memiliki ahli dalam bidangnya

    b.      Sehat jasmani dan rohani

    c.       Mampu berpikir kreatif dan kedepan

    d.      Dapat Bekerja dengan tim maupun individu

     

    Job Deskripsi Tugas setiap struktur organisasi

    a.       Kepala Sekolah

    •       Merancang dan menyelenggarakan event secara profesional.

    •       Merekrut dan membina tentor serta karyawan secara berkelanjutan.

    •       Merancang dan menyelenggarakan proses belajar secara profesional

    •       Merancang dan menciptakan aliran kas keuangan secara sehat dan melaporkannya secara rutin ke departemen keuangan.

    •       Menciptakan sekaligus  menjaga nama baik lembaga pendidikan

    b.      Administrasi

    •        Menyusun program dan rancangan kerja

    •        Melaksanakan kegiatan surat menyurat dan pengarsipan

    •        Membuat,menyusun dan menghimpun laporan bulanan dan tahunan

    c.       Keuangan

    •           Menyiapkan sarana administrasi keuangan dan personalia berupa kas bank, buku piutang , blangko penilaian kinerja, presensi karyawan dll.

    •           Menyiapkan jadwal pembayaran dan biaya operasional

    •           Menyiapkan buku besar pembayaran bimbingan

    •           Membuat laporan tertulis keuangan secara rutin ke keuangan pusat

    d.      Akademik

    •        Menyiapkan sarana belajar berupa modul  belajar, paket soal latihan, naskah soal tes dll

    •        Membuat jadwal tes dan jadwal bimbingan secara optional

    •        M enyiapkan tenaga pengajar yang menarik  minat belajar para siswa

    •        Menyelenggarakan konsultasi bagi siswa  yang mengalami kesulitan dalam belajar.

    •        Melaporkan hasil tes dan presensi siswa secara berkala kepada orang tua siswa.

    e.      Psikolog

    •        Melakukan intervensi dan assessment pada setiap individu peserta didil

    •        Konsultansi menngenai keberfungsian sekolah rumah

    •        Melakukan assessment pada anak-anak yang mengikuti sekolah formal maupun non formal sebagai rekomendansi

    f.        Tutor

    •        Membina dan membimbing peserta didik dalam proses pembelajaran

    •        Melakukan pencatatan perkembengan peserta didik yang nantinya diserahlan pada psikolog dan akdemik

    •        Saling berkoordinasi dengan psikolog

     

    3 Menyiapkan tutor Kompetensi pedagogik(andragogi)

    a.       Memahami peserta didik

    b.      Menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik

    c.       Dapat melaksanakan pembelajaran yang kondusif

    d.      Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran

    e.      Dapat mengembangkan potensi peserta didik

    Kompetensi kepribadian

    a.       Memiliki kepribadian stabil ( bertinadk sesuai norma hukum dan sosial)

    b.      Memiliki kepribadian dewasa ( mandiri dalam bertindak dan memilikietos kerja)

    c.       Memiliki kepribadian yang arif ( menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peerta didik, satuan PNF, menunjukkan sikap terbuka dalam berpikir dan bertindak.

    d.      Kepribadian yang beribawa ( memiliki pengaruh positif terhadap peserta didik)

    e.      Memiliki akhlak mulia

    Kompetensi sosial

    a.       Mampu berkomunikasi dan berhubungan baik dengan peserta didik

    b.      Mampu berkomunkasi dan berhubungan baik dengan sesama pendidik

    c.       Mampu berkomukasi dan berhubungan baik dengan orangtua peserta didik

    Kompetensi profesional

    a.       Memahami materi ajar dan kurikulum, memahami struktur, konsep dan metode pembelajaran

    4 Menyiapkan warga belajar a.       Karakteristik :

    1) Yang memiliki keterbatasan waktu untuk belajar di sekolah formal;

    2) Ketidakmampuan secara ekonomis;

    3) Letak geografis tempat tinggal yang tidak memungkinkan sekolah di pendidikan formal;

    4) Atas pilihan sendiri

    b.      Sosialisasi/promosi :

    1.      Tugas promotor :

    a.       Memperkenalkan lembaga pendidikan kepada masyarakat melalui promosi kepada masyarakat

    b.      Menghasilkan pemasukan bagi lembaga pendidikan

    c.       Menjalin hubungan dengan masyarakat dan orang tua murid

    2.      Cara mempromosikan :

    a.       Mensosialisasikan melalui media sosial

    b.      Mengikuti event-event

    c.       Mencari relasi ke sekolah-sekolah seperti kerjasama pihak mitra untuk mengadakan event

    d.      Memasang spanduk

    e.       Menyebarkan brosur

    f.       Mengadakan seminar atau sosialisasi

     

    c.       Seleksi :

    1.      Peserta didik Sekolahrumah dapat diterima di SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat tidak pada awal kelas 1 (satu) setelah lulus tes kelayakan dan penempatan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan formal yang bersangkutan.

    2.      Peserta didik SekolahRumah dapat diterima di SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat sejak awal kelas 7 (tujuh) setelah lulus ujian kesetaraan Paket A atau lulus SD/MI atau yang sederajat.

    3.      Peserta didik SekolahRumah dapat diterima di SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat tidak pada awal kelas 7 (tujuh) setelah memenuhi persyaratan:

    a.       lulus UNPK Paket A atau lulus SD/MI atau yang sederajat; dan

    b.      lulus tes kelayakan dan penempatan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan formal yang bersangkutan.

