#SEMNAS DAN KONGRES 2015 PART 5. MENGUJI DIRI DALAM SETENGAH HARI
Kesejukkan pagi adalah anugerah bagi kita. Tuhan masih memberikan kesempatan kepada kita untuk bernafas dan melihat sedaya alam di sekeliling kita. Detik telah berganti dan waktu terus menemani. Membuka mata dan tersadar bahwa hari kemarin telah dilewati. Kini saatnya memulai hari baru dengan wajah yang seru karena saat itu hari yang paling ditunggu, hari Jum’at yang insya alloh diberkahi.
Sekian lama kita menanti, akhirnya acara puncak tiba yakni Kongres Imadiklus ke-V. Setelan pakaian yang berbeda, menunjukkan identitas masing-masing peserta. Bertempat di Auditorium Gedung Geugeut Winda/PKM (Pusat Kegiatan Mahasiswa) acara pun digelar. MC, Ipan Sopian (PLS UPI 2014) dan Khanza Khoirunnisa (PLS UPI 2014) memandu jalannya acara. Alunan kalam Ilahi pun diperdengarkan dari merdunya suara, Izzudin Abdurahman (PLS UPI 2014). Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Imadiklus yang dipimpin oleh seorang dirigen, Riska Agustiani Muaji (PLS UPI 2014). Lalu sambutan-sambutan dari berbagai pihak yang menyemangatkan. Mereka adalah M. Hadi Ali Mutamam sebagai wakil ketua pelaksana Kongres Imadiklus V (mewakili Sdri. Anindya Nurfitria Dewi sebagai ketua pelaksana Kongres Imadiklus V), Lia R. F. sebagai Sekretaris II (mewakili Sdr. Teguh Akbar sebagai Ketua Umum Imadiklus), dan Dr. Jajat S. Ardiwinata, M.Pd sebagai Ketua Departemen Pendidikan Luar Sekolah FIP UPI yang sekaligus membuka acara Kongres ini secara resmi. Lalu pembacaan do’a, semoga acara ini diberikan kelancaran dan kemudahan dariNya oleh Izzudin Abdurahman (PLS UPI 2014). Diakhiri dengan tutup oleh MC.
Acara pun diserahkan kepada presidium yang berasal dari DPO yakni Angga Andrias dan Mahfuzi Irwan Saragih. Pembahasan tentang tata tertib yang harus ditaati selama berlangsungnya Kongres Imadiklus Ke-V. Pasal 1 hingga pasal 20. Disahkan atas kesepakatan bersama dengan 0beberapa aturan yang ditambahkan, dikurangi atau direvisi, disesuaikan dengan kondisi yang terjadi. Selanjutnya pemilihan presidium baru secara tertutup. Terpilihlah beberapa nama yang berasal dari beragam almamater. Kita hanya butuh 3 nama, tetapi yang lolos kualifikasi terdapat 4 nama. Musyawarah pun dilakukan, tetapi tidak membuahkan hasil sehingga dilakukan pemilihan ulang. Akhirnya, nama pun terucap dan mereka adalah Tommy W. H. Karey sebagai presidium I (Universitas Pattimura, Ambon – Maluku), Nurul Jova Oktaviansyah sebagai presidium II (Universitas Sultan Agung Tirtayasa, Serang – Banten), dan Mustadim Wahyudi sebagai presidium III (Universitas Jember, Jember – Jawa Timur). Tiga laki-laki dalam satu meja yang meng-Indonesia. Setelah presidium baru terpilih, pending pun dilakukan mengingat adzan telah berkumandang. Sholat Jum’at harus dikerjakan karena merupakan kewajiban bagi umat muslim yang bukan perempuan (alias laki-laki).
Tenangnya hati setelah menghadap Ilahi. Tenangnya hati setelah berdo’a, bermunajat padaNya atas apa yang telah dan akan dilakukan oleh diri. Kenyang perut ini setelah mendapat konsumsi. Memulai kembali setelah jiwa dan raga terpenuhi.
Terangnya siang hari pertanda kita harus melanjutkan apa yang harus dijalani. Pending dicabut, kita pun melanjutkan pembahasan yang perlu dipahami secara radikal dimana hal ini sangat menentukan dan akan menjadi acuan untuk kedepan. Sebuah landasan yang harus terlapisi dengan bahan yang sesuai tempatnya. Sebuah landasan yang dihiasi ragam dengan keindahan diatasnya. Sebuah landasan yang sering kita sebut AD dan ART. Sebuah organisasi dipastikan mempunyai AD dan ART yang dibuat menurut versi terbaiknya masing-masing disesuaikan dengan kondisi organisasi tersebut.
Layaknya sebuah rumah, suatu organisasi harus memiliki identitas yang jelas. Siapa pemiliknya, kapan rumah tersebut didirikan, dimanakah posisi rumah tersebut berada. Apakah bertingkat atau tidak. Prinsip apa yang dipegang oleh pemilik rumah tersebut sehingga seluruh penghuni dapat mematuhinya. Meluruskan tujuan dengan dilakukan usaha-usaha yang haruslah bijak. Peranan yang jelas pula bagi setiap individunya. Mengelola hal-hal dalam memenuhi kebutuhan rumah tersebut dengan penuh tanggung jawab.
Setiap individu di dunia ini mempunyai peran, hak dan kewajibannya masing-masing. Ketika kita ingin masuk ke suatu rumah, pasti memiliki sebuah tujuan. Entah itu sekedar bertanya, bertamu, bekerja, menginap, atau bahkan ingin tinggal dan menempati rumah tersebut. Jikakau kita ingin menempati rumah tersebut, pasti harus memenuhi syarat yang telah ditetapkan. Terkadang syarat yang ditawarkan tidaklah susah, sesuai dengan keadaan rumah tersebut.
(Comeback again). Organisasi, oh organisasi. Individu yang tergabung di dalamnya, pasti mengerti kenapa AD dan ART ada. Segala keteentuan yang ditetapkan semoga bisa menjadi renungan bahwa semua ini bukan sekedar angan yang boleh dihiraukan begitu saja. Tetapi, suatu ketetapan yang dirumuskan dan diketahui bersama.
Perjalanan dalam menetapkan AD ART sejak hari itu, tidaklah semudah seperti jalan jembatan di atas sungai atau lautan, terbentang luas dan mulus dengan kecepatan yang bisa dilakukan. Tetapi perjalanan dalam menetapkan AD ART Imadiklus sejak hari itu, membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk ditempuh. Melewati 20 lembar petunjuk perjalanan yang memakan waktu hampir 12 jam. 20 lembar petunjuk bukanlah hal yang sedikit untuk harus dilakukan. 20 lembar petunjuk tersebut adalah hal yang harus dipahami agar kita semua tidak salah arah dan tujuan. Melewati beragam persimpangan, terlihatlah suatu kejanggalan. Banyak persepsi diajukan dengan peristiwa yang terkadang menggertakan mata dan hati untuk senantiasa sabar dan bijak dalam menjalani suatu kejadian. Lelah dan gundah terkadang menghampiri diri. Namun tersadar, seketika disini kita bersama dalam waktu yang tidak lama. Bersama, saling menguatkan diri untuk melewati perjalanan yang membuka mata, hati dan pikiran bahwa disini kita adalah keluarga. Tersenyumlah.
hasilnya pun saya rasa sangat luar biasa dan semangatnya itu lhoo membara
Semoga semangat itu tidak luntur sampai kapan pun, mas. Karena disini kita bersama 🙂
Keluarga Imadiklus 🙂