Setelah dua hari mengikuti kegiatan Panah PLS INPART 2021 saya jadi lebih tahu bahwa PLS memiliki prospek kerja yang luas. Selain itu, PLS juga mencetak lulusan yang berkualitas dan sukses dengan jalan mereka sendiri. Sebelum mengikuti kegiatan ini, saya berpikir bahwa PLS adalah jurusan seperti yang lain. Saya terlalu terpaku dengan kata ‘pendidikan’ dalam nama pendidikan luar sekolah. Sebelum memilih jurusan ini untuk seleksi SNMPTN, saya mencari tahu tentang PLS di browser dan ternyata prospek kerja yang dimiliki tidak hanya seputar dunia pendidikan melainkan lebih berfokus pada kesejahteraan masyarakat. Walau begitu saya belum terlalu memahami mengenai PLS. Setelah mengikuti beberapa webinar termasuk kegiatan ini, saya jadi lebih tahu bahwa ada lulusan PLS yang menjadi teller di bank, ataupun pekerjaan lain yang membutuhkan skill komunikasi yang baik. Termasuk dalam webinar kali ini. Salah satu pemateri yaitu Kak Rerry merupakan founder dari Breaker Creative. Sungguh tidak disangka bukan? Breaker Creative merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang multimedia serta melayani permintaan sebagai Event organizer. Saat salah satu peserta webinar bertanya apakah ilmu PLS digunakan pada pekerjaan ini, Kak Rerry menjawab iya. Beliau berkata bahwa ilmu PLS yang ia dapatkan selama berkuliah membuat beliau dapat memahami gestur tubuh serta ekspresi dari client saat tidak tertarik terhadap presentasinya. Dengan PLS juga beliau memahami apa yang dibutuhkan oleh konsumennya dan membuat hasil kerjanya selalu memuaskan.
Sebelum mengikuti kegiatan ini, saya bahkan tidak tahu bahwa jurusan PLS memiliki organisasi kemahasiswaan yang bergerak di tingkat nasional. Jujur saya terkejut mengetahui hal ini. Sebelumnya saya selalu minder saat ditanya saya kuliah di jurusan apa. Saya minder karena hanya segelintir orang yang tahu mengenai apa itu PLS. Namun setelah melihat testimoni alumni PLS UM, saya jadi bangga mengambil jurusan ini karena ternyata banyak sekali lulusan PLS yang sukses. Mereka berkata bahwa di jurusan ini kemampuan komunikasi mereka sangat terlatih karena di PLS lebih banyak dilakukan observasi yang melibatkan masyarakat. Hal tersebut memaksa orang yang sulit bersosialisasi untuk belajar agar dapat mengejar ketertinggalannya.
Sebelumnya, saya sama sekali tidak memiliki keinginan untuk kuliah. Saya merasa tidak memiliki kemampuan untuk berpikir lagi. Saya lelah sekolah selama 12 tahun. Saya sangat ingin bekerja dan orang tua hanya dapat mengiyakan keinginan saya. Namun semuanya berubah saat saya mendapatkan kesempatan untuk berkuliah tanpa melakukan tes. Ya, saya mendapat kesempatan untuk ikut seleksi SNMPTN. Saat itu saya sangat bimbang harus mengambil jurusan apa. Saya merasa tidak mampu untuk berkuliah tapi orang tua sangat berharap saya dapat kuliah. Orang tua saya berkata, “Kami tidak memiliki harta untuk diwariskan kepadamu. Kita orang miskin. Rumah saja hasil warisan. Ayah dan ibu hanya mampu mewariskan ilmu. Ayah dan ibu berharap kamu mengambil kesempatan ini dan manfaatkan sebaik mungkin karena kamu adalah harapan kami.” Kalimat mereka membuat saya memiliki semangat untuk kuliah. Saya mulai mencari PTN yang mau menerima nilai rapor saya yang pas pasan. 2 minggu saya memikirkan hal tersebut hingga pendamping PKH di desa saya menyarankan saya untuk mengambil jurusan ini.
Saya mulai mencari tahu mengenai PLS di google, melihat peluang saya untuk masuk ke jurusan ini, mencari prospek kerja setelah lulus, bahkan saya mencari mata kuliah yang akan ditempuh di jurusan ini. Akhirnya saya memutuskan mengambil jurusan ini dalam seleksi SNMPTN saya. Hanya 1 jurusan yaitu PLS. Alasan lain mengapa saya mengambil jurusan ini adalah karena ibu saya ingin saya terjun ke dunia sosial seperti beliau. Beliau ingin saya mengabdikan diri untuk masyarakat yang kurang mampu. Selain itu beliau juga ingin kemampuan sosialisasi saya menjadi lebih terarah. Saya memiliki kemampuan berkomunikasi yang cukup baik namun saya bermasalah dalam hal kepercayaan diri. Itu yang ingin saya ubah. Alasan dari diri saya sendiri adalah saya ingin PLS lebih dikenal oleh orang banyak. Saya ingin menyadarkan mereka bahwa selama ini semua lembaga kursus, lembaga kepelatihan, berbagai macam seminar, dan program-program lain yang mereka dapatkan di luar bangku sekolah tersebut merupakan satuan dari pendidikan luar sekolah. Saya tahu keinginan saya terlalu remeh dan mungkin ada yang berkomentar ‘omong doang ih gaada bukti’, saya akan berusaha semampu saya untuk mewujudkan keinginan ibu saya, melaksanakan amanah dari pendamping PKH saya, serta melaksanakan keinginan saya sendiri.
Saya berharap setelah saya lulus dari PLS, saya menjadi orang yang lebih berkualitas, memiliki daya saing, serta mendapatkan berbagai pengalaman yang akan menjadi bekal dalam menghadapi dunia kerja. Jujur saya tidak memiliki cita-cita dalam hal pekerjaan. Seperti ingin menjadi guru, menteri, atau yang lain. Saya tahu tuhan sudah memiliki jalan cerita untuk diri saya. Ibu saya berkata bahwa setelah lulus kuliah saya tidak harus bekerja sesuai ijazah yang saya miliki. Tidak perlu terpaku pada prospek yang tercantum di berbagai blog. Beliau menyuruh saya untuk memulai semua dari nol. Jadi harapan saya hanya itu. Tidak apa jika kalian mengatakan saya terlalu naif atau tidak niat kuliah atau apalah itu, saya akan menjalani sesuai keinginan saya tanpa ada tekanan dari pihak lain.
Nama : Mariana Kusuma Dewi Kel/Offr : Kelompok B.F. Skinner/Offering A4B