Ketunaaksaraan merupakan masalah yang terjadi hampir di semua negara di dunia. Ketunaaksaraan juga sangat terkait dengan kemiskinan, keterbelakangan dan ketidak berdayaan. Atas dasar itu, konferensi para Menteri Pendidikan Sedunia di Teheran tanggal 8-9 September 1965, mengusulkan kepada UNESCO agar semua negara anggota PBB segera memulai upaya pengentasan ketunaaksaraan secara internasional. Atas usul Konferensi Menteri-Menteri Pendidikan negara anggota, Sidang Umum UNESCO tahun 1966 mengeluarkan keputusan Nomor: 1451 yang menyatakan bahwa tanggal 8 September ditetapkan sebagai Hari Aksara Internasional (International Literacy Day), dan menganjurkan agar negara-negara anggota UNESCO memperingati Hari Aksara Internasional (HAI) setiap tahun. Ini ulasan latar belakang Hari Akasara Internasional.
Pendidikan Luar Sekolaha (PLS) Untirta begitu antusias terhadap Memperingati Hari Aksara Internasional (HAI). Setiap tahun ketahun PLS Untirta selalu memeriahakan acara HAI, baik itu melalui aspirasi, kajian, berbagi atau menyumbang buku. Hari Akasara Internasional (HAI) hal yang penting di seluruh Indonesia tentunya di Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah, karna setiap orang punya hak dan kewajiban untuk belajar bahkan melek huruf serta melek tekhnologi inilah ranah PLS. Dinas Pendidikana dan Kebudayaan Kota Serang Banten memperingati Hari Aksara Internasional yang ke 51 pada hari selasa sampai rabu (22-23/11/16) dengan tema “Membaca Masa Lalu Menulis Masa Depan” didalam kegiatan ini ada perlombaan-perlombaan tingkat kota serang, perlombaan diantaranya yaitu Perlombaan Artikel, Reseni Buku, Pendiriri TBM, Menghafal Buku dan Lomba Stand TBM serta PKBM. TBM dan PKBM yang hadir dan membuka stand dalam kegiata ini sekitar 60an, 24 TBM yang belum resmi dan 15 TBM yang sudah resmi dan PKBM sekitar 21 yang buka stand di dalamnya. PLS Untirta dan khususnya Imadiklus ikut berkontibusi didalamnya salah satu kawan imadiklus ada Ayuni Shirotul Janna P.P yang ikut lomba artikel dengan judul artikelnya “Menyongsong Mentari Melalui Kenangan” dan Nuratikah Sebagai peserta Resensi Buku yang judulnya “Indonesia Keterpurukan dan Keterbelakangan”, alumni PLS untirta yaitu Sukro sebagai peserta pendiri TBM serta Budi Febrianto ia adalah peserta Penghafal buku sekitar 8 buku, ada perlombaan membaca, menghitung dan lain-lain. 23 November 2016 hari puncak kegiatan tersebut begitu meriah, PLS Untirta pun hadir di hari puncak kegiatan ini.
Ayuni, Nuratikah dan Sukron mereka merebut piala-piala dari kegiata HAI dengan kompetensi secara profesional. Begitu bangga warga PLS Untrita khususnya Imadiklus mereka bisa mengharumkan nama baik. Ayuni merebut juara 1 sebagai penulis artikel, Nuratikah juara 3 sebagai Resensi Buku dan Sukron juara 1 sebagai pendiri TBM. Harapan dari warga PLS Untirta semoga orang lain termotivasi dan terus berkarya.
Begitu bangga datang dari mahasiswa PLS Untirta. Sekecil apapun kemampuan jika terus di asah akan terus berkembang dan akan menjadi besar. Rebut dan jadilah generasi yan selau menciptakan karya dan prestasi. PLSku dan Imadiklus menjadi satu kesatuan yangsaling memberikan roda agar terus berjalan dan bergerak.
“Aku tak sepandai Khalil Gibran yang memperindah bahasa
Aku bukan Andre Hirata yang selalu mempercantik kata-kata
Tapi aku belajar dari mereka untuk menata bahasa dan kata-kata”