program pembelajaran seakan-akan belum dapat memberikan hasil yang memuaskan. Hal ini terlihat ketika proses pem-belajaran berlangsung, suasana kelas nampak tegang dan membosankan. Guru sibuk menyampaikan materi tanpa mau tau tentang siswanya faham atau tidak. “Paham tidak paham asal materi habis, dan urusan menjadi beres”. Kebanyakan guru dalam mendidik selalu monoton/ tidak melakukan variasi-variasi. Banyak guru-guru yang GATEK (Gagap Teknologi) sehingga kurang mampu menggunakan media dalam proses pembelajaran. Banyak juga diantara guru-guru yang mendidik dengan emosi ketika siswa sulit mengerti materi yang disampaikan dan atau ketika siswa berbuat kesalahan. Guru juga kurang mampu membangkitkan motivasi siswa dalam belajarnya. Masih banyak lagi hal-hal lain yang Nampak diabaikan oleh para guru yang juga ikut mempengaruhi upaya pencapaian keefektifan pembelajaran.
Jika kita amati, mayoritas anak-anak zaman sekarang tidak di didik untuk banyak menggunakan otaknya. Kebanyakan proses pembelajaran melibatkan kegiatan menghafalkan tanpa berfikir. Selain itu, di dalam penilaian terdapat penekanan pada ujian menilai hafalan, dari tingkat prasekolah sampai universitas. Hasilnya adalah para siswa dewasa ini tidak mampu berfikir sendiri, tidak mampu berbuat, dan tidak mampu memecahkan masalah-masalah. Dalam hal ini (1) Guru mendidik hanya menggunakan metode ceramah melulu (tidak ada variasi metode); (2) tidak ada variasi bentuk soal/test; (3) penanaman pengetahuan yang mayoritas bersifat hafalan; (4) suasana kelas yang aktif-negatif (seperti misalnya aktif mendengarkan, aktif mencatat) namun tidak aktif-positif (seperti misalkan aktif bertanya, aktif berdiskusi, aktif melakukan percobaan, dll). Oleh karena itu, untuk membantu siswa menumbuh-kembangkan aspek-aspek dirinya, maka perlu dikembangkan pembelajaran yang tidak hanya menekankan aspek ingatan, hafalan (berbasis materi), namun sampai pada aspek penalaran dan kemampuan menggunakan keterampilan secara baik serta sifat berfikir yang aktif-positif.
Kegiatan menyusun rencana pembelajaran merupakan salah satu tugas penting guru dalam memproses pembelajaran siswa. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional yang dituangkan dalam Permendiknas RI No. 41 Tahun 2008 tentang Standar Proses disebutkan bahwa salah satu komponen dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu adanya tujuan pembelajaran yang di dalamnya menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Tujuan pembelajaran hendaknya diletakkan dan dijadikan titik tolak berfikir guru dalam menyusun sebuah Rencana Pembelajaran, yang akan mewarnai komponen-komponen perencanan lainnya. Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu, baik bagi guru maupun siswa. Seorang guru profesional harus merumuskan tujuan pembelajarannya dalam bentuk perilaku siswa yang dapat diukur yaitu menunjukkan apa yang dapat dilakukan oleh siswa tersebut sesudah mengikuti pelajaran. Berbicara tentang perilaku siswa sebagai tujuan belajar, saat ini para ahli pada umumnya sepakat untuk menggunakan pemikiran dari Bloom yaitu tujuan pembelajaran pada ranah afektif, kognitif dan psikomotor. Tujuan pembelajaran harus dirumuskan secara jelas. Pentingnya penguasaan guru tentang tata bahasa, karena dari rumusan tujuan pembelajaran itulah dapat tergambarkan konsep dan proses berfikir guru yang bersangkutan dalam menuangkan idenya tentang pembelajaran. Dari sekian banyak penjelasan maka penting untuk mengkaji hakikat dan pengenbangan atau perumusan tujuan pembelajaran oleh pendidik. Dengan pengetahuan tersebut maka proses pembelajaran di kelas akan terselenggara dengan baik dan terstruktur.
