
Selanjutnya dalam belajar selama kuliah, kita disajikan dengan berbagai tugas-tugas observasi dilapangan dan berbagai tuntutan untuk mempelajari lembaga-lembaga diluar yang menurut saya cukup menarik dan pasti lebih menggambarkan Pendidikan Luar Sekolah secara nyata dan gamblang. Setelah melakukan berbagai bentuk observasi mulai dari observasi tugas sampai pada pura-pura observasi maka saya mendapatkan sebuah rasa bingung yang lebih lagi menggelitik logika saya. Lembaga ini kenapa yang mengelola bukan alumni jurusan Pendidikan Luar Sekolah ya? Rasa bingung itu sekaligus membuyarkan pandangan saya tentang Pendidikan Luar Sekolah saat itu.
Saya mulai mencari tahu mengapa kejadian itu bisa terjadi? Saya mendapatkan jawaban di juknis pelaksanaan kelembagaan Pendidikan Non Formal dan Informal yang mengatakan bahwa pendirian dan penyelenggaraan pendidikan dapat dilaksanakan oleh siapapun, jurusan apapun, apapun latar belakangnya. Lalu kenapa Jurusan Pendidikan Luar Sekolah ada? Kalau semua orang dapat melaksanakannya. Pertanyaan yang sangat menguras emosi seorang mahasiswa yang selama ini berekspektasi terlalu tinggi dan harus dihujamkan kebawah.
Semakin terpuruk lagi ketika bertemu para alumni yang bekerja diberbagai bidang yang menurut saya tidak menggunakan keilmuaan PLS didalamnya. Ada juga alumni yang bekerja dengan gaji yang cukup minim dan mengikut orang lain. Ada juga alumni semester tua yang mungkin sampai hari ini juga belum lulus dan menyelesaikan skripsinya. Dan beberapa dari mereka juga ada yang di Drop Out (DO) karena melewati jangka waktu studi mereka. Lalu hal apa yang special selama aku belajar?
Saya pernah dengar pepatah yang mengatakan belajarlah dari orang yang sukses maka saya mencoba belajar dari yang sukses. Kemudian saya mulai mencari siapa sih alumni yang sukses. Bertemulah saya dengan seorang alumni yang sukses di usaha wisata, ada juga alumni yang menjadi penyuluh di daerah asalnya, ada juga alumni yang menjadi sekda dan mungkin Dosen juga termasuk ya. Tetapi usaha saya menemukan orang-orangnya juga sangat sulit. Sampai disatu saat ada even dari Ikatan Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Se-Indonesia yang mengadakan lomba menulis cerita sukses Alumni diluar PNS. Sesuatu yang bagi saya unik karena memandang seolah-olah sulit mencari alumni PLS yang dapat sukses diluar PNS. Kemudian saya melakukannya dan dengan komitmen jangan alumni yang selama ini saya kenal baik karena beliau juga sudah jadi dosen.
Saya kemudian mencari dan mencari dan akhirnya memang tidak bertemu. Entah saya yang terlalu mematok standar sukses itu terlalu tinggi atau memang benar kenyataan sulitnya menemukan alumni yang sukses diluar PNS. Dan sampai hari H penutupan even itu, saya mendapat informasi yang sangat mengejutkan bahwa even sekelas nasional dengan jumlah mahasiswa PLS yang sedemikian banyak serta alumni yang mungkin jumlahnya berpuluh kali lipat tetapi yang mengirimkan hasil karya untuk mengikuti lomba hanya dapat dihitung dengan jari tangan. Saya kemudian berpikir kembali, apakah mahasiswa PL itu malas untuk mengikuti even yang ada atau jangan-jangan karena sulitnya menemukan alumni yang sukses? Saya mulai bertanya-tanya terus dan mencari informasi sambil mulai memikirkan sebuah pertanyaan “Besok lulus aku kemana ya?” (Bersambung…)
Saya kemudian berpikir kembali, apakah mahasiswa PL itu malas untuk mengikuti even yang ada
belum tahu juga manfaat ikut even itu apa?