Pembelajaran orang dewasa adalah berbeda dengan pembelajaran untuk anak-anak, karena orang dewasa melakukan ktivitas belajar adalah bersifat sukarela, dan mereka belajar karena adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Sementara itu anak-anak belajar karena masyarakat mewajibkan mereka untuk belajar, yaki belajar di sekolah, dan mereka belajar lebih banyak diarahkan oleh guru. Beberapa perbedaan itu memberikan implikasi terhadap penerapan pendektan pertisipatif dalam merancang embelajaran orang dewasa.
Upaya perancangan pembelajaran orang dewasa mempersyaratkan pemahaman tentang hakekat pembelajaran, konsep pembelajaran sebagai suatu sistem, prinsip-prinsip pembelajaran, dan unsur-unsur yang terdapat di dalam pembelajaran. Pemahaman terhadap beberapa aspek tersebut dapat dijadikan sebagai landasan perancangan pembelajaran, sehingga produk yang ihasilkan akan lebih bermakna.
Proses tindakan belajar pada dasarnya adalah bersifat internal, namun proses itu dipengaruhi oleh faktor-fakor eksternal. Perhatian partisipan dalam pembelajaran, misalnya dipengaruhi oleh susunan rangsangan yang berasaldari luar. Ketika seoarang partisipan membaca, perhatiannya terpusat pada kata-kata tercetak tebal, gambar-gambar, dan informasi menarik lainnya. Oleh karena itu di dalam pembelajaran, pendidik harus benar-benar mampu menarik perhatian partisipan agar mampu mencurahkan seluruh energinya sehingga dapat melakukan aktivitas belajar secara optimal dan memperoleh hasil belajar seperti yang diharapkan.
Gagne (1981) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa eksternalpartisipan yang dirancang untuk mendukung proses internal belajar. Peristiwa belajar ini dirancang agar memungkinkan partisipan memproses informasi nyata dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Namun dalam aktifitas belajar yang dirancang, disebut dengan pembelajaran, maka perolehan tujuan belajar ituakan dapat dicapai secara efektif dan efesien, jika aktivitas belajar itu dirancang secara baik. Tujuan belajar tersebut memberikan arah terhadap proses belajar. Setiap komponen pembelajaran hendaknya saling berhubungan dan berkaitan dengan proses internal belajar partisipan agar terjadi peristiwa belajar.
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi antara pendidik dengan partisipan, atau antar partisipan. Dalam proses komunikasi itu dapat dilakukan secara verbal (lisan), dan dapat pula secara nonverbal, seperti penggunaan media komputer dalam pembelajaran. Komunikasi dalam pembelajaran ditujukan untuk membantu proses belajar. Aktivitas komunikasi itu dapat dilakukan secara mandiri, yakni ketika partisipan melakukan aktivitas belajar mandiri (self-instructing), seperti mengkaji buku, melakukan kegiatan di laboratorium, atau menyelesaikan proyek inkuiri, dan dapat pula secara berkelompok seperti halnya proses pembelajaran di kelas. Keuntungan dari pembelajaran mandiri adalah bahwa partisipan (self-learner) pada akhirnya mampu menggunakan keterampilan dan strategi pengelolaan belajar mandiri.
Secara tradisioanal , proses pembelajaran melibatkan pendidik, prtisipan, dan buku ajar (textbook). Isi pelajaran yang dipelajari berasal dari buku ajar, dan pembelajaran menjadi tanggung jwab pendidik dalam menyampaikan isi pelajaran kepada partisipan. Pembelajaran dapat ditafsirkan sebagai penyampaian isi pelajaran ke dalam otak partisipan dengan cara tertentu dan mereka akan melacak kembali informasi yang telah diterima pada waktu menghaapi ujian. Dengan model ini, cara memeperbaiki pembelajaran adalah memperbaiki kemampuan pendidik dengen cara pendidik mempelajari banyak pengetahuan dan motode penyampaian isi pelajaran kepada partisipan.
Selengkapnya silahkan download di bawah ini dengan login atau register terlebih dahulu.
Merancang Pembelajaran dalam Desain Pembelajaran PNF (101.8 KiB, 8 hits)
Anda tidak memiliki izin untuk mendownload file ini. silahkan login/register