Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Dalam Menjaga Kesehatan Mental Anak Remaja Kata mental mungkin cukup familiar di telinga kita, namun masih banyak dari kita yang belum memahami apa arti mental yang sesungguhnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Mental merupakan suatu hal yang bersangkutan dengan batin dan watak manusia, bukan bersifat badan atau tenaga dan bukan hanya pembangunan fisik yang diperhatikan, melainkan juga pembangunan batin dan watak. Mental menjadikan setiap individu tampak memiliki kesejahteraan dan ketenangan dalam diri, sehingga mampu mengatasi tekanan hidup secara normal dalam situasi apapun. Dengan kata lain, mental menjadi pengaruh besar dalam tindakan seseorang. Mental yang sehat dapat menunjukan seseorang dalam kondisi prima, apalagi dikalangan remaja yang banyak kegiatan dalam kesehariannya. Namun pada kenyataannya, kesehatan mental sering kali diabaikan oleh kalangan remaja maupun dewasa muda, karena mereka menganggap bahwa ketidakstabilan mental yang mereka rasakan sekarang merupakan sesuatu yang lumrah dan pasti dirasakan pula oleh remaja yang lain. Padahal, sebenarnya mereka sedang berada dalam keadaan mental yang tidak sehat atau yang kerap disebut sebagai mental breakdown. Banyak remaja yang terlihat baik-baik saja dan tidak menghiraukan permasalahan ini karena mereka pintar dalam menyembunyikan permasalahan mentalnya tersebut.
Di Indonesia, angka gangguan mental pada usia remaja berdasarkan hasil RISKESDA 2018 menujukan bahwa 6,1% yang mengalami depresi. Kemudian, selama covid-19 angka kasus gangguan mental dan depresi meningkat menjadi 6,5%. Melansir dari laman resmi Environmental Geography Student Associantion UGM, menurut suciodologist 4,2% siswa di Indonesia pernah berpikir untuk melakukan bunuh diri akibat depresi. Badan Kesehatan dunia, World Health Organization (WHO) memprediksi, depresi akan menjadi penyakit dengan angka kasus tertinggi kedua, setelah penyakit jantung. Hal ini sudah tidak bisa dipungkiri lagi, setelah melihat banyaknya remaja yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri akibat mental yang tidak sehat. Usia remaja sudah tidak dapat dikatakan sebagai anak kecil lagi, yang segala sesuatunya harus diawasi oleh orang yang lebih tua, mereka harus bisa mengawasi dan menjaga dirinya sendiri mulai dari jiwa dan raga. Namun, banyak dari mereka yang lalai terhadap dirinya sendiri.
Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Dalam Menjaga Kesehatan Mental Anak Remaja
Sebagian besar remaja yang mengalami permasalahan mental, hanya membutuhkan seseorang yang dapat dijadikannya sebagai penyemangat atau yang biasa kita sebut sebagai support system. Mereka yang mengalami permasalahan mental merasa bahwa mereka tidak memiliki rumah untuk pulang. Maksud rumah disini, ialah seseorang yang dijadikannya sebagai tempat berkeluh kesah, bercerita suka duka, dan tempat kembali setelah melakukan kegiatan yang melelahkan seharian. Tak sedikit pula, seseorang yang mengalami gangguan mental atau depresi sering diakibatkan karena adanya tindakan atau perkatan orang lain yang tidak baik sehingga mengharuskan mereka tetap terlihat baik-baik saja, bahkan banyak juga yang berkata bahwasannya jika mereka mengeluh berarti mereka tidak bersyukur, padahal orang yang mengalami gangguan mental hanya ingin keluhannya didengar tanpa harus dihakimi. Namun, kebanyakan remaja justru berada di fase yang memiliki tingkat keegoisan yang tinggi dan lebih mementingkan diri sendiri. Mereka merasa merekalah yang membutuhkan penyemangat, bukan menjadi penyemangat bagi orang lain. Bahkan ketika seseorang menceritakan masalah hidupnya kepada orang lain, justru menjadi beradu nasib, seolah-olah dirinyalah yang paling tersakiti. Hal inilah yang menjadi penyebab remaja mengalami gangguan mental atau depresi.
