“MIKIR UDHAR LORO MEI ANGGONE ANGGAWE”
Lahirnya seorang tokoh Bangsa yang mampu memberikan perlawanan kuat untuk melepaskan predikat kebodohan. Terlahir ditanah Nusantara yang kini disebut Indonesia, menjadi suatu kiat tersendiri bagi dirinya yang membawa pengaruh besar di-Era sekarang ini bagi bangsanya sendiri dan dunia ini. Soewardi Soerjanigrat/Kihadjar Dewantoro sebuah nama yang menghantarkan ia sebagai salah seorang pelopor pendidikan bagi kaum pribumi di tanah ini. Terkenal dengan keagungan semboyanya yang hingga saat ini gencar di kowar-kowarkan ; Ing Ngarso Sung Tuodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.
Tanggal 2 Mei merupakan dimana pendidikan di Indonesia menjadi topik bahasan utama pada setiap orang-orang yang sadar akan tanggal tersebut atau bahkan mungkin bisa saja pendidikan hari itu menjadi sebuah topik yang disakralkan. Terlihat nampak disetiap instansi-instansi merayakan hari tersebut dengan berbagai kegiatan diantaranya upacara bendera, perayaan tumpengan, bahkan sampai peringatan besar-besaran yang dikemas dalam bentuk-bentuk modern seperti lomba fashion show tingkat pelajar dan karnaval besar-besaran yang didalamnya ada pawai-pawai yang unik hingga ‘aneh’. Namun jika demikian betul adanya, maka apa essensi-nya ?!
Ketika membicarakan akan tanggal tersebut teringat satu kata yaitu “pendidikan”, pernakah mereka yang memperingati tanggal 2 mei yang mereka beri label hari pendidikan itu memikirkan pendidikan ? lebih-lebih kita sebagai Mahasiswa yang bergelut dibidang Pendidikan , manakala arti dari mahasiswa adalah para pemuda-pemudi yang peduli akan pendidikan, para pemuda-pemudi yang saat ini sedang berproses untuk menjadi tenaga ahli dibidang pendidikan, yang biasanya kritis dan mengkritisi melalui aksi-aksi atau kegiatan berbasis sosial .
Pernahkah berfikir tentang penididikan di Indonesia ?
Mari berfikir Kawan,angka buta aksara di Indonesa mencapai 3,4 persen maka artinya ada sekitar 5,98 juta jiwa yang buta huruf dan tersebar di 25 kabupaten di enam provinsi 1,7 Juta Penduduk Jawa Timur buta huruf (refrensi: data 2015 MENDIKBUD). Salah satu dari provinsi itu adalah provinsi Jawa Timur (JATIM), Provinsi yang kini kita tempati sebagai proses menempuh pendidikan ada seitar 6 persen atau 1,4 juta jiwa masyarakat buta huruf. Sungguh disayangkan ketika kita mampu memperingati tanggal 2 mei namun kita acuh terhadap fakta ini, namun ntahlah jika ini hanya kau anggap sebagai intermezzo belaka.
Tiada dari satu-pun elemen-elemen fungsionaris yang berdedikasi untuk pendidikan mau diajak untuk menaggapi fakta ini, malah mereka berlomba-lomba menjadi ‘Event Organizer(EO)’ dalam peringatan 2 mei, bagaimana peringatan 2 mei menjadi profit yang amat besar bagi mereka para ‘EO’. Kawan Mahasiswa, sadarilah bahwasanya kita sebagai salah satu elemen itu dan harus senatiasa mengingat embel-embel agent of change. Namun apakah hanya sekedar mengingat ? ah… mungkin mengigat saja sudah cukup bagus dizaman ini. Tapi ‘Ingatlah’ ingatan bisa saja lupa. Ingatan merupakan sebutan untuk cara berfikir dan mengingat adalah kegiatan berfikir. Terakhir….. sudahkah kau berfikir atas fakta yang terpampang pada tulisan ini ? Jika Sudah, cukupkah dengan berfikir saja ? BERBUATLAH …. UNTUK “2 Mei”
Karena Perbuatan yang akan menciptakan sejarah, dan sejarah yang membesarkan suatu Bangsa.
Wendhy Kiswha Cahlendra
Pendidikan Luar Sekolah Angkatan 2014
Universitas Negeri Malang