PENDIDIKAN UNTUK PENDUDUK DI PULAU TERPENCIL
Kasus: Pendidikan Di Pulau Mursala
Oleh Dian Nur A.
Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
Universitas Negeri Malang
- A. Karakteristik Secara Umum
- 1. Karakteristik Pendidikan di Pulau Terpencil
Wilayah Indonesia yang luas dan terdiri atas ribuan pulau serta beragamnya kekayaan adat yang dimiliki beserta suku-suku di dalamnya membuat sebagian warga tersebut tidak dapat menikmati proses pendidikan dan fasilitas lainnya yang diberikan oleh pemerintah kepada anak bangsa. Harus diakui juga bahwa faktor sarana dan prasarana penghubung seperti jalan, jembatan dan lain sebagainya memberikan pengaruh terhadap kurangnya akses yang dapat dirasakan oleh penduduk di daerah terpencil.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Investasi di bidang pendidikan tidak saja berfaedah bagi perorangan, tetapi juga bagi komunitas bisnis dan masyarakat umum. Pencapaian pendidikan pada semua level niscaya akan meningkatkan pendapatan dan produktivitas masyarakat.
Pendidikan tinggi harus berperan dalam mendorong daya saing tenaga kerja Indonesia. Sayang pendidikan tinggi di Indonesia semakin sulit diakses oleh sebagian masyarakat terutama penduduk pedesaan atau penduduk daerah terpencil. Ini yang menjadi penghambat bagi ketersediaan tenaga kerja terdidik. Indonesia yang merupakan benua maritim, yang merupakan kawasan laut, yang ditebari pulau-pulau membawa masalah tersendiri dalam menyediakan pendidikan yang mudah diakses oleh semua.
Hambatan geografis menjadi persoalan dalam penyediaan layanan pendidikan yang bermutu di seluruh Indonesia. Pendidikan adalah kekuatan pendorong bagi pembangunan sosial dan ekonomi di setiap negara (Cholin, 2005; Mehta and Kalra, 2006 dalam Hattangdi and Gosh). Oleh karenanya, sangatlah penting untuk menemukan cara-cara baru untuk menyediakan pendidikan yang bermutu, mudah diakses, dan terjangkau bagi semuanya. Melalui pendidikan dapat dilakukan suatu proses sosial dalam masyarakat untuk menuju pada peningkatan kualitas hidup yang mencakup semakin meningkatnya equality, kebebasan, dan kemampuan mengendalikanlingkungan. Melalui pendidikan dapat ditingkatkan kualitas kesehatan dan intelektualtiasindividu sehingga mereka daya saingnya semakin meningkat pula.
Tiga tantangan besar pendidikan di Indonesia adalah akses pendidikan bagi semua orang, kualitas pendidikan yang belum merata, dan alokasi anggaran dan keseriusan pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Sementara dunia sekarang sedang menuju ke masyarakat informasi yang ditandai dengan munculnya pembelajar seumur hidup. Masyarakat dapat mengakses pengetahuan melalui teknologi informasi dan komunikasi agar tetap dapat mengikuti laju perke mbangan pengetahuan termutakhir (Plomp, Pelgrum & Law, 2008).
Dalam masyarakat informatika, pendidikan memegang peran yang semakin penting dalam kemajuan ekonomi suatu Negara. Pendidikan tidak hanya meningkatkan productive skill individual tapi juga menjadikan orang memiliki kekuatan. Pendidikan memberikan kepada mereka rasa percaya diri dan kemampuan untuk menyerap pikiran-pikiran baru, meningkatkan derajat interaksi sosial, memberi akses bagi peningkatan kualitas kesehatan dan memberikan banyak keuntungan yang bersifat intangible (Kozma, 2005). Oleh karena itu perlu dipikirkan strategi pengembangan pendidikan untuk daerah tertinggal dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang ada saat ini.