    4.      Peserta didik Sekolahrumah dapat diterima di SMA/MA, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat sejak awal kelas 10 (sepuluh) setelah lulus UNPK Paket B atau lulus SMP/MTs atau yang sederajat.

    5.      Peserta didik Sekolahrumah dapat diterima di SMA/MA, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat sesudah awal kelas 10 (sepuluh) setelah:

    a.       lulus UNPK Paket B atau lulus SMP/MTs atau yang sederajat; dan

    b.      lulus tes kelayakan dan penempatan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan formal bersangkutan

    5 Pengadaan sarana dan prasarana Mengidentifi­kasi kebutuhan sarana belajar yang dibutuhkan untuk mendukung PBM, misalnya buku ajar, buku pelajaran, papan tulis, LCD, laptop, meja kursi belajar dan alat bantu mengajar/ KIT berbentuk bahan praktikum IPA/ kimia, matematika, bahasa dan lain-lain untuk prasarana meliputi kelas, gedung. Sarana dan prasarana dapat diperoleh melalui :

    a.       Pembelian

    b.      Pembuatan sendiri

    c.       Bantuan

    d.      Penyewaan

    e.      Pinjaman

    6 Bahan, media, alat belajar/ monitoring 1.        Daftar media dan bahan pembelajaran :

    a.       Buku Mata Pelajaran

    b.      Alat Permainan Edukasi

    c.       Laptop/hp (gadgets)

     

    7 Pembiayaan 1.         Sumber dana :

    a.         Berasal dari lembaga, misal pkbm (yang telaj ada bansos dan sebagainya)

    b.        Berasal dari peserta didik/pembayaran bulanan

    c.         Berasal dari donatur

    d.        Berasal dari fundraising

    2.         Pengeluaran :

    a.         Pengeluaran untuk gaji kepegawaian dan tutor

    b.        Penyediaan dan perawatan sarana prasarana

    c.         Penyediaan media dan bahan pembelajaran

    d.        Biaya operasional seperti transport, listrik, pulsa telepon, dan iternet.

     

     

    8 Proses pembelajaran Model pembelajaran sekolah rumah :

    a) PAKEM

    PAKEM adalah kepanjangan dari pembelajar-an aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. PAKEM merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang mengupayakan agar peserta didik aktif, kreatif, dan merasa senang terlibat dalam pembelajaran.

    Teknik pembelajaran yang ditempuh agar ter­cipta suasana menyenangkan, misalnya: (1) belajar sambil bermain, (2) belajar dengan terjun langsung ke lapangan, (3) melakukan penyelidikan/inkuiri, (4) bermain peran, atau (5) belajar dalam kelompok. Inti dari pembelajaran model PAKEM adalah kegiatan yang dikerjakan oleh peserta didik harus bersifat menantang agar mereka dapat mengembangkan potensinya untuk berpikir secara kreatif, mengungkapkan pikirannya secara bebas, dan memecahkan masalah secara inovatif dan kreatif. Model pembelajaran PAKEM dapat digunakan untuk mata pelajaran apa saja.

    b) Komunikatif

    Pendekatan komunikatif adalah model pembe­lajaran yang berbasis komunikasi aktif sesuai dengan latar atau konteks antara peserta didik-pendidik dan peserta didik-peserta didik. Keterampilan yang paling ditekankan pada pendekatan ini adalah kemampuan berkomunikasi atau kemampuan untuk mengemu­kakan pendapat, misalnya: (1) pada pembelajaran tentang topik banjir, secara komunikatif pendidik dapat mengarahkan materi tersebut ke masalah pembabatan hutan, erosi, atau reboisasi; (2) pada pembelajaran yang berkaitan dengan gotong royong, pendidik se­cara komunikatif dapat mengarahkan pembelajaran ke materi kerja sama, toleransi, atau keadilan. Model pembelajaran komunikatif dapat digunakan untuk mata pelajaran bahasa.

    c) STM

    STM adalah singkatan dari Sain Teknologi dan Masyarakat. Pendekatan STM merupakan perekat yang mempersatukan sains, teknologi dan masyara­kat. Ciri khusus pendekatan ini adalah: (1) difokuskan pada isu-isu sosial di masyarakat yang terkait dengan sains dan teknologi, (2) diarahkan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam membuat keputusan yang tepat berdasarkan informasi ilmiah, (3) tanggap terhadap karir masa depan dengan mengingat bahwa kita hidup dalam masyarakat yang bergantung pada sains dan teknologi, dan (4) evalu­asi belajar ditekankan pada kemampuan peserta didik dalam memperoleh serta menggunakan informasi ilmiah untuk memecahkan masalah. Model pembela­jaran STM dapat digunakan untuk mata pelajaran IPA.

    d) CTL

    CTL adalah kepanjangan dari Contexual Teach­ing and Learning. CTL merupakan model pembela­jaran yang menekankan pada aktifitas peserta didik secara penuh, baik fisik maupun mental, sehingga benar-benar menjadi proses berpengalaman dalam kehidupan nyata (bukan hafalan). Kelas dalam pembe­lajaran CTL bukan sebagai tempat untuk memperoleh informasi, tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan mereka di lapangan.

    e) SEA

    SEA adalah kependekan dari Strater Experi­ment Approach. SEA merupakan suatu pendekatan komprehensif dalam pembelajaran sains. Pendekatan ini berorientasi pada proses bagaimana peserta didik menemukan konsep-konsep sains yang sedang dipe­lajari. Konsep dimaksud mencakup aspek kognitif dan keterampilan psikomotorik. Model pembelajaran SEA dapat digunakan untuk mata pelajaran sains.

