Antara Seminar Gratis dan Temu Alumni Pendidikan Luar Sekolah. Sungguh tak menduga, jurusan pendidikan luar sekolah, universitas negeri malang (PLS, UM), bisa dan berani menggelar seminar nasional secara gratisan, dengan nara sumber yang berkualitas dan professional. Tentunya mereka tidak gratisan karena kepakarannya yang telah diakui secara nasional.
Sebuah kreativitas cerdas dari dosen-dosen PLS untuk mewadahi rasa dahaga ilmu bagi para praktisi PLS yang mayoritas adalah alumni PLS, UM. Kebanyakan pesertanya perempuan muslimah. Juga ada yang terpaksa membawa anaknya yang masih kecil, yang “sliweran” kesana kemari, menikmati gedung megah yang tidak ada di lingkungan rumahnya.
Sebenarnya sih kehadiran “ si unyil” mengganggu konsentrasi. Tapi atas nama pendidikan yang berpihak kepada anak, maka kehadirannya dibiarkan saja agar motorik dan emosinyaa berkembang bebas, sebuah paham yang amat diyakini oleh para pegiat PAUD. (iyo tah?, …yo emboh).
Ya, kini semakin banyak alumni PLS yang terjun langsung menggeluti satuan pendidikan nonformal. Baik itu berupa PKBM, PAUD, dan LKP. Mungkin mereka mulai sadar dan tahu bahwa satdik nonformal itu merupakan peluang usaha yang menjanjikan (dan mungkin mudah direkayasa seperti yang selama ini sering terjadi).
Hal ini sesuai dengan yang dipromosikan oleh salah seorang peserta seminar yang telah berhasil merayu dan mengkondisikan konsumennya sehingga sekolah yang didirikannya diminati banyak orang, karena ada ‘nilai plus-plusnya’.
Ya ‘plus-plusnya’ itulah yang sulit ditiru karena tidak semua orang punya bakat kreatif ‘berplus plus ria’, termasuk memanfaatkan seminar untuk pamer lembaganya dan minta-minta pejabat yang hadir dengan dalih untuk melengkapinya.
Seminar gratisan yang digelar di Gedung Graha Cakrawala itu mengambil tema “Harmonisasi Keluarga, Sekolah dan Masyarakat dalam Penguatan Insan dan Ekosistem Pendidikan”. tema yang panjang ini dibawakan secara tandem oleh Kak Seto, Mbak Umi, dan Pak Sukiman.
Dengan gayanya sendiri, mereka bertiga berhasil menggoyang peserta menikmati paparannya sampai selesai. Sayangnya, tayangan materi yang begitu indah agak terganggu. Mungkin sarprasnya sudah waktunya pengadaan baru.
Untungnya suasana tertolong oleh yel-yel yang diteriakkan peserta seminar yang mayoritas guru PAUD seperti saat mereka mengikuti diklat peningkatan kapasitas pengelolaan PAUD.
Ya, biasalah dalam sebuah acara, selalu saja ada yang bermasalah. Walau sesungguhnya semua sudah dipersiapkan matang. Termasuk seragam panitia dan tugas-tugasnya melayani dan mengarahkan peserta, yang nota bene adalah ‘seniornya’ dengan ramah penuh senyum.
Kegiatan yang berlangsung hari Kamis Wage (13/7) itu pun menjadi ajang reuni ‘tipis-tipis’ antar alumni PLS berbagai angkatan dan mantan dosennya (tidak tertutup kemungkinan juga dengan mantan gebetannya).
Sembari bercerita tentang apa saja sejak lulus kuliah sampai sekarang dengan kesuksesan hidup masing-masing. Kemudian berfoto bersama dan tukar menukar nomor WhatsApp untuk menyambung paseduluran.
Mbak Umi, disela penyampaian materinya, juga menyinggung bahwa seminar gratisan ini akan digelar lagi untuk mengibarkan bendera PLS, UM agar semakin diminati calon mahasiswa. Termasuk mendorong agar para alumni yang mengelola satdik nonformal untuk segera sekolah pasca sarjana di jurusan PLS, UM.
Sebuah terobosan kreatif mengumpulkan alumni dalam sebuah seminar gratisan dengan bonus snack dan promosi sekolah. Semoga nantinya keberadaan Ikatan Alumni PLS benar-benar diminati oleh semua alumninya. Bukan hanya permainan segelintir orang. Salam Literacy. [eBas].
Foto Kegiatan
artikel diambil dari facebook Pak Edi Basuki
didokumentasikan agar tidak tertibun status facebook