- 2. Karakteristik Penduduk di Pulau Terpencil
Dalam Surat Keputusan Presiden No. 111 tahun 1999 disebutkan bahwa Pengertian Komunitas Adat Terpencil adalah kelompok sosial budaya yang bersifat lokal dan terpencar serta kurang atau belum terlibat dalam jaringan dan pelayanan baik sosial, ekonomi maupun politik. Berdasarkan pengertian tersebut, maka kelompok masyarakat tertentu dapat dikategorikan sebagai Komunitas Adat Terpencil jika terdapat kriteria-kriteria umum yang berlaku universal sebagai berikut: berbentuk komunitas kecil, tertutup dan homogen; pranata sosial bertumpu pada hubungan kekerabatan; pada umumnya terpencil secara geografis dan relatif sulit dijangkau; pada umumnya masih hidup dengan sistem ekonomi sub sistem; peralatan teknologinya sederhana; ketergantungan pada lingkungan hidup dan sumber daya alam setempat relatif tinggi; terbatasnya akses pelayanan sosial, ekonomi, dan politik.
Dengan demikian maka berdasarkan kriteria tersebut Komunitas Adat Terpencil dapat dikelompokkan berdasarkan habitat dan atau lokalitas sebagai berikut: dataran tinggi/pegunungan; dataran rendah; daerah rawa; daerah pantai/laut; daerah pasca/rawan konflik; daerah perbatasan; kawasan industri; daerah rawan bencana; dan wilayah pemekaran.[sociallocker]
Komunitas Adat Terpencil juga dapat dikategorikan orbitasinya sebagai berikut: Kelana, Menetap Sementara, dan Menetap. Memperhatikan pengertian, kriteria, habitat dan kategori maka jumlah KAT yang dikategorikan terpencil di Indonesia dengan persebarannya adalah sebanyak 205.029 KK atau sekitar 1.025.000 jiwa sedangkan jumlah yang sedang diberdayakan 8.338 KK/ lokasi dan jumlah yang sudah diberdayakan 51.398 KK/lokasi (data Departemen Sosial RI tahun 2000)
Upaya pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil ditujukan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan sosial mereka, sehingga harkat dan martabat mereka dapat setaraf dengan bangsa Indonesia pada umumnya. Dean H. Hepwort menyatakan; Social workers professional relationships are built on regard for individual worth and dignity, and are advanced by mutual participation, acceptance, confidentialy, honesty and responsibility handling of conflict . Pekerja sosial profesional membangun relasi melalui pengakuan terhadap martabat dan harga diri individu, dengan berpartisipasi, penerimaan, kerahasiaan, keramahan dan tanggung jawab dalam menangani konflik.
Sedangkan M. Alwi Dahlan dalam bukunya menyatakan; Memang benar bahwa tingkat seseorang pada kualitas tertentu dapat mengangkat martabat dan kelompok atau masyarakat luas .
Kualitas manusia dinyatakan bahwa kualitas manusia terdiri dari kualitas fisik dan kualitas non fisik. Kualitas fisik indikatornya antara lain angka kematian, angka kesakitan, angka kelahiran, kemampuan paru-paru, ukuran tinggi dan berat badan dan lain sebagainya. Sedangkan kualitas nonfisik mencakup kualitas kepribadian, kualitas bermasyarakat, kualitas berbangsa, kualitas spiritual, kualitas intelektual, wawasan lingkungan dan kualitas kekeluargaan. Maka untuk mewujudkan kondisi yang diinginkan seperti yang disebut diatas perlu adanya intervensi sosial, terutama dalam rangka meningkatkan kompetensi, intelektual dan mental spiritual mereka. Maka jawaban dari upaya intervensi sosial yang bisa diberikan untuk meningkatkan martabat masyarakat yang termasuk dalam komunitas adat terpencil (KAT) adalah dengan mengusahakan pendidikan bagi mereka.