    9 Evaluasi 3.       Penilaian hasil pembelajaran peserta didik Sekolahrumah dilakukan oleh:

    a.       pendidik;

    Penilaian oleh pendidik sebagaimana dimaksud dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar.

    b.      satuan pendidikan nonformal atau satuan pendidikan formal;

    Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan nonformal atau satuan pendidikan formal bertujuan menilai pencapaian standar kompetensi lulusan yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan.

    c.       penilaian oleh pemerintah

    Penilaian hasil belajar oleh pemerintah dilakukan melalui UN/UNPK yang bertujuan untuk menilai pencapaian kompentensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.

    2.       Sedangkan untuk prosesnya dapat melalui penilaian maupun pengawasan secara berkala yang berasal dari dinas Pendidikan daerah Penilik/pengawas sekolah rumah. Dan evaluasi berkala yang berasal dari peserta didik Maupun tenaga pendidikan lainnya dengan acuan:

    a.       peserta didik mampu mengikuti dengan baik

    b.      peserta didik yang semakin bertambah tiap semesternya

    c.       eksistensi lembaga

    d.      keadministrasian dan kearsipan yang teratur

    e.      pencatatan dan pelaporan keuangan yang transparan

    f.        adanya program keberlanjutan dari lembaga

     

    10 Kerjasama a.    Kemitraan yang dilakukan adalah berbentuk (1) penyusunan persiapan pembelajaran,maka baik pihak penyelenggara maupun dinas pendidikan memberikan asistensi tentang bagaimana menyusun perangkat pembelajaran yang sesuai dengan standar nasional pendidikan (2) pengembangan kurikulum, bentuk kerjasamanya adalah pemberian pengetahuan tentang standar isi dan proses pendidikan, misalnya sekolahrumah yang akan diselenggarakan adalah sekolahrumah untuk siawa SD, maka pihak dinas pendidikan wajib memberikan pemahaman tentang standar isi dan proses pendidikan SD. Asistensi tetap dilakukan sampai pada tahap akhir, yaitu dokumen kurikulum SD sekolahrumah dan (3) penyusunan model evaluasi belajar, maka pihak dinas pendidikan mem­berikan kisi-kisi soal evaluasi yang akan dikembangkan oleh sekolahrumah.

    b.    Lembaga atau sekolah rumah Komunitas ini dapat bekerjasama dengan beberapa mitra terkait :

    a.       PKBM atau lembaga yang menangani program kesetaraan maupun sekolah rumah

    b.      Komunitas ASAH pena dan sejenisnya

    c.       Dinas pendidikan setempat

    d.      Sekolah formal yang telah dirwkomendasikan oleh dinas pendidikan setempat

     

    11 Kurikulum a.       Kurikulum yang diterapkan dalam Sekolahrumah mengacu kepada kurikulum nasional.

    b.      Penyelenggara Sekolahrumah wajib mengajarkan pendidikan Agama, pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dan pendidikan bahasa Indonesia.

    c.       Kurikulum nasional sebagaimana dimaksud pada no 1 yang digunakan  dapat berupa kurikulum pendidikan formal atau kurikulum pendidikan kesetaraan, dengan memperhatikan secara lebih meluas atau mendalam bergantung pada minat, potensi, dan kebutuhan peserta didik.

     

    d.      Mengacu pada peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang standar kompetensi Lulusan (SKL)

     

  • Pengaruh Teknologi Masakini di Dunia Pendidikan

    Pengaruh Teknologi Masakini di Dunia Pendidikan

    Pengaruh teknologi pendidikan saat ini. Mendengar hal isu tentang teknologi pendidikan yang ada difikiran saya adalah pentingnya sebuah pemebelajaran dengan inovasi baru agar tidak ketinggalan zaman dengan cara memanfaatkan teknologi digital saat ini. Caranya tidak harus semua mengikuti tren pembelajaran dengan berbasis teknologi, tetapi kita lihat dulu seberapa butuhkah anak – anak dan orang dewasa. Dengan pengidentifikasian kita jadi tau teknologi pembelajaran yang seperti apakah yang harus kita berikan pada mereka.

                Maraknya media sosial yang berkembang pesat dengan memudahkan penggunanya hanya dengan melalui daget, akan mempengaruhi juga pada proses belajarnya. Misalkan adanya E-Learning, salah satu media pembelajaran yang berbasis teknologi yang saat ini banyak untuk sumber pembelajaranya, karena mudah dan hemat biaya itu salah satu kelebihanya. Didalam sebuah kelebihan tentunya terdapat sebuah kekurangan. misal, penggunaanya harus dengan menggunakan kuota yang harus ada jaringanya, kalau jaringan tidak ada maka E-Learning tidak akan berjalan.

    pengaruh teknologi pada pendidiakan masa kini memang sangat terlihat dewasa ini karena sistem pembelajaran di indonesia sendiri sudah banyak yang mengaplikasikan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar. sekarang hampir semua orang mengenal internet menurut survei indonesia ada diperingkat ketiga didunia sebagai pengakses terbanyak didunia. meskipun sudah banyak yang mengenal internet tapi tak sedikit juga yang buta internet. ini bisa terjadi karena masih banyak orang yang belum mengerti pentingnya teknologi dan biasanya dipengaruhi oleh rasa ingin tahu yamg kurang.

