Street Smart dalam Pendidikan NonFormal Apa itu street smart? Konsep street smart sebenarnya sudah melekat dengan konsep Life- long education. Orang pintar sangat banyak, bertebaran di muka bumi ini, apalagi jaman sekarang semua gelar bergengsi dari S1, S2, S3 sudah banyak yang meraihnya. Akan tetapi semua itu kurang begitu maksimal ketika konsep street smart tidak pernah dipakai karena takut menghancurkan sistem sebuah pendidikan atau
peradaban. Konsep street smart sebenarnya mengadopsi dari pola pembelajaran tentang entrepreneurship yang telah dilakukan oleh Bob Sadiono dalam menciptakan peradaban baru melalui dunia wirausaha.
Apakah konsep tersebut berlaku bagi dunia pendidikan nonformal? Ya, tentu saja berlaku karena salah satu sasaran dari pendidikan nonformal adalah pemberdayaan masyarakat maupun memaksimalkan sumber daya manusia. Namun banyak fenomena tentang keraguan dari akademisi pendidikan nonformal masih banyak terjadi seperti, apakah nanti pelatihan maupun kursus serta pemberdayaan masyarakat dapat benar-benar membuat masyarakat mandiri? Atau dengan media apa kita bisa melakukan persuasi kepada masyarakat? Hal tersebut merupakan momok yang sering terjadi dikalangan para penggelut dunia pendidikan nonformal.
Langkah langkah Dalam Street Smart dalam Pendidikan NonFormal
- Langkah pertama dari Street Smart adalah Just do it ! Lakukan saja atau bahasa alaynya “lakuin aje sob” . Lakukan saja, begitu pula dengan kita sebagai penggelut dunia pendidikan nonformal yang sedang melakukan sebuah langkah, lakukan saja dan jangan banyak mikir, semua pasti akan ada jalan setelah kita action. Hal ini tidak hanya untuk mahasiswa pendidikan nonformal atau yang menjadi pejabat di dunia pendidikan nonformal, tapi ini berlaku untuk semua kalangan. Ketika ingin membuat pelatihan, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), maupun kursus sekalipun kunci utamanya adalah Just do it !. Untuk yang masih menjadi mahasiswa konsep ini sangat bagus untuk dipraktikkan, karena pendidikan nonformal akan terasa nyata ketika dipraktikkan terlebih digabungkan dengan passion kita sendiri, misalnya membuat kursus online (baik free maupun berbayar) tentunya hal ini akan bermanfaat karena adanya sebuah transisi dimana dunia maya menjadi tempat belajar alternatif, ataupun bisa membuat komunitas belajar untuk tujuan tertentu. Dengan adanya praktik maupun kegiatan inilah secara tidak langsung pendidikan nonformal akan memiliki nilai lebih di dunia pendidikan dan masyarakat karena aksinya yang nyata serta tak hanya berbicara mengenai sertifikasi tutor atau semacamnya :p
- Langkah kedua adalah Ikhlas. Kunci utama dari berlangsungnya pendidikan nonformal adalah ikhlas, kerja keras-cerdas-ikhlas dan tertunya jangan malu untuk berbuat baik. Ketika punya ide tentang inovasi dalam pendidikan, praktikkan saja bila perlu posting di sosial media agar semua orang tahu idemu sehingga bemanfaar bagi orang lain, secara finansial hal ini memang tak banyak menjamin untuk mendatangkan uang, namun secara sosial kita memiliki nilai lebih di bidang peningkatan pendidikan yang secara tidak langsung kitalah sebagai pembaharu
- Langkah ketiga adalah Bisa!. Semua orang tahu kalau air garam dapat menghantarkan arus listrik, namun sedikit orang yang bisa mempraktikkannya Bisa dan sekedar tahu itu berbeda, ketika kita berbicara “Bisa” berarti hal tersebut sudah kita
Street Smart dalam Pendidikan NonFormal melakukannya bahkan dengan sepenuh tenaga kita. Kalau hanya sekedar “Tahu” itu masih menjadi sebuah tanda tanya apakah sudah dilakukan atau tidak . Sejak kecil kita hanya diajarkan untuk “tahu” dan tidak diajarkan untuk menjadi “bisa” maka dari itu dengan menerapkan prinsip street smart dalam pendidikan nonformal kita akan mampu membuat banyak hal menjadi berbeda dan bermanfaat . Ingat, konsep ini berlaku untuk siapapun 😀
Kiriman dari
Ari Tri Winarno
Email aryistimewa@gmail.com
Alamat Facebook https://www.facebook.com/pages/Great-Teacher-Ary-Senpai/1560478880831988