Tujuan pembelajaran merupakan sama dengan tujuan hidup, kenapa demikian? Karena pembelajaran ataupun pendidikan merupakan sebuah proses dari mulai manusia di lahirkan sampai dia menginjak masa remaja, dewasa, dan seterusnya. Mungkin tidak ada tujuan pendidikan bagi orang yang tidak memiliki tujuan hidup. Tanpa adanya tujuan yang jelas, seperti yang di katakan salah seorang yang bernama “davies” (1976) semua perencanaan itu bagaikan mimpi yang tak mungkin dilakukan. Dalam hal ini, kita harus menggambarkan idealisme dan mempelajari bagaimana tujuan atau rumusan didalam suatu pendidikan/pembelajaran. Oleh sebab itu, tujuan adalah merupakah salah satu hal yang sangat penting didalam sebuah kegiatan pendidikan.
PEMBAHASAN
Tujuan merupakan hasil usaha yang diinginkan, yakni hasil yang diinginkan pada akhir serangkaian kegiatan, menurut bentuk rumusanya tujuan merupakan pernyataan spesifik tentang apa yang diinginkan diperoleh seberapa baik pernyataan harus diperoleh, dab diungkapkan dalm bentuk hasil yang dapat dikulifikasikan dan dapat diukur pengertian ini merupakan tujuan poroduk, dan tujuan itu akan dapat dicapai setelah seseorang melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu disamping itu juga ada tujuan proses yang menunjukan apa yang akan dilakukan oleh seseorang agar memperoleh hasil seperti yang diinginkan dari pernyataan itu dapat diketahui bahwa tujuan itu hendaknya dinyatakan sebelum pelaksanaan kegiatan, dan perli interview secara terus menerus baik isi maupun teknis.
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh partisipan setelah mengalami aktivitas belajar, perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut terganntung dari apa yang dipelajari oleh partisipan, oleh karena itu apabila partisipan mempelajari pengetahuan penguasaan konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berup penguasaan konsep, dalam pembelajaran perubahan perilaku yang harus dicapai oleh partisipan setelah melaksanakn aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.
Tujuan sekolah merupakan deskripsi tentang perubahan perilaku yang diinginkan atau deskripsi produk yang menunjukan bahwa belajar telah dicapai. Perumusan tujuan pembelajaran itu adalah hasil belajar yang diinginkan diri partisipan,agar lebih rumit untuk diamati dibandingkn dengan tujuan lainya,karena tujuan pembelajaran tidak dapat diukur secara langsung,tujuan pembelajaran merupakan bentuk harapan yang dikimunikasikan melalui pernyataan dengan cara menggambarkan perubahan yang diinginkan pada diri parisipan , yakni pernyataan tentang apa yang diinginkan pada partisipan setelah menyelesaikan belajar.
Isi tujuan pembelajaran dapat ditafsirkan menjadi tiga macam, yaitu :tujuan pendidikan, tujuan khusus program,tujuan khusus pembelajaran. Tujuan khusus program pembelajaran mengacu pada hasil pendidikansecara mmenyeluruh yang akan dijadikan sebagai dasar pada kegiatan berikutnya. Tujuan belajar mengacu pada hasil perilaku sepesifik untuk membantu partisipan melakuakan kegiatan belajar tertentu. Pernyataan tentang tujuan pendidikan umumnya menetapkan kegiatan pendidikan orang dewasa yang diharapkan dapat membantu lembaga, karena tujuan pendidikan dirumuskan pada waktu kegiatan pendidikan orang dewasa belum dilaksanakan, dan fungsinya adalah untuk memberikan arah jangka panjang, maka ada kencenderungan yang bersifat bisa dan tidak permanen, hal ini penting mengingat adanya perubahan sosial yang sangat cepat sehingga tujuan pendidikan itu harus selalu dikaji kembali sesuai dengan kebutukan masyarakat yang selalu berubah.
Selengkapnya silahkan download dibawah ini.
File Keterampilan dalam praktik Pekerjaan Sosial (115.3 KiB, 4 hits)
Anda tidak memiliki izin untuk mendownload file ini. silahkan login/register