HARI PENDIDIKAN ADALAH PENGINGAT
Selamat Hari Pendidikan Nasional, Saudaraku!
Hari ini, 2 Mei 2016, Hari Pendidikan Nasional. Sebagai kaum terdidik “manusia”, apakah hari ini timbul suatu pertanyaan dalam diri kita? Apakah timbul suatu refleksi dalam diri kita tentang hari-hari sebelumnya? Hari-hari di mana kita menyandang gelar sebagai kaum terdidik. Sudahkah?
Sudah bertahun-tahun kita menghabiskan waktu di lembaga-lembaga pendidikan. Dari situ pasti kita mendapatkan sangat banyak ilmu dan pengalaman. Akan tetapi ke manakah itu semua saat kita yang telah dididik sejak kecil ini tidak bisa merubah sikap kita dan tidak bisa merefleksikan setiap kejadian di dalam hidup kita. Dua minggu terakhir kita sudah memperingati tiga hari besar, yaitu Hari Kartini, Hari Bumi, dan yang masih hangat adalah Hari Buruh.
Pertama, Hari Kartini, diperingati pada tanggal 21 April. Rasanya percuma jika Hari Kartini kita peringati, tetapi kita tetap tidak bisa menghargai orang lain, perempuan terutama. Lalu apa guna kita berpendidikan jika masih banyak hal-hal yang tidak memanusiakan perempuan terjadi di dunia ini. Kesadaran kritis kita patut kita pertanyakan sekarang, di mana kita belum mampu merefleksikan dan belum mampu berbuat seperti apa yang sudah rayakan pada 21 April kemarin.
Kedua, Hari Bumi, diperingati pada tanggal 22 April, sehari setelah Hari Kartini kita peringati. Bumi adalah tempat kita hidup, belajar, tumbuh berkembang, dan lain-lain. Adalah kewajiban kita untuk menjaga bumi supaya tetap nyaman untuk kita tinggali. Akan tetapi mungkin Hari Bumi hanya jadi angin lewat bagi kita sendiri. Buang sampah pada tempatnya hanya hari itu saja, hari selanjutnya mindset kembali bahwa sampah boleh dibuang di mana saja. Refleksi bagi kita yang katanya kaum terdidik, tapi tidak bisa memaknai bahkan merubah pola kebiasaan buang sampah sembarangan. Padahal kita adalah cerminan masa depan Indonesia, lalu bagaimana masa depan kita jika kita masih menjadi orang yang tidak bisa belajar dari kesalahan (buang sampah sembarangan).
Ketiga, Hari Buruh, hari yang kita peringati kemarin 1 Mei. Sangatlah kontras jika kita memperjuangkan kemerdekaan kaum tertindas (buruh), tapi hari ini kita bergaya layaknya seorang borjuis dan menghamba kepada kapitalisme. Kita yang hakekatnya adalah agen pendidikan yang pro rakyat utamanya, jangan sampai hanya dilidah saja, tapi harus ditunjukkan dengan perbuatan. Adalah suatu tamparan bagi kita sendiri jika kita mengatakan pro rakyat, memperjuangkan kemerdekaan kaum tertindas, dan memajukan masyarakat tertinggal, tapi kita sendiri tidak menjiwai itu semua.
Hari ini 2 Mei adalah momen yang harus kita jadikan sebuah batu tapal bagi revolusi diri kita sendiri sebelum melakukan revolusi yang lebih besar lagi. Hari ini harus kita jadikan pengingat akan hakikat kita sebagai manusia, hakikat kita sebagai kaum terdidik. Hari Pendidikan Nasional harus jadi tonggak perubahan dan perjuangan diri kita sebagai pejuang yang berpendidikan.
A Luta Continua!!!
Ardiansyah Prainhantanto
Pendidikan Luar Sekolah Angkatan 2014
Universitas Negeri Malang