Setelah melihat kasus angka gangguan mental atau depresi yang tinggi, lalu siapa yang dapat membantu menolong mereka dan bagaimana cara mencegah terjadinya ketidaksehatan mental seorang remaja?
Seperti yang kita ketahui, seseorang yang dapat menyelesaikan masalah kita ialah diri kita sendiri, karena kita tidak dapat mengandalkan orang lain dalam hidup kita. Namun ada pula orang yang dapat membantu mengatasi suatu permasalahan yang kita miliki yaitu orang terdekat kita misalnya keluarga, pacar, dan teman. Mereka memang tidak akan mengetahui secara keseluruhan apa yang sedang kita rasakan. Namum dengan adanya mereka, kita akan merasa bahwa kita tidak sendiri dan merasa lebih baik, karena kita tahu bahwa ada seseorang yang akan membantu kita untuk menyelesaikan permasalahan yang kita miliki. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya depresi atau gangguan mental ialah dengan menjalin komunikasi yang intim, yaitu dengan bercerita satu sama lain dengan orang yang dipercaya. Seseorang yang melakukan komunikasi secara intim, maka akan timbul rasa kasih sayang yang cukup mendalam, hal ini juga menjadikan seseorang merasa bahwa dirinya memiliki tempat untuk menyampaikan perasaannya, sehingga beban dalam dirinya sedikit terselesaikan. Komunikasi antarpribadi tidak hanya dilakukan sekali atau dua kali saja, biasanya jika kedua belah pihak sudah merasa nyaman maka komunikasi akan terus berlanjut.
Komunikasi antarpribadi menjadi kunci utama dalam menjaga kesehatan mental seseorang terutama dikalangan remaja. Empati yang diberikan melalui komunikasi sangatlah dibutuhkan bagi mereka yang mengalami gangguan mental atau depresi agar pemikiran atau logika mereka terbuka dan berada di jalan yang tepat. Komunikasi yang dijalin secara benar dengan orang yang tepat akan memberikan dampak positif terhadap mental seseorang. Komunikasi antarpribadi menjadi point penting dalam menyelesaikan permasalahan mental yang dimiliki seseorang, dengan berkomunikasi satu sama lain maka akan tercipta ketenangan diri seseorang sehingga kesehatan mentalnya akan terjaga. Seseorang yang mengalami gangguan mental atau depresi mesti berkomunikasi pula dengan dirinya sendiri, menanamkan hal-hal baik dalam dirinya, serta tidak mengikat apapun dalam pikiran dan perasaannya. Kita tidak tahu bagaimana kehidupan seseorang, terutama remaja yang masih memiliki tingkat emosional yang tidak stabil. Dengan begitu kita tidak boleh menganggap remeh setiap permasalahan yang dimiliki oleh orang lain karena setiap manusia memiliki tingkat kekuatan mental yang berbeda dan tidak dapat disama ratakan.
Untuk itu, kita sebagai remaja yang baru dihadapi oleh beberapa masalah kehidupan jangan segan untuk menceritakannya kepada orang lain, terlepas dari respon yang diberikannya kepada kita. Karena banyak remaja yang tidak pernah menceritakan masalah hidupnya namun secara tiba-tiba ia bunuh diri, hal itu karena kesehatan mentalnya yang terganggu. Seseorang yang memiliki mental sehat, tidak boleh menghakimi orang lain terutama bagi mereka yang mengalami gangguan mental atau depresi. Sesama remaja kita mesti memahami bagaimana keadaan orang lain bahkan kita juga mesti meluangkan waktu untuk orang lain yang membutuhkan kita, karena kita tidak tahu seberapa berat masalah hidup yang sedang mereka rasakan. Sebagai komunikator yang baik, kita tidak hanya diharuskan menjadi pembicara yang handal namun juga diharuskan menjadi pendengar yang baik. Semua orang bisa berbicara di depan umum, namun belum tentu semua orang bisa menjadi pendengar yang baik bagi satu orang.
Annisa Putri Fauziah 2106015263 – putrifauziah2207@gmail.com – Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
2J-Ilmu Komunikasi Melalui Kirim Artikel