Saat ini hampir sebagian penduduk Indonesia telah dapat menikmati teknologi walaupun hanya dalam tatanan aplikasi hiburan atau komunikasi pasif, televisi dan radio hampir dimiliki oleh 70% warga Indonesia. Sebagian penduduk Indonesia lainnya telah menggunakan teknologi tinggi untuk keseharian hidup mereka “ bahkan telah menjadi gaya hidup tersendiri bagi mereka.
Namun adalah suatu ironi ketika sebagian masyarakat Indonesia lainnya belum bisa menikmati teknologi dalam keseharian hidup mereka karena keterbatasan sarana atau juga karena ingin menjaga kemurnian nilai (adiluhung) budaya mereka. Namun tak dapat kita pungkiri bahwa teknologi akan berperan besar dalam kehidupan serta pemberdayaan suatu komunitas.
- 3. Karakteristik Pulau Terpencil
Karakter geografis Indonesia yang bersifat kepulauan berpengaruh siginifikan bagi perkembangan suatu daerah. Daerah yang berada dalam lintasan ekonomi utama akan menjadi cepat berkembang dan maju, sebaliknya daerah yang bukan berada dalam lintasan ekonomi utama lambat perkembangannya seperti yang dikatakan oleh Paul Krugman.
Potensi pulau-pulau kecil di Indonesia diperkirakan mencapai 10.000 pulau dari sejumlah 17.508 pulau (Kusumastanto, 2003). Wilayah gugusan pulau-pulau terpencil tersebut secara ekonomis mempunyai potensi yang sangat kaya akan lahan yang cukup luas, sumber laut, sumber daya tambang, dan pariwisata. Padahal, jika berhasil dikembangkan secara optimal dan berkelanjutan, pulau-pulau terpencil ini bukan saja akan menjadi sumber pertumbuhan baru, melainkan sekaligus akan mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah dan kelompok sosial.
Pulau adalah tanah yang dikelilingi air (di sungai, laut dan danau). Sedangkan terpencil artinya tersendiri, terasing atau terpisah (jauh) dari yang lain (KBBI, 1995:746). Definisi pulau terpencil yaitu tanah yang dikelilingi air (di sungai, laut dan danau) yang terasing atau terpisah (jauh) dari yang lain.
Wilayah tertinggal adalah suatu wilayah yang relatif kurang berkembang dibandingkan dengan wilayah lainnya dalam skala nasional berdasarkan kondisi dan fungsi inter dan intra spasial baik pada aspek alam, aspek manusianya maupun prasarana pendukungnya (Direktorat Pengembangan Kawasan Khusus dan Tertinggal, Bappenas). Daerah minus (tertinggal/suram/muram) yaitu daerah dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang sangat terbatas sehingga sulit untuk berkembang (Kamus Istilah Penataan Ruang dan Pengembangan Wilayah, Kimpraswil)
Tipologi kawasan tertinggal, berdasarkan tipologi yang disusun oleh Direktorat Pengembangan Kawasan Khusus dan Tertinggal, Bappenas adalah sebagai berikut:
- Pedalaman/terisolir : daerah yang kurang atau tidak memiliki akses ke daerah atau wilayah lain yang relatif maju
- Kepulauan/pulau terpencil/pulau-pulau kecil : gugusan pulau yang berpenduduk dan memiliki kesulitan akses ke daerah lain yang relatif lebih maju
- Perbatasan : wilayah tertinggal yang terletak disepanjang perbatasan antar Negara
- Enclave : wilayah yang merupakan enclave di wilayah yang relatif berkembang maupun wilayah-wilayah yang mempunyai fungsi khusus (seperti wilayah penyangga hutan lindung atau wilayah dengan budaya khas)
- B. Kasus di Pulau Mursala
- 1. Karakteristik Pendidikan di Pulau Mursala
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999-2004 mengamanatkan bahwa salah satu arah kebijakan pembangunan pendidikan adalah mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia.
Namun potret pendidikan di pulau terpencil yang salah satu diantaranya yaitu Pulau Mursala dapat kita ketahui bahwa perluasan dan pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan masih sulit didapatkan.
Fasilitas pendidikan sebelumnya ada di Pulau Mursala yaitu SD Inpres yang menyediakan 3 kelas. Namun sayang, fasilitas ini tidak berumur panjang. Guru yang mengajar di sana sebanyak 3 orang tidak diterima oleh penduduk disana. Sejak itu, tidak ada lagi proses belajar mengajar di sana.
Tidak ada penduduk di sana yang dapat mengenal aksara dengan baik. Desa Mursala Kacamatan Tapian Nauli Kabupaten Tapanuli Tengah adalah satu dari sekian banyak tempat yang menjadi kantong buta aksara di Indonesia. Tempat terisolir, minat untuk belajar kurang, penghasilan rendah, adalah persoalan yang krusial dihadapi Direktorat Pendidikan Masyarakat dalam mengentaskan buta aksara di Indonesia.
- 2. Karakteristik Pulau Mursala
Pulau Mursala hanya sebuah pulau kecil yang terletak pada 1,7 º LU dan 98,5 º BT dan termasuk wilayah Kecamatan Tapian Nauli Kabupaten Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera Utara . Luas Pulau Mursala ± 8.000 Ha, merupakan daerah perbukitan yang indah. Terdapat beberapa aliran sungai berbatu dengan aliran cukup deras yang mengalir membelah Pulau Mursala. Perairan Pulau Mursala dijadikan konservasi terumbu karang sedangkan Pulau Mursala berpeluang untuk dijadikan tempat wisata berburu dan resort. Untuk sampai ke pulau tersebut, dibutuhkan 3 jam perjalanan menggunakan kapal motor milik masyarakat dari pelabuhan Kota Sibolga dengan cara sewa. Tidak ada angkutan umum khusus ke pulau tersebut.
Pulau Mursala sejak lama dijadikan sebagai tempat persinggahan para nelayan mencari ikan untuk beristirahat. Namun belakangan, pulau ini tidak saja sebagai tempat persinggahan, tapi juga sebagai tempat tinggal. Tidak diketahui secara persis, mulai kapan pulau tersebut mulai dijadikan sebagai tempat tinggal.
Tahun 2007, pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah melakukan kunjungan untuk melakukan pendataan jumlah penduduk di pulau tersebut. Pendataan bertujuan apakah pulau ini sudah dapat dijadikan desa atau tidak. Dari hasil pendataan tersebut, pulau ini telah dihuni 120 kepala keluarga berasal dari perantau Pulau Nias korban Tsunami tahun 2005 lalu. Tahun 2008, pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah menetapkan pulau ini menjadi Desa Mursala Kecamatan Tapian Nauli Kabupaten Tapanuli Tengah. Sejak pulau ini dijadikan sebuah desa, fasilitas yang tersedia masih sangat memprihatinkan. Fasilitas penerangan dengan menggunakan tenaga surya dan genset. Fasilitas kesehatan hanya mengharapkan Puskesmas Keliling dari ibu kota Kabupaten Tapanuli Tengah sekali sebulan.
Geografis Indonesia yang memiliki ribuan pulau yang tersebar di berbagai tempat sampai sekarang masih banyak yang belum memiliki akses trasportasi. Seperti di Desa Mursala Kecamatan Tapian Nauli Kabupaten Tapanuli Tengah. Walau jarak tempuh untuk sampai ke desa tersebut lebih kurang 3 jam dengan menggunakan kapal motor, tidak dapat dilakukan setiap saat. Tidak ada trasportasi umum yang khusus menuju pulau tersebut. Satu-satunya cara untuk menuju sampai ke desa tersebut harus menyewa kapal motor milik masyarakat, dengan begitu penduduk desa yang hendak pergi ke ibu kota kecamatan atau kabupaten dibutuhkan biaya yang cukup banyak. Selain itu, hambatan cuaca juga mempersulit penduduk untuk pergi. Bila badai, penduduk disana tidak dapat pergi ke ibu kota kecamatan atau kabupaten, begitu juga sebaliknya. Kondisi ini menyebabkan harga barang-barang menjadi mahal.
- 3. Karakteristik Penduduk di Pulau Mursala
Mata pencaharian penduduk disana bertani menanam sayur mayur, nelayan, mencari tripang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang tidak diperoleh, penduduk harus pergi ke ibu kota Kabupaten Tapanuli Tengah. Dalam berkomunikasi sehari-hari penduduk mempergunakan bahasa Nias, sementara untuk berbahasa Indonesia jarang sekali terdengar. Ini karena penduduk disana tidak aktif berbahasa Indonesa, Kalau pun ada, hanya pasif.
Sementara penghasilan yang diperoleh penduduk sebagai petani sayur mayur, nelayan yang menangkap ikan di sekitar Pulau Mursala dan mencari tripang, hanya dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Akhirnya, banyak penduduk tidak dapat pergi ke ibu kota kecamatan atau kabupaten untuk memperoleh akses yang lebih luas seperti kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya yang telah tersedia. Dengan kurangnya penduduk mendapat akses yang lebih luas, menyebabkan pola pikir masyarakat tentang pendidikan dan lain sebagainya menjadi rendah.
- C. Pandangan Antropologi Pendidikan terhadap pendidikan untuk penduduk di pulau terpencil (Pulau Mursala)
Perhatian yang besar telah dicurahkan kepada persoalan menyangkut keberaksaraan di Negara-negara sedang berkembang serta penduduknya masih bertempat tinggal di pulau terpencil. Telah menjadi suatu mitos yang berlaku umum mengenai pembangunan bahwa keberaksaraan dapat dilihat sebagai satu variabel independen dalam proses pembangunan dan dapat diukur dengan takaran yang berlaku universal. Para antropolog dan sosiolog telah memperlihatkan betapa pentingnya untuk mengakui bahwa keberaksaraan harus dipandang dalam konteks variabel-variabel yang lain, dan oleh karena itu harus menjadi bagian dari suatu pendekatan yang terpadu dalam pembangunan
Misalnya, masyarakat mendayagunakan keterampilan keberaksaraan demi kepentingan-kepentingan yang berdasarkan penilaian-penilaian mereka sendiri. Pelatihan keberaksaraan digabungkan dengan dukungan organisasi, usaha simpan pinjam, bantuan teknis untuk kegiatan-kegiatan menciptakan pendapatan pengembangan secara bertahap kemampuan menghargai diri dan percaya diri. Oleh karena itu, keberaksaraan dipertalikan dengan penciptaan struktur-struktur kelompok lokal serta ihwal pengembangan kemampuan. Segi-segi kesehatan dan gizi juga diajarkan bersama dengan kegiatan baca tulis itu.
Ahli-ahli antropologi Pembangunan dapat memahami bahwa disain pembangunan Indonesia yang disusun oleh Bapak Bangsa bertujuan untuk Kesejahteraan Rakyat. Kita yang hidup dan bekerja di masa kini dapat menjabarkannya bahwa :
- Rakyatlah yang dibangun. Rakyat (laki-laki dan perempuan) harus dilihat sebagai subyek bukan obyek, sebagai aset bukan beban serta sebagai potensi pembangunan, bukan hambatan.
- Pendidikan adalah untuk mencapai kehidupan yang cerdas dan mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia. Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah suatu konsepsi budaya, bukan sekedar konsepsi biologis-genetika. Pendidikan bukan semata-mata untuk menghasilkan otak yang cerdas melainkan juga untuk mencapai kemajuan adab, budaya dan persatuan.
- Sistem perekonomian di disain untuk kesejahteraan rakyat, walaupun hak individu tidak hilang. Pasal 33 UUD 1945 menyiratkan hal itu.
- Kesadaran akan kedaulatan negara dan kedaulatan rakyat. Prinsip kesetaraan dan keadilan tidak saja berkaitan dengan suku bangsa, agama, daerah, melainkan juga dengan gender.
- Ditegaskan oleh para pendiri negara bahwa negara membangun kebudayaan nasional yang berkepribadian nasional.
- D. Kriteria-kriteria umum yang menghambat pendidikan di pulau terpencil
- Berbentuk komunitas kecil
- Tertutup dan homogen
- Pranata sosial bertumpu pada hubungan kekerabatan
- Pada umumnya terpencil secara geografis dan relatif sulit dijangkau
- Pada umumnya masih hidup dengan sistem ekonomi sub sistem
- Peralatan teknologinya sederhana
- Ketergantungan pada lingkungan hidup dan sumber daya alam setempat relatif tinggi
- Terbatasnya akses pelayanan sosial, ekonomi, dan politik.
- E. Solusi untuk mempermudah laju pendidikan di pulau terpencil.
Yaitu pemerintah kabupaten atau kota harus menyediakan akses yang memadai untuk penduduk sehingga dapat melakukan interaksi dari satu tempat ke tempat lain. Semakin mudah akses untuk menuju satu tempat ke tempat lain, dapat memudahkan penduduk setempat dapat melihat berbagai perkembangan yang terjadi di luar dimana mereka tinggal. Penduduk tidak lagi dikungkung pemikiran sempit yang menyebabkan sulit menerima sesuatu yang menurut mereka baru. Perkembangan yang mereka lihat secara langsung, dapat membuka pemikiran untuk ikut melakukan hal yang sama.
Bila Indonesia masih banyak memiliki daerah terisolir atau terpencil dan dijadikan sebagai tempat tinggal, dikhawatirkan akan dapat membuka kembali kantong buta aksara. Tidak menutup kemungkinan daerah terisolir yang pada mulanya tidak dihuni penduduk, karena alasan tempat tinggal dan memenuhi kebutuhan hidup daerah tersebut perlahan-lahan jumlah penduduk terus bertambah.
- F. Jenis pendidikan yang tepat bagi penduduk di pulau terpencil
Upaya pencerdasan penduduk pulau terpencil ini dilakukan dengan banyak cara dan metode. Pendidikan yang tepat bagi penduduk pulau terpencil tentunya bukanlah pendidikan formal yang mengikat bagi mereka. Pendidikan yang tepat bagi penduduk pulau terpencil adalah pendidikan yang fleksibel dengan tidak meninggalkan kekhasan dari kekayaan khazanah adat istiadat mereka, sehingga lebih tepat dikatakan sebagai pendidikan alternatif yang ranahnya bisa formal, informal ataupun nonformal. Metode yang diberikan juga metode yang tidak menghilangkan kebiasaan positif mereka yang berasal dari akar rumput dan adiluhung secara turun-temurun. Sentuhan yang diberikan dalam pendidikan alternatif yang diberikan bagi masyarakat penduduk pulau terpencil adalah sentuhan yang tulus dan khas karena keikhlasan dalam mendidik masyarakat pulau terpencil adalah hal utama yang harus dimiliki oleh para pendidik yang akan terjun ke sana.
Selain mengirimkan tutor dan pendidik yang handal untuk mendidik penduduk pulau terpencil tentunya teknologi juga akan berperan besar dalam proses pemberdayaan pendidikan bagi penduduk pulau terpencil. Teknologi ini harus dijaga agar tidak merusak kemurnian budaya masyarakat pada komunitas tersebut. Berbagai jenis teknologi informasi dan komunikasi yang tersedia dapat digunakan untuk pembelajaran jarak jauh dan mandiri terutama untuk daerah terpencil.
