Tantangan dan Problematika Pendidikan Masyarakat
Permasalahan pendidikan nonformal bukan hanya sekedar persoalan masyarakat yang buta aksara, angka dan buta Bahasa Indonesia. Akan tetapi permasalahan pendidikan nonformal semakin meluas seperti:
- ketidak jelasan penyelenggaraan pendidikan noformal (standar-standar penjaminan mutu pendidikan nonformal),
- ketidak jelasan sistem insentif bagi pendidik dan tenaga kependidikan nonformal,
- masih banyaknya lembaga penyelenggara pendidikan nonformal yang belum profesional,
- kurangnya lembaga penjaminan mutu penyelenggaraan pendidikan
Permasalahan lain yang berkaitan dengan program-program pendidikan nonformal adalah masalah sasaran didik (warga belajar) yang selalu bergulat dengan: masyarakat miskin, terdiskriminasi, penganggur, masyarakat yang kurang beruntung, anak jalanan, daerah konflik, traffiking, pengangguran, masyarakat pedalaman, dan daerah perbatasan.
Di samping itu pula persoalan pendidikan nonformal juga terletak pada tidak adanya kepedulian kita sebagai masyarakat yang melek pendidikan terhadap keberadaan pendidikan nonformal dan kondisi masyarakat sekitar. Tantangan utama Pendidikan Nonformal adalah masih banyaknya masyarakat yang belum mengerti dan mengenal secara jelas tentang keberadaan dan peran pendidikan nonformal di tengah-tengah mereka. Seringkali masyarakat bertanya tentang apa itu PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH / PENDIDIKAN MASYARAKAT (Pendidikan Masyarakat), apa itu PKBM, apalagi tentang PNF (pendidikan nonformal) sebagai istilah baru (sebutan lain bagi PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH / PENDIDIKAN MASYARAKAT).
Berdasar pada Undang Undang sistem pendidikan nasional, PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH / PENDIDIKAN MASYARAKAT merupakan sub sistem dari pendidikan nasional. Dengan rendahnya pemahaman dan partisipasi masyarakat terhadap program-program PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH / PENDIDIKAN MASYARAKAT, maka kondisi itu memunculkan masalah baru yaitu; sulitnya mempertahankan lembaga-lembaga penyelenggara satuan pendidikan nonformal agar tetap eksis dan profesional dalam menyediakan layanan pendidikan alternatif bagi masyarakat yang membutuhkan, banyak sekali PKBM dan penyelenggaraan satuan PNF lainnya yang bubar, karena didirikan seadanya dan menunggu bantuan dari pemerintah.
Padahal kita sangat hawatir kalau PKBM, dan lembaga sejenis lainnya bubar, sehingga tidak ada lagi lembaga penyelenggara pendidikan nonformal yang dapat melayani kebutuhan pendidikan masyarakat di luar pendidikan formal. Kekahwatiran itu muncul dikarenakan masih tidak jelasnya standar-standar yang dapat dijadikan patokan bagi penyelenggaraan satuan pendidikan nonformal, sulitnya dan tidak adanya pendidik yang mau membelajarkan masyarakat dan masih sedikitnya lembaga pendidikan tinggi (jurusan PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH / PENDIDIKAN MASYARAKAT) yang tetap eksis mengkaji keilmuan, praktik dan menciptakan model-model pembelajaran pendidikan nonformal.
Problematika Pendidikan Masyarakat
Di mana terdapat beberapa permasalahan dalam manajemen lembaga pendidikan nonformal misalnya, pertama mengenai kurangnya koordinasi dalam penyelenggaraan pendidikan nonformal yang mana karena banyaknya jenis pendidikan yang menyebar di lingkungan masyarakat membuat lembaga pendidikan non formal sering terabaikan dan
bahkan kurang penanganan dalam mengenalkan dan menyebarluaskan adanya pendidikan non formal ini (Fitriana & Safitri Elshap, 2015).
Sehingga pendidikan non formal ini keberadaannya masih tidak diketahui oleh sebagian masyarakat. Maka dari itu koordinasi antara pihak penyelenggara pendidikan non formal ini sangat dibutuhkan agar program pendidikan non formal yang dibuat bisa dikenal oleh masyarakat luas.
Kedua permasalahan manajemen lembaga pendidikan non formal adalah mengenai kurangnya tenaga pendidik profesional pada pendidikan non formal yang mana beberapa lembaga pendidikan non formal yang ada masih sangat terbatas jumlah pendidik yang mengajar karena beberapa tenaga pendidik kebanyakan memilih mengajar pada lembaga pendidikan formal yang jelas sasaran belajarnya dan terbebas dari hambatan-hambatan yang ada (Sudjana, 2000).
Maka dari itu untuk mendukung program pendidikan non formal ini dibutuhkan peran tenaga pendidik yang profesional yang dapat menciptakan suatu pembelajaran efektif yang dapat menunjang proses pembelajaran sehingga bisa berjalan dengan baik. Selanjutnya permasalahan ketiga yaitu motivasi belajar yang sangat rendah oleh peserta didik di mana jika seseorang yang tidak mengenyam bangku pendidikan maka sangat kecil sekali kemungkinan untuk anak-anak ingin memperoleh pendidikan lagi.
Mereka sudah terbiasa tidak memperoleh pengajaran langsung dalam kehidupannya jadi mereka tidak tertarik untuk mengikuti progran pendidikan non formal ini. Hal inilah salah satu yang menyebabkan manajemen lembaga pendidikan non formal berjalan kurang baik.
Jadi, dengan adanya permasalahan atau problematika nyata pada kehidupan masyarakat dalam lembaga pendidikan non formal ini bisa dijadikan sebagai bahan acuan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dan menciptakan sumber daya manusia yang handal melalui program lembaga pendidikan non formal
Tinggalkan Balasan