    Teknologi dan pendidikan sendiri memang tidak bisa dipisahkan begitu saja apalagi di era modern dan globalisasi seperti sekarang dimana informasi dapat dicari dalam waktu singkat dari  banyak sumber. teknologi bukan hanya memiliki pengaruh positif saja pada dunia pendidikan melainkan juga mempunyai pengaruh negatifnya. walaupun begitu tapi masih banyak yang dapat kita lakukan untuk meminimalisir pengaruh negatif tersebut terhadap para murid.

    Adapun pengembanganya kita sebagai fasilitator atau pembuat desain inovasi teknologi pendidikanya juga harus tau batasan batasan dalam pemrogramanya, misalnya tidak ada konten yang dapat mempengaruhi hal negatif terhadap pemikiran anak – anak atau warga belajarnya. Justru kita sajkan dengan beberapa hal simple seperti permainan yang mengarah pada pembejarannya. Hal itu adalah salah satu contoh model inovasi baru untuk mengembangan pembelajaran yang positif dan menarik.

  • PELATIHAN PEMBUATAN SELAI UBI JALAR

    PELATIHAN PEMBUATAN SELAI UBI JALAR

    Diera sekarang banyak berbagai jenis dan macam pelatihan, dan seiring berkembangnya informasi baru dan inovasi yang uptodate banyak pelatihan unik yang membuat mahasiswa sekarang tertarik untuk mengikutinya, salah satunya adalah Pelatihan Pembuatan Selai Ubi Jalar. Ikuti saja kegiatanya.

    Hai rekan-rekan. Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Malang mempersembahkan “Pelatihan Pembuatan Selai Ubi Jalar”

    Pelatihan ini bertujuan sebagai wadah pengembangan Sumber daya manusia bagi PKK ds Gadingkulon, kec. Dau, kab. Malang.

    Pemateri :
    Rahmi Yulilianti, S. T. P
    (Staf Peneliti Panen dan Teknologi Pangan BALITKABI)

    Pelatihan ini akan dilaksanakan:
    Tempat: Kantor ds Gadingkulon, kec. Dau, kab. Malang
    Hari/Tanggal: Sabtu, 21 April 2018
    Waktu: 09.30-14.00 WIB

    Fasilitas:
    -Snack,
    -Makan siang,
    -Sertifikat,
    -Selai ubi jalar
    -Buku resep,
    -Ilmu yang bermanfaat

    Informasi lebih lanjut hubungi:
    Karin Hp/WA: 081330144716

  • PELATIHAN VALUTA ASING (TRADING FOREX)

    PELATIHAN VALUTA ASING (TRADING FOREX)

    Halo rekan-rekan.
    Pengen dapat penghasilan besar tanpa modal besar dan terikat waktu ?
    Kabar gembira untuk rekan-rekanita.
    Kami dari Mahasiswa Manajemen Pelatihan Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Malang Proudly Present :
    “PELATIHAN VALUTA ASING (TRADING FOREX)” Sukses Dini Menjadi Trader Muda.
    Dengan dipandu oleh pemateri hebat

    Yuks, daftarkan segera diri kalian, PESERTA TERBATAS !
    Dijamin puas dan nggak nyesel.
    Hanya bermodalkan ? untuk memonitoring perkembangan bisnis..
    Get your ticket soon
    Presale 1 : 30K 10-20 april 2018
    Presale 2 : 50K 20-23 april 2018
    Benefit :
    1. Certificate
    2. Lunch
    3. Snack
    4. Training kit
    5. Sticker
    6. Ilmu Bermanfaat dan Peluang Kerja

    BAWA LAPTOP ATAU NOTEBOOK YA, UNTUK PRAKTEK TRADING LANGSUNG

    Untuk pendaftaran bisa datangi kami disamping gedung D1 FIP Universitas Negeri Malang / hubungi Contact Person (Izza) 082247745172

    Save the date ya gaes..!!!
    Hari : Kamis
    Tanggal : 26 April 2018
    Jam: 08.00 AM
    Tempat : Aula Gedung E1 Univ. Negeri Malang
    COME JOIN US

    Nb: Koneksi Internet dapat disediakan peserta karena Wifi Terbatas

     

  • “READ” Implementasi Gerakan Literasi

    “READ” Implementasi Gerakan Literasi

    Membaca merupakan aktivitas bagi sebagian orang yang sangat digemari dan merupakan kewajiban pula bagi setiap manusia yang hidup dibumi, karena dengan membaca akses informasi dalam bentuk apapun akan mudah diperoleh apalagi ‘jaman now’ seperti ini. banyak sekali alat-alat untuk mengakses informasi mulai dari ruang konvensional (perpustakaan dan buku-buku) hingga yang digital(internet dan tulisan-tulisan yang dimuatnya). Seperti yang pernah diungkapkan oleh Prof. Henry Guntur seorang guru besar sastra UI bidang linguistik dalam bukunya yang berjudul “membaca”, salah satu keterampilan untuk berkomuikasi dan menggunakan bahasa disuatu negara salah satunya adalah keterampilan membaca dan itu yang harus terus menerus dipupuk mulai dari usia anak-anak hingga dipertahanka di usia dewasa karena akan berpengaruh pada proses berfikir setiap orang.

