Mempersiapkan Pendidikan Masyarakat untuk Masa Depan Pendidikan adalah pondasi utama bagi kemajuan sebuah masyarakat. Dalam menghadapi masa depan yang semakin kompleks dan beragam, penting bagi kita untuk memastikan bahwa setiap individu memiliki akses yang adil dan berkualitas terhadap pendidikan. Artikel ini akan menjelaskan beberapa langkah kunci yang dapat diambil untuk mempersiapkan pendidikan masyarakat demi masa depan yang cerah.
1. Aksesibilitas Pendidikan yang Merata
Mengakses pendidikan harus menjadi hak yang merata bagi semua lapisan masyarakat. Dengan memastikan aksesibilitas yang merata, setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas tanpa terkekang oleh faktor ekonomi, geografis, atau sosial.
2. Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran
Dunia terus berkembang secara teknologi, dan integrasi teknologi dalam pembelajaran menjadi kunci untuk mempersiapkan masyarakat menghadapi perubahan masa depan. Penggunaan teknologi dalam pendidikan dapat meningkatkan aksesibilitas, memperluas jangkauan pembelajaran, dan membekali individu dengan keterampilan yang relevan dengan tuntutan zaman.
3. Pengembangan Kurikulum yang Relevan
Kurikulum pendidikan harus senantiasa diperbarui agar relevan dengan kebutuhan masa depan. Penekanan pada keterampilan abad ke-21 seperti keterampilan berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kerja sama menjadi sangat penting dalam menyelaraskan pendidikan dengan tuntutan dunia kerja yang terus berubah.
4. Pelibatan Komunitas dalam Proses Pendidikan
Pendidikan tidak hanya terjadi di dalam kelas, tetapi juga melalui keterlibatan komunitas. Kolaborasi antara lembaga pendidikan, keluarga, komunitas lokal, dan sektor bisnis dapat menciptakan ekosistem pendidikan yang holistik, mempersiapkan generasi masa depan dengan lebih baik.
5. Penekanan pada Pendidikan Inklusif
Setiap individu memiliki potensi yang berbeda-beda. Pendidikan inklusif menekankan pentingnya mengakomodasi keberagaman dalam gaya belajar, kebutuhan, dan potensi setiap siswa. Dengan pendekatan ini, setiap individu dapat diberikan kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang.
Mempersiapkan pendidikan masyarakat untuk masa depan adalah investasi jangka panjang yang membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak. Dengan memastikan akses yang merata, integrasi teknologi, kurikulum yang relevan, keterlibatan komunitas, dan pendekatan inklusif, kita dapat menciptakan fondasi pendidikan yang kokoh bagi masa depan yang lebih cerah.
Terkadang, langkah kecil dapat menghasilkan perubahan besar. Mari bersama-sama membangun pendidikan yang mencerahkan masa depan kita!
A. Sejarah Perkembangan Program Studi Pendidikan Masyarakat
Pada tanggal 21 September 1956 dalam institusi pendidikan PTPG, Ilmu pendidikan masyarakat hadir untuk memberikan sebuah ilmu baru bagi mahasiswa yang sangat antusias dalam mengkaji mengenai kehidupan dan fenomena yang terjadi di masyarakat. Kemudian pada tanggal 19 Mei 1960 melalui institusi pendidikan yang berbeda yaitu di perguruan tinggi UNPAD, ilmu pendidikan masyarakat berganti nama menjadi ilmu pendidikan dan pekerjaan kemasyarakatan yang terbagi menjadi 4 konsentrasi jurusan yaitu; pendidikan masyarakat, pekerjaan sosial, pembangunan masyarakat desa, dan guru pedesaan.
Pada tanggal 26 Juni 1964 berganti nama menjadi jurusan pendidikan sosial, lalu pada tanggal 2 Juni 1970 berganti nama menjadi ilmu pendidikan dan pengembangan sosial. Selanjutnya, pada tanggal 10 September 1983 di perguruan tinggi IKIP lahirlah jurusan pendidikan luar sekolah atau sering disingkat dengan nama PLS, sampai IKIP berganti nama menjadi UPI pun masih dengan nama jurusan yang sama yaitu PLS. Barulah pada tanggal 5 September 2017 berganti nama kembali dengan nama jurusan pendidikan masyarakat yang selalu disingkat dengan nama PENMAS.
