Terus Berkarya, Jangan Berharap Pada Negara
Oleh Ary senpai, M.Ag
(Creativepreneur | Aktivis Desain & Animasi | Penulis Lepas | Praktisi Sosial Entrepereneur)
Sebenarnya ini adalah sebuah masalah klasik yang menjadi tren di dunia perPNFan, mengapa? Karena memang sebenarnya masyarakat sendiri belum begitu paham dengan PNF itu sendiri seperti Sanggar kegiatan belajar, PAUD maupun lembaga swadaya masyarakat, dan juga pihak yang terkait di instansi pendidikan juga belum begitu mengenal tentang pendidikan nonformal itu sendiri, sehingga secara khusus kita sering melihat ada sebuah lowongan yang merupakan posisi penting dalam dunia . Misalnya lowongan asesor PNF yang membuka pekerjaan untuk semua jurusan. Contohya di buka calon asesor PNF minimal S1 semua jurusan yang memiliki kemampuan tentang dunia pendidikan nonformal
Mengapa hal ini bisa terjadi? Ya memang harus terjadi hehehhee sebenarnya jika dikaji lebih lanjut dari pengalaman saya pribadi ada dua penyebab mengapa hal ini bisa terjadi. Sebab-sebab itu antara lain (1) Manusia yang mengaku bagian dari akademisi PNF (seperti mahasiswa atau dosen) belum begitu banyak terjun banyak di dunia PNF alias hanya sebatas teori saja (istilahnya dolane kurang adoh) sehingga banyak sekali pihak yang sebenarnya harus menjalankan misi dalam dunia pendidikan nonformal yang akan tetapi diisi oleh jurusan lain yang lebih banyak bergelut di dunia PNF itu sendiri. Dalam dunia akademik misalnya, konsep-konsep dalam dunia PNF begitu dipelajari seperti ingin berperang melawan penjajah padahal kenyataannya tak pernah dipraktekkan. Jika para manusia yang mengaku pelaku dari dunia PNF belum begitu menggeluti PNF ya harus menerima bahwa pembukaan lowongan untuk bagian seperti asesor PNF dibuka untuk umum karena pihak akademisi seperti dosen dan mahasiswa belum begitu paham untuk mensosialisasikan. Banyak slogan dimana PNF adalah sarana mengentaskan kemiskinan, padahal apakah kita sudah pernah menjadi miskin?
Untuk menangani kemiskinan ya pelaku yang gembar gembor mengentaskan kemiskinan juga harus pernah menjadi miskin. Ya intinya kita harus introspeksi diri sendiri juga karena mungkin pihak yang membuka tempat berkarya dalam dunia pendidikan nonformal belum mengerti bahwa pendidikan nonformal itu penting ya disebabkan karena kurang kompaknya para pelaku PNF baik akademisi maupun praktisi dalam berarya maupun mensosialisasikan PNF itu sendiri, ya seperti saya sendiri yang masih berjuang untuk kebermanfaatan. (2) Kurangnya rasa berjuang untuk kebermanfaat dan membangun manusia yang mandiri. Jujur saja setiap praktisi PNF dalam membangun kebermanfaatan pasti sering bingung untuk urusan materi karena memang dunia PNF mengajarkan konsep menjemput kemuliaan dalam kemelaratan. Saya sendiri juga mengakui hal itu ketika PNF mengajarkan tentang perjuangan, sering kali hati kecil ini mengeluh bahwa hal tersebut ora ono duite . Wajar sebagai manusia PNF adalah sarana belajar untuk melihat dan menangani sisi melarat manusia seperti melarat dalam hal moral, melarat dalam hal ekonomi dan melarat dalam hal yang lainnya. Terus harus ngapain jika pemerintah atau instansi mmebuka tempat berkarya untuk alumni selain PNF?
Jawabannya adalah (1) Ikut aja gaes. Karena kita belum tahu bahwa kita punya tempat berkarya yang lebih mapan ditempat tersebut meski membuka untuk semua jurusan. Dan saya doakan seluruh alumni PNF di Indonesia ini semuanya mempunyai tempat berkarya yang membuat mereka lebih hidup dan menghidupi . (2) Belajar dan terus belajar. Kalau memang dibuka untuk semua jurusan ya cuman satu “belajar” adalah solusinya, buktikan kemampuan kita sebagai PNF beneran kalau memang mau terjun di dunia PNF, karena sesuai dengan pengalaman pribadi saya sendiri pada alur pendidikan nonformal seperti Lembaga swadaya msyarakat, Lembaga Amil Zakat, Sanggar Kegiatan Belajar diisi mereka yang mau belajar dan berjuang untuk kebermanfaatan. Nah kuncinya hanyalah belajar termasuk perjuangan itu sendiri adalah bagian dari belajar karena memang dunia PNF sering dipandang sebelah mata. (3) Terus berkarya, jangan berharap pada Negara. Ini bukan berarti kita menjadi pemberontak, tapi kita juga harus belajar mandiri dalam hal kebermanfaatan itu sendiri misalnya jika kita aktif di LSM ya harus saling bersinergi satu sama lain, dan kalau memang mau meniti karir di dunia PNS ya ikut aja, tapi tetap kemandirian harus diutamakan meskipun aktivis atau PNS sekalipun.
Dunia PNF pun banyak sekali cabang-cabangnya itu adalah PR bagi kita semua untuk menjadi bagian dari membangun kebermanfaatan baik yang aktivis, praktisi maupun akademisi yang berkecimpung di dunia PNF.
Semoga bermanfaat
Terus Berkarya, Jangan Berharap Pada Negara