Don’t Crab, but Action. Ribuan kisah tentang pendidikan mulai dari kegalauan, ketidakpastian hingga titik terang yang dipandang berazaskan teori-teori dalam buku. Kecakapan dan kopetensi berproses pada sebuah kompetisi. Tidak mudah memang, saat ini hanya mengandalkan ijazah dan pendidikan yang dimiliki tanpa ada pengalaman dan kemampuan. Apalagi bidang yang digeluti adalah dunia sosial, pendidikan dan pengorganisasian, disitu cakupan PLS merangkum.
Banyak mahasiswa-mahasiswa dan sarjana-sarjana PLS yang berpotensi dan bisa melejit mengembangkan bakatnya. Namun banyak dari mereka malu-malu atau enggan mengaplikasikan kecerdasannya dalam kehidupan. Kita harus bongkar kebiasaan lama yang praktis, pesimis dan skeptis. “Bongkar kebiasaan lama” kata Om Iwan Fals. Berani action, melakukan pembaharuan dan produktif dalam mengembangkan kreativitas.
Memang permasalahan demi permasalahan yang terjadi, tak kunjung usai jika dipikirkan. Bukan hanya lulusan PLS namun juga dirasakan di dunia pendidikan saat ini. Lowongan pekerjaan bagai lubang jarum untuk ribuan buntelan benang kusut, kesempatan bekerja yang tak sesuai, dan kamuflase jurusan yang dihalalkan demi pekerjaan.
PLS itu memang luas sekali cakupannya, namun tidak dangkal jika kita sadari dan telusuri. PLS bukan didapat dari teori saja, namun yang seharusnya dipraktekkan dan diaplikasikan langsung di masyarakat, setidaknya di lingkungan sendiri. Mulai dari sekarang dan berhenti mengeluh. “Lakukan apa yang kamu bisa kerjakan hari ini jangan menunggu besok atau lain waktu,” sebuah pepatah sepanjang masa.
Kalau ingin menjadi sarjana yang profesional kita harus bisa bertindak mulai dari sekarang sebelum terjun ke masyarakat. Mantapkan ilmu dan pengalaman, jika ingin berpenghasilan besar. Sebuah pencapaian terbaik adalah pengakuan publik bahwa kita seorang sarjana PLS bisa berhasil mensejahterakan dirinya dan lingkungan masyarakat disekitarnya.
Eko Haryanto
PLS Unimed