Kegiatan Labsite Mahasiswa PLS UNESA Angkatan 2009 di Kelurahan Made Kecamatan Sambikerep

Pendidikan Luar Sekolah (PLS) selalu memberikan pembekalan materi pembelajarannya tidak hanya selalu di kelas tetapi juga langsung terjun ke masyarakat. Hal itu dilakukan untuk mempersiapkan mahasiswa PLS agar mempunyai pengalaman apabila terjun di tengah-tengah masyarakat secara nyata ketika sudah menyeleseikan studi di PLS. Kegiatan terjun ke masyarakat  diharapkan mahasiswa PLS mempunyai skill yang dapat dimanfaatkan kelak setelah lulus dari PLS dan terjun ke pada masyarakat.

Labsite merupakan mata kuliah di PLS Unesa yang dalam prakteknya langsung terjun dilapangan, dilaksanakan disemester lima pada mata kuliah Pengelolaan Labsite. Tujuan dari Labsite adalah mengembangkan potensi mahasiswa agar bisa terjun di masyarakat, mahasiswa dapat mengelola program mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi, dan Membuat program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga membuat masyarakat menjadi mandiri (pemberdayaan).

Kegiatan labsite kali ini dilaksanakan dikelurahan binaan PLS Unesa tepatnya di Kecamatan Sambikerep dengan empat kelurahan yakni Kelurahan Made, Kelurahan Sambikerep, Kelurahan Bringin, dan Kelurahan Lontar. Kegiatan yang dilakukan mencakup Pendidikan Masyarakat, Pengembangan Masyarakat, Kepemudaan,  Kewanitaan, dan Kewirausahaan.

Adapun Setiap kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang, terdiri dari Angkatan 2009 A dan 2009 B, setiap kelompok harus ada yang mempunyai motor sehingga mempermudah mahasiswa dalam menjangkau lokasi dan sekaligus mempermudah untuk mempersiapkan semua materi yang akan dipersiapkan pada saat pelatihan. Dari ke-4 Kelurahan tersebut,salah satunya adalah di Kelurahan Made. Kali ini di Kelurahan Made terdapat kelompok Kepemudaan dan Kewanitaan yaitu Memanfaatkan Lele menjadi produk abon yang bernilai jual. Adapun tujuan penyelenggaraan Labsite pada kelompok Kepemudaan dan Kewanitaan adalah memberikan pelatihan dalam rangka memandirikan pemuda Karang Taruna sehingga dapat memanfaatkan lele menjadi produk abon yang bernilai jual.

Kegiatan pelatihan pembuatan abon lele ini di mulai dari tahap perencanaan yakni menggali dan mencari informasi kebutuhan belajar pemuda Karang Taruna. Kemudian tahap pelaksanaan pembuatan abon lele dalam waktu 3 minggu dengan 4 kali pertemuan. Metode yang digunakan yakni demonstrasi dan praktek langsung, kemudian dilanjutkan dengan pembinaan dalam hal pemasaran produk tutur Rezka Arina Rahma salah satu anggota kelompok yang memberikan pelatihan.

Adapun harapan setelah dilakukan kegiatan Labsite tersebut adalah semoga mahasiswa mampu menyelenggarakan program yang sesuai dengan kebutuhan belajar masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi dan dapat memahami karakteristik dan kondisi masyarakat. Ketika lulus dari Pendidikan Luar Sekolah diharapkan siap untuk membina dan memberdayakan masyarakat dan semoga Pendidikan Luar Sekolah (PLS) selalu menjadi Jurusan yang selalu bisa didambakan masyarakat untuk selalu memberikan program-program masyarakat yang tentunya sangat bermanfaat,inovasi,kreatif dan menjanjikan. (Mar-Fid)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *