Artikel karya mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah layak diproduksi sendiri secara indie
imadiklus.or.id – Sungguh tidak menyangka jika mahasiswa jurusan pendidikan luar sekolah (PLS) mempunyai wadah untuk menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan. Imadiklus namanya, ikatan mahasiswa pendidikan luar sekolah. Si Fendik, alumni jurusan PLS IKIP Malang yang memberi tahu bahwa imadiklus bukan sekedar memuat berita dan foto kegiatan mahasiswa yang penuh canda tawa. Tapi semakin ‘berbobot’ dengan karya tulisan opini sesuai ketajaman dan keberanian masing-masing mahasiswa PLS dalam menorehkan gagasannya.
Sambil menikmati kopi siang hari di kantor, coba membuka webnya imadiklus yang tampilannya cantik menarik, tidak ‘ndesani’ seperti anggapan selama ini bahwa PLS identik dengan pemberdayaan masyarakat desa. Kemudian coba membaca beberapa artikel yang diserta foto diri penulisnya. Sungguh tidak menyangka mahasiswa PLS sekarang cantik dan ganteng, lebih modis sesuai jamannya. Apalagi yang cewek, namanya sangat islami ditunjang penampilannya yang memenuhi kriteria syar’i.
Sungguh, artikel karya mahasiswa PLS itu layak diproduksi sendiri secara indie oleh pengurus imadiklus dalam bentuk buku yang nggaya untuk dijadikan pegangan. Kemudian di jual secara mandiri di kalangan sendiri, juga para dosen PLS dan alumni lainnya. ini peluang pasar yang bisa dimanfaatkan oleh imadiklus. Disamping untuk promosi hasil kreativitas mahasiswa PLS, juga untuk mempopulerkan jurusan PLS yang sampai saat ini masih dipandang sebelah mata oleh khalayak ramai, juga oleh pasar kerja. Negeri maupun swasta.
Apalagi saat ini banyak alumni PLS yang mempunyai usaha Pendidikan Luar Sekolah. Mulai dari PKBM dengan bidang jasa PAUD, Pendidikan Kesetaraan, Program Keaksaraan. Juga ada yang membuka usaha Kursusan dalam wadah LKP, dengan berbagai menu keterampilan yang menjanjikan bisa merubah nasib pesertanya. Termasuk yang membuka jasa PAUD plus-plus, serta sekolah yang aneh-aneh namanya. Mereka ini juga bisa dijadikan kontributor tulisan sekaligus konsumen potensial dari buku terbitan imadiklus. Tinggal bagaimana promosinya.
Alumni PLS pun semakin banyak yang menjadi pejabat dan dosen. Gelarnya pun doktor, juga ada yang professor. Mereka ini pun layak dimintai sumbangan artikel untuk ‘penguatan’ buku yang disajikan dalam bentuk bunga rampai. Mereka dan juga para alumni PLS yang sukses menjadi pejabat dan pengusaha PLS, kiranya layak untuk ‘disambati’ agar proses produksi buku cepat terwujud. Tentu dengan aturan main yang disepakati. Termasuk menawarkan produk kaos berlogo imadiklus kepada alumni PLS. Pertanyaannya kemudian, beranikah awak imadiklus menangkap peluang ini?.
Dengan melihat banyaknya mahasiswa yang mau belajar menuangkan idenya dalam bahasa tulis, tentu tampilan imadiklus.or.id akan semakin seksi untuk dibuka dan disimak sebagai bahan pengayaan yang menginspirasi pembacanya. Dari situlah kemudian akan mendorong lahirnya tulisan dengan judul-judul yang menggelitik. Sukur-sukur bisa memperluas khasanah dunia pendidikan luar sekolah.
Dampaknya, tentu mahasiswa PLS akan semakin kritis, dan peka terhadap persoalan sosial masyarakatnya. Mahasiswa PLS pun hendaknya sejak semester awal sudah akrab dengan habitatnya yang bernama PKBM, TBM, dan LKP yang menarik untuk di dokumentasikan. Melalui tulisan itulah mahasiswa PLS belajar mencari solusi alternatif melalui kajian lintas kampus yang di pampang di lamannya imadiklus.or.id. salam Literacy. [eBas].
Penulis:
EDI BASUKI