Pendidikan Luar Sekolah, mungkin ketika pertama kali orang awam mendengar kalimat itu akan langsung muncul pertanyaan “Apa itu pendidikan luar sekolah?” atau “Ohh yang di luar sekolah berarti di lapangan?!” atau yang paling parah “Jurusan apa itu? Kok gak jelas gitu.” Nah, untuk sekedar membuka wawasan bagi teman-teman yang belum tahu apa itu Pendidikan Luar Sekolah (PLS), saya akan memberikan sedikit gambaran tentang apa sih pendidikan luar sekolah dan kira-kira setelah lulus PLS akan jadi apa?
Pendidikan Luar Sekolah adalah salah satu jurusan yang ada di beberapa universitas yang ada di Indonesia, salah satu universitas negeri yang membuka jurusan ini adalah Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Kebetulan saya adalah satu diantara sekian banyak mahasiswa PLS Unesa. Sebenarnya PLS merupakan jurusan yang sudah lama ada di Unesa, dulu namanya belum PLS tapi Pendidikan Sosial (Pensos). Kemudian karena alasan-alasan tertentu Pensos berganti nama menjadi Pendidikan Luar Sekolah.
Pendidikan Luar Sekolah atau Pendidikan Non Formal adalah pendidikan yang dilaksanakan di luar sistem persekolahan formal yang terencana dan bersifat fleksibel. Pendidikan luar sekolah memiliki fungsi yang saling berkaitan antara pendidikan formal dan pendidikan informal, yaitu untuk saling mengganti, melengkapi, dan menambah. Pengganti, pendidikan luar sekolah sebagai pengganti pendidikan formal bagi mereka yang tidak dapat mengikuti atau tidak berkesempatan belajar di jalur formal, misalnya penyelenggaran program kejar paket A/B/C. Pelengkap, pendidikan luar sekolah sebagai pelengkap pendidikan formal dan informal yang telah ditempuh, seperti seorang siswa SMA yang mengikuti les di LBB tertentu (Lembaga Bimbingan Belajar) untuk meningkatkan prestasinya. Penambah, pendidikan luar sekolah menambah apa yang tidak bisa didapatkan di jalur formal maupun informal, seperti diadakannya kursus atau pelatihan-pelatihan.
Kementerian yang menaungi PLS adalah Ditjen PAUD dan Dikmas, yang menjadi menteri adalah orang PLS sendiri. Beberapa program yang dicanangkan oleh Ditjen PAUD dan Dikmas diantaranya, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Keaksaraan untuk Semua, Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUD dan Dikmas, Pendidikan Kecakapan Hidup (Kursus dan Pelatihan), Kesetaraan gender. Dari program-program ini semakin mempertegas bahwa arah PLS sangat jelas. Jadi, ketika ada yang menganggap PLS jurusan yang tidak jelas, tentu presepsi yang demikian sangat keliru.
Dari penjelasan singkat di atas, kira-kira sudah mulai jelas arah lulusan PLS akan kemana dan jadi apa. Ranah PLS yang sangat luas memungkinkan lulusan PLS mudah untuk mendapatkan pekerjaan. Sebagai mahasiswa PLS kita juga dibekali berbagai ilmu yang bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, baik sebagai pegawai pemerintahan, pencipta lapangan kerja, pemberdaya masyarakat, pekerja sosial, bahkan jurnalis sekalipun, dsb. Loh kok bisa? Ya tentu bisa. Mahasiswa PLS memiliki kemampuan dalam perencanaan pendidikan orang dewasa, pengorganisasian kelembagaan, tata kelola manajemen, desain pelatihan, dan masih banyak lagi. Hal ini yang memungkinkan mahasiswa lulusan PLS memiliki kemampuan di berbagai bidang yang tidak kesemuanya dimiliki oleh mahasiswa jurusan lain. Sehingga, akan semakin lebar kesempatan lulusan PLS dalam mengepakkan sayapnya dalam dunia kerja.
Semoga dengan penjelasan singkat di atas, sedikit banyak membuka wawasan dan pengetahuan kita tentang ranah dan arah PLS. Jurusan yang masih dipandang sebelah mata oleh sebagian besar orang. Harapan saya sebagai mahasiswa PLS dan keluarga besar PLS, semoga PLS bisa menjawab semua keragu-raguan tentang keabsahan jurusan kita. Mari bersama berjuang untuk menjadikan PLS sebagai jurusan yang diperhitungkan oleh masyarakat umum. PLS harus menjadi ujung tonggak pemberdaya masyarakat yang lebih baik untuk ikut serta mendukung Indonesia lebih baik. PLS, pasti lebih sukses…
Surabaya, 24/9/2016 21:21 WIB
Penulis:
Shoniatul Ummi Rizqi
NIM.16010034024
PLS UNESA
Angkatan 2016
Email: shonia.ummi@gmail.com