    Membicarakan membaca maka erat kaitanya dengan pola-pola literasi yang ada hingga implementasi dari gerakan literasi itu sendiri. Demikian, membacapun di era saat ini perlu adanya pemupukan kesadaran akan pentingnya membaca bagi siapa saja baik usia anak-anak, remaja, dewasa baik jenjang pendidikan PAUD, SD, SMP, SMA hingga Mahasiswa sekalipun baik domisili sebagai masyarakat kota, urban(pinggiran) dan desa semua patut untuk meningkatkan atau berjalan dalam garis literasi yang baik benar dan objektif tentunya.

    Gerakan literasi ini bisa dijumpai salah satunya di lamongan tepatnya Desa Solokuro Kecamatan Solokuro RT. 03 RW.04. Gerakan ini digagas oleh sekelompok mahasiswa yang berdomisili di desa tersebut dan mengidentitaskan mereka dengan membentuk organisasi yang dinamakan Himpunan Mahasiswa Solokuro(HMS)[1]. Berdirinya HMS juga merupakan awal berdirinya gerakan literasi yang mereka bentuk. Gerakan literasi ini merupakan perwujudan mereka sebagai mahasiswa yang lahir dan berdomisili di desa solokuro serta memiliki langkah kecil dan upaya untuk memajukan pendidikan di Indonesia bebasis pengabdian untuk masyarakat desanya tanpa mengesampingkan kearifan lokal(budaya setempat).

    Kemarin, 4 Januari 2018 saya sempat bertemu dengan salah seorang “founder” HMS dan penggagas ide untuk menciptakan gerakan literasi tersebut. Ari Abdillah namanya, mahasiswa jurusan Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Malang(PLS UM) ini juga sedang berjuang menyelesaikan skripsi di semester akhirnya, ia merupakan sosok yang cukup dikenal dikalangan mahasiswa PLS UM khususnya pada angkatan 2013 karena keaktifanya mengikuti organisasi selama menjadi mahasiswa hingga saat ini. saya sempat ngobrol bersamanya, pada mulanya ia dan kawan-kawan desanya memiliki ide untuk mendirikan organisasi mahasiswa daerah pedesaan hingga terbentuklah HMS tersebut. seiring berjalanya perhimpunan tersebut Ari dan kawan-kawanya di HMS membentuk sebuah gerakan literasi yang di tuangkan dalam bentuk Perpustakaan Desa dan baru saja diresmikan pada 31 Desember 2017 oleh kepala desa solokuro, menyonsong tahun baru 2018.

    Pada mulanya gagasan pertama yang diperbincangkan dalam HMS adalah rumah bimbingan belajar bagi anak-anak desa akan tetapi karena adanya analisis kebutuhan (need assesment) akhirnya HMS mewacanakan sebuah gerakan literasi yang dituangkan dalam wujud perpustakaan desa. Perpustakaan Desa yang digagas oleh HMS ini telah memiliki 400 eksemplar buku dengan penggolongan buku-buku eksakta dan sosial humaniora. Setiap harinya pengunjung perpustakaan desa kurang lebih ada 20 orang yang rata-rata adalah anak-anak jenjang pendidikan SD/MI. Setiap anak-anak yang membaca akan didampingi oleh tutor, personalia anggota dari HMS akan terbagi jadwal untuk menjadi tutor di perpustakaan desa. Tutor dalam pengelolaan perpustakaan desa ini diartikan sebagai orang yang mendampingi anak-anak yang membaca buku karena mengingat bahwa setiap pemahaman baca anak berbeda-beda. Perpustakaan ini selalu terbuka untuk siapa saja yang berkunjung dan tentunya sumbangsih dan dukungan masyarakat, tak hanya di solokuro saja namun se- Indonesia juga turut diharapkan berupa moril maupun materil(Re: Buku).

    Saat ini perpustakaan desa bertempat di sebuah rumah salah seorang anggota HMS yang bertempat tinggal di desa solokuro, ruang tamu di “sulap” menjadi perpustakaan desa yang dinilai cukup kreatif dan inspiratif. HMS memberikan nama bagi wujud gerakan literasi ini dengan nama “Rumah Edukasi dan Literasi(READ)”. Ari juga mengunggkapkan untuk kedepanya secara perlahan dan bertahap HMS juga akan merambah pada gerakan sosial kemasyarakatan dan kearah proses pengembangan masyarakat sekitar melalui pelatihan wirausaha dan pemasaran inovasi produk lokal.

    Membaca adalah ujung tombak untuk menikmati pengetahuan, Iqro’ Bismirobbikaladzi Kholaq.

    [1] HMS  organisasi Mahasiswa Daerah Pedesaan yang kolektif, terdiri atas 30 orang yang berkuliah di UM, UB, UIN MALIKI, UMM, POLINEMA dan ASIA. Bertempat di Desa Solokuro Lamongan Provinsi Jawatimur Indonesia.

