BERITA DI TV

Sebenarnya sudah sejak lama saya ingin menulis kisah ini, namun apa daya terkadang kemalasan itu selalu lebih menang.

Selama Siswa SMA sedang menjalankan UAN saya mencoba untuk selalu memantau perkembangannya, (maklum pacar anak SMA ). Pulang dari kuliah, langsung mengambil remote dan menyalakan TV mencari-cari beritanya. Banyak memang yang menjadi pemberitaan, namun ternyata ada beberapa yang menarik perhatian saya selain kejadian Siswa SMA.
1. Anak Kuliah Tawuran
2. Anak SMA Hamil
3. Anak SD memanjat menara Sutet

Nah loh ¦ Ada apa ini? Saya jadi kebingungan, kok bisa yah dalam kurun waktu seminggu ada kejadian-kejadian yang cukup memilukan hati. Mungkin ini adalah sebuah cermin bagi pendidikan di Indonesia, ternyata selama ini pendidikan kita menciptakan sesuatu yang abstrak dan tidak dapat dimengerti kemana arahnya.

Seorang kepala sekolah SD pernah memberitahu kepada saya bahwa ada 3 Pilar pendidikan, yaitu sekolah, keluarga dan masyarakat. Jika dilihat dari sedikit kasus yang ada di atas tersebut saya merasakan ternyata pilar-pilar tersebut sudah tidak dapat berjalan, bahkan tidak bekerja.

Pada kasus anak SD, pendidikan keluarga yang dijalankan oleh keluarga tersebut terkesan hanya memanjakan sang anak, hal tersebut terlihat dari sudah seringya anak tersebut melakukan hal-hal yang berbahaya agar dituruti keinginannya. Anak adalah asset dan usia 0-6 tahun adalah waktu bagi seorang anak untuk memiliki kepribadian dan sifat, apabila seorang anak pada masa tersebut telah dibiasakan untuk dituruti apa maunya, tanpa dididik dengan pengetahuan tentang kehidupan, maka akan banyak terjadi hal-hal seperti anak SD tersebut.

Siswa SMA hamil adalah hal yang paling memilukan bagi saya, karena ini sudah berbicara pada akhlak anak Indonesia. Perkembangan pesat ilmu teknologi telah merambah kepada hal-hal yang negative. Kesiapan rakyat Indonesia akan hal ini ternyata hanya sebatas pada bagaimana kita dapat menguasai juga tentang perkembangan IPTEK tanpa mencoba untuk menyaring dan menahan hal-hal negatifnya. Berbicara tentang Seks ternyata masih merupakan hal tabu bagi keluarga dan sekolah-sekolah di Indonesia, sehingga pengetahuan seks dari para remaja kita hanya sebatas, bagaimana cara untuk coitus dan bla..bla..bla.. yang tidak dapat dipertanggungjawabkan sumbernya. Sekolah di Indonesia sudah seharusnya mencoba untuk mengeluarkan inovasi terbaru untuk menangkal hal-hal negative tersebut. Sedangkan untuk keluarga, janganlah merasa tabu untuk berbicara masalah sex dengan anak, dari hasil saya mengikuti seminar tentang pendidikan sex bagi anak, ternyata banyak cara untuk memberikan pengetahuan sex bagi anak sejak dini tanpa harus membicarakan tentang coitus saja.

Untuk mahasiswa yang tawuran, saya hanya bisa berharap agar segera ditemukan solusi terbaru agar para mahasiswa Indonesia kembali kepada jalurnya sebagai agent of change dan iron stock bagi generasi tua.

Wallahuâ„¢alam ¦
Serang,04-05-2009 hasil belajar dari sekolah KRESMA PLUS, FACEBOOK, dan Kostâ„¢an ¦

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *