Menemukan Jati diri Pendidikan Luar Sekolah (antara harapan dan tantangan)
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa dalam dinamika persaingan dunia kerja, para mahasiswa saat ini seakan buta dan rela menanggalkan jati diri yang dia miliki untuk mengejar tingginya obsesi yang ingin diraih. Tak perlu melihat contoh yang jauh, contohnya saja yang dialami oleh beberapa mahasiswa pendidikan luar sekolah yang dewasa ini juga masih belum rela menanggalkan atau bahkan masih belum menemukan jati diri ke-PLS-annya.
Sebelum menginjak hal tersebut, melalui aktivitas belajar pendekatan apapun itu tentunya akan membuka cakrawala pengetahuan seorang individu diakrenakan apabila kita pandang dari esensi teologis saja “Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka (QS Ar-ra’d ayat 11), yang dapat kita maknai bahwa suatu proses perubahan tentunya diperlukannya suatu upaya untuk menjadikan pribadinya agar lebih baik lagi yang diperoleh dari aktifitas belajar, aktifitas kependidikan yang intinya harus sekolah. Dari sesensi sosiologis hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan dan berhubungan antara satu dengan yang lain dimana didalamnya terdapat suatu interaksi dan penyampaian informasi (dari tidak tahu menjadi tahu) dan itu merupakan aktivitas belajar yang sering tidak disadari oleh diri kita. Apabila esensi edukasi, manusia adalah homo educandum yang berarti manusia memerlukan pendidikan dan harus dididik, sehingga untuk menjadi manusia yang bermanfaat dibutuhkanlah suatu aktivitas belajar.
Menemukan Jati diri pendidikan luar sekolah (antara harapan dan tantangan)
Permasalahannya sekarang, apakah pelaksanaan pendidikan saat ini sudah mampu memenuhi aktifitas belajar individu untuk menjadi manusia yang bermanfaat? Nyatanya sekolah belum mampu memenuhi jawaban permasalahan tersebut baik dari esensi materi dan isi pembelajaran, waktu, dan keluwesannya. Berbeda dengan PLS yang menyuguhkan macam serta bentuk penyelenggaraan pendidikan yang bersifat multi (purpose, agency, participan, program/type) dan lebih berorientasi pada softskills yang diintegrasikan dengan kebutuhan penyelenggaraannnya.
Sungguh sangat berbahaya apabila mahasiswa PLS tidak paham dengan apa yang disebut dengan PLS. Mahasiswa – mahasiswa PLS adalah mahasiwa yang harus tahan banting, tahan pukul, tahan jatuh, tahan gagal, dan tahan – tahan sebagainya. Sebab sebagai pengambil keputusan dalam pemenuhan dinamika kebutuhan masyarakat tentunya menjadi kunci utama dalam memegang tanggung jawab besar tentang arah pembangunan masyarakat indonesia ke depan. Kita tinggal pilih saja mau jadi apa dalam proses pembangunan tersebut “Apakah menjadi Subjek?. Objek?. Atau Pioneer Pembaharuan dalam Pembangunan?).
Nama = m bagus gunawan
Email = muhammadbagusgunawan@gmail.com
PIN/ID = 085745874793
Alamat Facebook = https://www.facebook.com/mbagusgunawan