     

    Ditulis oleh Wendy Kiswha, Mahasiswa jurusan PLS FIP UM yang masih belajar menulis (skripsi).

     

  • “PONDOK AGROSUMO ” PUSAT PENGELOLAAN KAMPUNG AGROWISATA DI DESA PONCOKUSUMO KECAMATAN PONCOKUSUMO KABUPATEN MALANG

    “PONDOK AGROSUMO ” PUSAT PENGELOLAAN KAMPUNG AGROWISATA DI DESA PONCOKUSUMO KECAMATAN PONCOKUSUMO KABUPATEN MALANG

    Abstrak

    Masyarakat sasaran yang dituju adalah masyarakat Desa Poncokusumo Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang. Desa ini terletak di sebelah Timur Kota Malang dengan jarak 29 km dari pusat kota. Wisata ynag tersedia di Desa Poncokusumo adalah wisata petik apel, wisata petik jeruk, wisata petik krisan, wisata olahan kripik, dan outbound. Selain itu wisata juga di lengkapi area sepedah danhil, campground dan homestay.

    Namun kelemahan dari agrowisata di daerah Desa Poncokusumo adalah wisata yang ada tidak dikelola melalui “satu pintu”. Setiap wisatawan yang datang langsung menuju tempat wisata yang diinginkan hingga terkesan setiap tempat wisata memiliki pengunjungnya sendiri-sendiri. Hal ini menyebabkan lemahnya pendataan terhadap wisatawan serta kurangnya pemertaan pada obyek wisata yang ada.selain itu juga tidak adanya penjelasan wisata ketika pengujung mendatangi wisata petik apel,jeruk, krisan dan pengolahan kripik.

                Strategi yang dilakukan ada 3 yaitu pengorganisasian, pemerataan dan perbaikan kualitas serta penambahan aspek edukasi.  Strategi pengorganisasian melalui pendampingan kesekertariatan dan penunjang kesekretariatan dalam menjelaskan destinasi wisata. Strategi pemerataan dan perbaikan kualitas melalui pelatihan outbound, pelatihan Bahasa Inggris Dasar, pelatihan pengelolaan website, penyuluhan SOP alur pengunjung dan promosi melalui website , instagram serta company profile. Strategi penambahan edukasi dilakukan dengan penambahan tahap menjelaskan tentang apel, jeruk, krisan dan kripik sesuai dengan destinasi masing-masing serta penggantian nama menjadi wisata edukasi.

                Hasil dari “pondok Agrosumo” adalah terciptanya pengelolaan wisata yang dapat mengorganisir dan mengeksplor tempat-tempat wisata di Agrowisata Desa Poncokusumo. Hal ini dimulai dengan perbaikan kualitas pengelola wisata, promosi tempat wisata dan pengorganisasian wisata melalui “satu pintu”. Terciptanya kesekertariatan yang dapat berfungsi sebagai pusat informasi wisata, pendaftaran dan tempat pendataan wisatawan. Sampai laporan ini dibuat, program ini telah terlaksana dengan 85 % dan sisanya akan dilaksanakan hingga Juli minggu ketiga yaitu pendampingan, pembuatan plang wisata dan evaluasi bersama.

    Kata kunci : Pondok Agrosumo, pengelolaan, kampung, agrowisata.


    PENDAHULUAN

    Indonesia sebagai negara agraris memiliki sumber daya alam yang beragam. Kekayaan sumber daya alam ini dapat dipergunakan sebagai objek pariwisata alam. Seperti wisata yang terdapat di desa Poncokusumo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Wisata yang satu ini berkonsep agrowisata dimana pengunjung dapat memetik apel sendiri langsung dari pohonnya. Agrowisata Poncokusumo menawarkan wisata petik apel karena Poncokusumo merupakan daerah penghasil apel yang memiliki kualitas tidak kalah dengan apel Batu. Poncokusumo berada di ketinggian 1200-1400 Mdpl sehingga sangat baik untuk pertumbuhan buah apel. Selain itu masih banyak wisata yang ditawarkan antar lain wisata petik jeruk, wisata  bunga krisa, area sepedah danhil, outbond, dan wisata pengetahuan produk olahan apel. Fasilitas yang tersedia adalah ground camp dan home bagi wisatawan yang ingin bermalam.

    Namun kelemahan dari agrowisata di daerah Desa Poncokusumo adalah pada pengorganisasian tiap wisata yang tersedia. Wisata-wisata tersebut tidak dikelola melalui “satu pintu”. Setiap wisatawan yang datang langsung menuju tempat wisata yang diinginkan hingga terkesan setiap tempat wisata memiliki pengunjungnya sendiri-sendiri. Hal ini menyebabkan lemahnya pendataan terhadap wisatawan serta kurangnya pemertaan pada obyek wisata yang ada.

    Masalah lainnya adalah manfaat dari segi pendidikan bagi wisatawan yang berkunjung ke agrowisata ini. Tidak banyak dampak positif seperti ilmu pengetahuan yang mereka terima, hanya rasa puas setelah bersenang-senang di tempat wisata. Sebagai tempat wisata selain memberikan kesenangan sebagai pelepas penat seharusnya juga memberikan suatu wisata edukasi sebagai salah satu bentuk pembelajaran yang sifatnya non-formal. Sehingga tidak hanya kesenangan yang mereka dapat tetapi ilmu pengetahuan yang diterima setelah mengunjungi tempat wisata tesebut.