Salah satu fokus strategi yang harus dilakukan oleh jurusan pendidikan masyarakat adalah bagaimana seluruh stakeholder dari pendidikan masyarakat dapat lebih banyak berkiprah di tengah masyarakat dalam menyelesaikan persoalan-persoalan masyarakat. Salah satu cara dalam meningkatkan kekuatan masyarakat adalah hanya dengan ikut berkontribusi dalam merubah cara berpikir masyarakat dalam membangun sebuah peradaban. Proses pendidikan masyarakat memang seharusnya dapat menjangkau masyarakat lebih jauh dengan kajian penuh di lapangan. Bukan sekedar pengetahuan di dalam kelas saja, tetapi bagiamana seluruh penggiat pendidikan masyarakat bisa memiliki peran yang sangat aktif dan mentransfer ilmu mereka dalam kegiatan-kegiatan di masyarakat.
B. Kelahiran Jurusan dan Kelahiran Lembaga Pemerintah
- Pada tahun 1945-1975 Jawatan Pendidikan Masyarakat: Pada tahun 1956 lahir Pusat Latihan Pendidikan Masyarakat (PLPM). Pada tahun 1960 untuk membina PLPM maka pemerintah melahirkan PLNPM (Pusat Latihan Nasional Pendidikan Masyarakat).
- Pada tahun 1979 untuk menguatkan layanan pendidikan dan pembelajaran paket A dan pelatihan fungsional terkait peningkatan pendapatan, maka arah dan perluasan pelaksanaan program dalam Direktorat berubah nama menjadi Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Olahraga (Ditjen PLSOR) dari DITJORA.
- Pada tahun 1980-2001, Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Pemuda dan Olahraga (DIKLUSPORA).
- Pada tahun 2001-2005, Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda.
- Pada tahun 2005-2007, Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah.
- Pada tahun 2007-2012, Direktorat Jenderal Pendidikan Non-Formal dan Informal.
- Pada tahun 2012-2015, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Non-Formal Informal.
- Pada tahun 2015-2020, Direktorat Jenderal PAUD dan DIKMAS (Pendidikan Masyarakat).
- Pada tahun 2020, Direktorat Jenderal Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus.
Beberapa Istilah Pendidikan Masyarakat dalam Bahasa Inggris
Community Education, Mass Education, Nonformal Education, Extension Education, Continuing Education, Lifelong Education, Adult Education, Out of-School Education. Pada prinsipnya pertimbangan penamaan istilah pendidikan masyarakat dilakukan dengan melihat beberapa faktor diantaranya; karakteristik program, lingkup permasalahan yang ditanggulangi, peranan dan fungsi yang diemban, wewenang dan kebijakan, serta jangkauan sasaran yang akan dicapai.
Sedangkan untuk penentuan nama program studi dapat dilihat dari berbagai faktor sebagai berikut:
- Penamaan program studi sesuai dengan rumpun ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah diakui oleh masyarakat ilmiah yang relevan dan asosiasi atau organisasi profesi yang kredibel.
- Penamaan program studi menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang benar.
- Penamaan program studi dilengkapi dengan istilah bahasa Inggris yang benar.
Ada padanannya di perguruan tinggi luar negeri yang memiliki kredibilitas baik.
D. Strategi Dasar Pendidikan Masyarakat
Pendekatan kemanusiaan; masyarakat dipandang sebagai subjek pembangunan, masyarakat diakui memiliki potensi untuk berkembang dan mampu membangun dirinya. Pendekatan partisipatif; masyarakat, lembaga-lembaga terkait, dan komunitas dilibatkan dalam peneglolaan dan pelaksanaan pendidikan dalam pembangunan masyarakat. Pendekatan kolaboratif; perlu adanya pihak lain dan terkoordinasi serta sinergi dalam membangun masyarakat. Pendekatan berkelanjutan; pendidikan dalam prosesnya dilakukan secara berkesinambungan. Pendekatan budaya; penghargaan budaya dan kebiasaan, adat istiadat yang tumbuh di tengah-tengah masyarakat adalah hal yang perlu diperhatikan.