Oleh : Tri Astuti & Sutrisno _ PLS Universitas Negeri Yogyakarta 2013
Remaja merupakan aset bangsa yang menjadi generasi negara Indonesia pada masa yang akan datang. Harapan untuk remaja Indoensia yaitu agar remaha mampu berupaya menjadi pribadi yang berguna bagi nsa dan bangsa serta mampu menyumbang dalam pembangunan bangsa menjadi lebih bik lagi. Kemajuan atau kehancuran suatu negara tergantung pada pemuda atau remaja sebagai agent of change. Akan tetapi, berbagai pihak telah menaruh rasa kebimbangan tentang gejala sosial yang melanda remaja serta runtuhnya akhlak remaha masa kini. Gejala sosial atau permasalahan sosial tersebut semakin hari semakin meningkat. Hal tersebut terbukti dengan adanya kenakalan remaja yang semakin menjamur. Wujud dari kenakalan remaha menurut Gangsar Novinto dalam menyatakan bahwa bentuk kenakalan remaja dapat berupa :
1) Menurunnya rasa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme di kalangan masyarakat termasuk generasi muda, 2) Kurangnya lapangan kerja yang menyebabkan tingginya tingkat pengangguran, 3) Tidak adanya keseibangan antara generasi muda dan fasilitas pendidikan yang menyebabkan banyaknya anak putus sekolah dan hal ini memberi dampak yang buruk bagu bangsa, 4) Kurangnya gizi yang cukup yang menyebabkan penurunan kecerdasan dan pertumbuhan badan di klaangan generasi muda, 5) Semakin maraknya pergaulan bebas yang terjadi di kalangan enerasi muda yang berdampak pada penyalahgunaan narkotika, 6) banyaknya pernikahan dini atau dibawah umur.” (Muhammad Ridwan, 2014)
Salah satu bentuk kenakalan remaja yaitu tawuran remaja. Berdarkan data dari polresta Yogyakarta yang dikutif dari republika menunjukkan bawa angka kekerasan pelajar di Kota Yogyakarta semaki meningkat, kasus kekerasan yang melibatkan pelajar tahun 2011 tercatat sembilan kasus dan sudah ada tiga kasus yang dilimpahkan ke kejaksaan dan enam kasus lainnya berakhir damai. Sedangkan pada tahun 2012 tercatat sebanyak lima kasus dengan dua kasus dilimpahkan ke kejaksaan sedangkan sisanya damai (Republika.co.id, 2013)
Selain masalah remaja, yaitu aksi vandalisme. Para pelaku vandalisme ini tidak lain adalah kaum muda. Salah satu bentuk vandalisme yaitu aksi coret-coret dan penempelan brosur sembarangan yang ada dipinggir jalan maupun pusat keramaian. Aksi vandalisme kkerap ditemui di dinding dan pintu toko, tempat-tempat umum, empat wisata bahkan di transportasi umum. Pada bulan Juni 2014, Dinas Ketertiban (Dintib) Kota Yogyakarta berhasil menangkap 19 pelaku vandalisme, dari 19 pelaku vandalisme tersebut dua diantaranya diproses di pengadilan dan dikenakan tindak pidana ringan, sedangkan 17 lainnya masih dibawah umur (17 tahun ke bawah) sehingga hanya dilakukan pembinaan (jogja.tribunnews, 2014).
Faktor yang memicu terjadinya kenakalan remaja, diantaranya waktu luang yang tidak dimanfaatkan, tidak ada lahan untuk menyalurkan hobi, tidak ada perhatian orang tua, lingkungan yang tidak mendukung dan lain-lain. Namun ada salah satu yang mendasar pada penyebabnya kenakalan remaja yaitu lunturnya karakter manusia. Maka untuk menanggulangi tersebut setiap sekolah menerapkan pendidikan karakter.