    Seperti penjelasan di atas kami mempunyai solusi yang diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah tersebut melalui Program Kreativitas Mahasiswa yang berjudul “Pondok Agrosumo” Pusat Pengelolaan Kampung Agrowisata di Desa Poncokusumo, Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang. Dalam hal ini “Pondok Agrosumo” akan berperan sebagai “pintu utama” masuknya wisatawan. “Pondok Agrosumo” akan memberikan informasi tempat, harga dan transportasi juga mawarkan tempat-tempat untuk menginap bagi wisatawan yang ingin bermalam disana. Luaran yang diharapkan adalah terciptanya “Pondok Argosumo’ yang dapat mengorganisir dan mengeksplor tempat-tempat wisata di Agrowisata Desa Poncokusumo.

    GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

         Masyarakat sasaran yang dituju adalah masyarakat Desa Poncokusumo Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang. Desa ini terletak di sebelah Timur Kota Malang dengan jarak 29 km dari pusat kota. Butuh waktu sekitar kurang lebih 1 jam 15 menit perjalanan untuk sampai ke Desa Poncokusumo. Desa Poncokusumo berbatasan dengan Kecamatan Tumpang di sebelah utara, Kabupaten Probolinggo di sebelah timur, dibagian selatan ada Kecamatan Wajak dan Kabupaten Lumajang, sedangkan sebelah barat ada Kecamatan Tajinan.

    Desa Poncokusumo memiliki potensi alam yaitu apel, jeruk, dan bunga krisan. Untuk apel kebun yang dimiliki untuk bertanam apel ada seluas 800 Ha. Sehingga mayoritas warga Desa Poncokusumo bekerja sebagai petani. Potensi alam yang dimiliki sangat banyak sehingga dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk dijadikan sebagai tempat wisata antara lain wisata petik apel, wisata petik jeruk, wisata petik krisan, wisata olahan kripik, dan outbound. Selain itu wisata juga di lengkapi area sepedah danhil, campground untuk berkemah dan homestay untuk menginap. Dengan banyaknya tempat wisata yang ditawarkan di Desa Poncokusumo ini membuat banyak wisatawan dari segala penjuru datang untuk menikmati wisata yang ada. Tetapi kebanyakan dari mereka datang hanya untuk petik apel. Karena tidak banyak dari mereka yang tahu bahwa di desa ini ada barbagai tempat wisata.

     

    METODE PELAKSANAAN

    Metode yang akan dilaksanakan adalah dengan pelatihan, pendampingan dan penambahan sarana untuk promosi di Desa Poncokusumo dengan proses sebagai berikut:

    Gambar 1. Bagan Metode Pelaksanaan

    1. Sosialisasi program dan kesepakatan brand “Pondok Agrosumo”

    Sosialisasi dimaksudkan agar pengelola wisata dapat mengenal dan memahami alur program dalam meningkatkan potensi dan wisatawan di desa poncokusumo. Selain itu dalam sosialisisasi ini juga diadakan forum diskusi tentang masalah dan harapan yang selama ini di hadapi pengelola wisata.

    1. Pengorganisasian melalui :
    2. Pendampingan Kesekertariatan untuk Show Window tentang penyambutan tamu dan penjelasan destinasi wisata.
    3. Penunjang kesekeretariatan adalah video, brosur, buku pop up wisata, x-banner dan plang wisata
    4. Pemerataan dan erbaikan Kualitas Melalui :
    5. Pelatihan Outbound (Fun Game dan Safety High Rope)

    Kegiatan pelatihan ini mendatangkan pemateri yang ahli di bidang outbound terutama di safety high rope. Pelatihan ini akan menambah wawasan tentang fun game dan mengevaluasi keamanan daalam menggunakan higrope. Ini penting dilakukan karena pada hakekatnya jasa outbound terutama high rope merupakan jasa yang berhubungan langsung dengan nyawa wisatawan. Jadi keamanan dalam melakukannya adalah hal yang utama. Pelatihan ini akan dimulai dengan praktek langsung fun game, dilanjutkan dengan teori tentang kaeamanan high rope. Setelah itu peserta langsung mempraktekkan cara menangani pengujung sebelum, saat dan setelah menggunakan jasa outbound highrope.

    1. Penyuluhan dan pendampingan SOP pengunjung

    Penyuluhan ini dilakukan untuk perbaikan kualitas dalam melayani tamu. Diikuti oleh perwakilan perbidang tempat wisata. Hal ini diharapkan akan menciptan tutor teman sebaya. Jadi tiap perwakilan yang sudah paham akan menyebarkan ilmunya ke anggota yang lain. Pendampingan dilakukan agar pengelola dapat memahami maksud dari SOP pengunjung dan dapat menaatinya.

    1. Pelatihan Bahasa Ingris untuk pengelola wisata

    Pelatihan bahasa inggris dasar berguna untuk menambah keterampilan pengelola wisata dalam menyambut wisatawan asing. Pemateri adalah tutor bahasa inggris yang sudah berpengalaman di bidangnya. Peatihan dilakukan dengan pembagian kelompok kecil. Tiap kelompok kecil akan didampingi oleh 1 orang tutor dan akan mempraktekkan langsung cara melayani wisatawan asing.

