Kewirausahaan Sosial
Souvenir Bros Dari Kain Perca Desa Plosojenar Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo
Didesa saya terdapat sebuah komunitas ibu-ibu arisan yang mendirikan sebuah usaha kecil-kecilan yang mereka beri nama dengan KWT (Kelompok Wanita Tani) tepatnya di RT 1 RW 1 Dukuh Kerajan Desa Plosojenar. Ada pun hasil observasi yang saya lakukan adalah menemui ketua dari KWT tersebut. Bermula dari kegiatan arisan yang diadakan ibu-ibu desa Plosojenar setiap satu bulan sekali pada tangga 20. Ibu-ibu yang rata-rata pekerjaanya petani padi dan membantu suaminya disawah berinisiatif mebuat sebuah usaha yang bisa membatu meringankan ekonomi dan mengisi waktu luang yang bermanfaat. Salah satu dari ibu arisan itu mempunyai teman seorang penjahit. Dia mempunyai banyak bekas kain yang tidak digunakan sehingga menjadi limbah.
Ide membuat kerajian keset hingga souvenirpun terpikirkan yang memanfaatkan limbah kain perca dari penjahit tersebut. Walau usaha yang dibangun KWT terbilang kecil dan baru tetapi peminat ibu-ibu untuk gabung menjadi sebuah komunitas usaha bersama ini sedikit demi sedikit bertambah, dan jumlah pesaanan untuk sebuah bros souvenir yang kerap kali ada menghasilkan keuntungan yang diperoleh untuk mereka. Pengelolaannya pun tidak sembarangan tetapi dimodel dengan pembagian sesuai dengan kemampuan, misal ibu ini bias menjahit, memudian ada juga yang merangkai dan menggunting.
Kemudian dari hasil produksi souvenit tersebut akan mendapatkan keuntungan. Keuntungan yang didapat akan ditabungkan dalam tabungan arisan tadi. Uang yang diperoleh tetap akan menjadi milik perseorang hanya saja ditabungkan dan akan diberikan saat lebaran. Kemudian dari segi pemasarannya sendiri masih belum lewat media online, karena mereka masih mengandalkan pameran dan bazar yang biasanya berada dialun-alun kota atau kecamatan setempat. Jadi dengan mengikuti even-even seperti maka masyarakat bias mengetahui tentang produk unggulan KWT tersebut.
Kekurangan dari usaha KWT (Kelompok Wanita Tani) ini masih kurang maksimum, banyak para ibu-ibu yang masih belum mengetahui teknik pemasaran dan target pemasaranya. Kemudian dari kelebihannya sediri adalah mereka mampu memanfaat dan memberdayakan warga yang mempunyai keterampilan dengan mengembangkan kreatifitas para ibu-ibu, kemudian bisa juga mempermudah menambah penghasilan perekonomian keluarga, dan yang terpenting lagi adalah bias menyadarkan ibu-ibu gemar menabung.