Tujuan pembelajaran jarak jauh adalah meningkatkan akses pendidikan bagi mereka yang kesulitan mengakses pendidikan model mainstream yaitu sekolah formal. Teknologi teleconference, email, televisi dan radio pendidikan, dan CD ROM adalah sarana yang tepat untuk mengatasinya. Pembelajaran jarak jauh ini kuncinya pada fleksibilitas penyampaian materi ajar.
- G. Program-program pendidikan yang dapat diberikan bagi penduduk pulau terpencil, antara lain:
- Program yang telah disusun Direktorat Pendidikan Masyarakat melalui:
- Keaksaraan Dasar
- Keaksaraan Keluarga
- Keaksaraan Usaha Mandiri
- Pendidikan Pemberdayaan Perempuan
- Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender
- Pendidikan Kesetaraan
- Peningkatan Budaya Baca
- Program Pendidikan Luar Sekolah yang berhubungan dengan peningkatan mutu kehidupan, seperti:
- Pengembangan nilai-nilai etis, religi, estetis, sosial dan budaya,
- Pengembangan wawasan dan cara berpikir,
- Peningkatan kesehatan pribadi, keluarga dan lingkungan,
- Peningkatan dan pengembangan pengetahuan di dalam arti luas (sosial, ekonomi, politik, ilmu-ilmu kealaman, bahasa, sejarah, dan sebagainya), serta,
- Apresiasi seni-budaya (sastra, lukis, tari, pahat, suara, tabuh, teater, dan sebagainya).
- Program Pendidikan Luar Sekolah yang berhubungan dengan ketrampilan untuk meningkatkan pendapatan, seperti : Pertanian (peternakan, perikanan, perkebunan, pertanian bahan makanan). Perindustrian, pertukangan, perdagangan, lapangan jasa, dan sebagainya.[/sociallocker]
- Program yang telah disusun Direktorat Pendidikan Masyarakat melalui:
Daftar Pustaka
Katy Gardner & David Lewis, Antropologi, Pembangunan dan Tantangan Pasca Modern “ terjemahan Yosef Maria Florisan “ Cet. I “ Maumere: Penerbit Ledalero, 2005.
Drs. Sanapiah Saleh, Pendidikan Luar Sekolah di dalam Sistem Pendidikan dan Pembangunan Nasional, Penerbit Usaha Nasional, 1981
http://bakkara.blogspot.com/2006_05_01_archive.html
http://afwannst.wordpress.com/category/berita-tapteng/page/2/
http://regional.coremap.or.id/downloads/BME_Sosek_Jago2-Batam2007.pdf
http://jalanwisatadiindo.blogspot.com/2008/11/indahnya-lombok.html
http://forum.infoanda.com/viewtopic.php?f=3&t=15421&view=previous
http://www.jurnalnet.com/konten.php?nama=BeritaUtama&topik=5&id=864
http://beritasore.com/2008/12/18/pangdam-pengamanan-pulau-terpencil-tetap-dilaksanakan/
http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=News&id=10247
http://ansel-boto.blogspot.com/2007/11/kemiskinan-informasi-yang.html
http://nias.surveilans-respon.org/profil-kesehatan/
http://serdangbedagaikab.go.id/indonesia/index.php?option=com_content&task=view&id=875&Itemid=1
http://batampos.co.id/Mingguan/Cakap/Drs_H_Daria,_Bupati_Lingga.html
http://202.146.5.33/kompas-cetak/0709/07/daerah/3818789.htm
http://pendidikankita.com/?content=tokoh_detail&idb=37
terima kasih atas informasinya
sungguh bermanfaat artikel ini..thanks for share
model mobil
Jangan berhenti untuk terus berkarya, semoga kesuksesan senantiasa menyertai kita semua.
keep update!Harga Toyota Agya 2014
terima kasih atas informasinya..
semoga dapat bermanfaat bagi kita semua 🙂 Bunga Citra Lestari