    1. Pelatihan, penyerahan web dan pendampingan

    Setelah menyelesaikan pembuatan web dan company profile akan dilakukan pelatihan pengelolaan web sekaligus penyerahan web. Pelatihan ini dilakukan untuk mempersiapkan bagian pengelolaan web agar dapat siap melanjutkan pengelolaan web meskipun program pkm ini telah selesai.

    1. Promosi dilakukan dengan pembuatan Website, pembuatan instagram serta pembuatan company profile. Website daan instagram d pilih karena internet memiliki jaringan yang luas sehingga tidak terbatas jarak. Sedangkan company profile dibuat dalam rangka pengenalan tempat.
    2. Penambahan aspek edukasi melalui :
    3. Penambahan aspek edukasi dalam bidang petik apel, petik jeruk, krisan dan kripik dilakukan dengan penambahan sesi penjelasan tentang proses pertumbuhan apel, jeruk, krisan atau pengolahan kripik tergantung wisata yang pilih. Selain itu juga penggantian nama antara lain :
    4. Dari wisata petik apel menjadi wisata edukasi apel
    5. Dari wisata petik jeruk menjadi wisata edukasi jeruk
    6. Dari wisata petik krisan menjadi wisata edukasi krisan
    7. Dari wisata pengolahan kripik menjadi wisata edukasi pengolahan kripik
    8. Evaluasi Bersama “Pondok Agrosumo” dilakukan untuk mengetahui kelemahan dan kelabihan mulai dari proses, hasil serta dampak dari “Pondok Agrosumo”.

    HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI BERKELANJUTAN

    Pelaksanaan Program dimulai dari sosialisasi dan diskusi dengan pengelola wisata, perangkat desa, dan karang taruna. Pada tanggal 27 Maret 2017 di Balai Desa Poncokusumo. Sekaligus menyepakati brand Pondok Agrosumo.

    Selanjutnya pembuatan company profile, website, instagram dan brousur untuk pemasaran produk atau wisata di Desa Poncokusumo. Peltihan dilakukan untuk perbaikan kualitas SOP di setiap bidang wisata.

    Tahap terakhir adalah pendampingan untuk kesekertariatan. Tahap ini sangatlah penting selain sebagai fokus utama program, juga sebagai pusat informasi dan pendataan wisatawan yang datang. Hingga laporan ini dibuat pada tanggal 4 Juli 2017 telah tercapai 80% dari target luaran. Hal tersebut dibuktikan dengan terlaksananya 3 strategi pelaksanaan yaitu pengorganisasian, pemerataan dan perbaikan kualitas, serta penambahan aspek edukasi. Dari segi pengorganisasian, telah disepakati brand Pondok Agrosumo, dan pendampingan kesekertariatan masih terlaksana sekitar 80%, sedangkan pada bagian penunjangkesekretariatan berjalan 75% . Pada bagian pemerataan dan perbaikan kualitas ditunjukkan dengan terlaksananya Pelatihan Outbound, Pelatihan Bahasa Inggris Dasar, Pelatihan Pengelolaan Website dan Penyuluhan SOP. Sedangkan untuk promosi telah berjalan 95%. Dan dari segi edukasi ditunjukan dengan perubahan  nama dan perubahan SOP.

    Gambar 2. Logo Pondok Agrosumo

    Potensi Hasil yang lain dari PKM-M  berjudul “Pondok Agrosumo” Pusat Pengelolaan Kampung Agrowisata di Desa Poncokusumo, Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang adalah booklet setiap pelatihan, HAKI, dan artikel ilmiah.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    Program Pondok Agrosumo sebagai pusat pengelolaan kampung agrowisata di Desa Poncokusumo merupakan pusat pengorganisasian 8 bidang wisata di Desa Poncokusumo. Yang memiliki tujuan antara lain:

    1. Diprolehnya teknik pengorganisiran temat wisata di Agrowisata Desa Poncokusumo agar terintegrasi melalui pengelolaan yang dilakukan “Pondok Agrosumo”.
    2. Terciptanya solusi dalam pemerataan eksplorasi tempat wisata di Agrowisata Desa Poncokusumo melalui “Pondok Agrosumo”.
    3. Terwujudnya penambahan aspek edukasi dalam wisata yang ada di Agrowisata Desa Poncokusumo melalui “Pondok Agrosumo”.

    Target mencakup terciptanya “Pondok Argosumo’ yang dapat mengorganisir dan mengeksplor tempat-tempat wisata di Agrowisata Desa Poncokusumo.

    Program ini berhasil menciptakan strategi pengorganisasian untuk 8 bidang wisata. Sehingga terjadi pemerataan eksplorasi tempat wisata. Selain itu program ini juga berhasil melakukan perbaikan kualitas SOP melalui pelatihan yang telah dilaksanakan.

    Saran

    Program Pondok Agrosumo akan tetap terus berjalan bila ada kerjasama dan komitmen yang kuat antara anggota dan pengelola wisata. Perlu adanya pertemuan antara pengelola Pondok Agrosumo dan pengelola wisata untuk memperkuat solidaritas antar sesama. Untuk bersama-sama membesarkan wisata di Desa Poncokusumo ini menjadi wisata yang bisa dikenal oleh masyarakat dalam maupun luar negeri.

     

    Penulis adalah TIM PKM-M Di danai Dikti Tahun Anggaran 2017

    Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

    Universitas Negeri Malang