OMAH PASINAON, selasa 20 – 21 Agustus 2013 pendidik dan pengurus lembaga SPS SARWO AGUNG dan pendidik dari KB MARDIAH mengikuti training “PENGENALAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS”, yang dilaksanakan Pusat Rehabilitasi YAKKUM. Jumlah keseluruhan peserta ada 10 orang, yaitu Mas Yudan, Ibu Samiyem, Ibu Wiwin,Ibu Liana, Mbak Turas, Mbak Rindani semuanya berasal dari Pendidik dan penggelola SPS SARWO AGUNG yang merupakan lembaga paud di OMAH PASINAON , dan Ibu Rina, Ibu Waryati, Dan Ibu Dini Yang Berasal Dari KB Mardiah.
Tangal 20 Agustus merupakan hari pertama training dimulai dengan pembukaan oleh Mas Wawan kemudian pretes untuk mengetahui sejauh mana peserta mengetahui tentang Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan dilanjutkan oleh Ibu Rumi dengan materi ‘ Mengenal Disabilitas’. Materi selanjutnya ‘ Mengenal Jenis-Jenis Kecacatan’ yang disampaikan oleh mbak Ocha. Terakhir sharing dan Tanya jawab. Dalam sesi ini mas yudan bertanya tentang bagaimana menangani ABK yang rewel dan sulit berpisah dari orangtuanya dan adakah alat permainan yang khusus bagi ABK.
Hari ke 2 tanggal 21 Agustus, training seperti biasa dibuka dengan berdoa dan pembukaan oleh ibu Rumi. Kemudian para peserta diajak mengulang pembelajaran hari pertama. Para peserta diminta mengemukakan apa yang kami dapat atau kami pahami pada training pertama. Kemudian training dipandu oleh mas Aris (YAKKUM) mengenai “Asesment”, sebelumnya kami dibagi menjadi 2 kelopok yang kemudian masing2 klp diminta memberikan pendapat tentang bagaimana menerima,m mengidentifikasi, metode, dan harapan untuk ABK yang kita ajar. Setelah itu peserta diminta untuk presentasi dan memerankan apa hasil diskusi. Dilanjutkan materi ‘Asesment” oleh mas Aris, selesai materi tersebut istirahat makan siang dan dilanjutkan Postest untuk mengetahui seberapa banyak ilmu yang telah diserap dan dipahami para peserta. Cara terakir ditutup dengan do’a dan foto bersama.
Dari training tersebut menambahkan pengetahuan peserta mengenai jenis dan perbedaan penyandang disabilitas satu dengan yang laen, kebanyakan dari penyandang disabilitas memiliki kecerdasan dan apresiasoi emosional yang sama dengan kita yang normal, bahkan ada yang melebihi. ABK juga memiliki UU yang melindungi mereka agar bisa sekolah, memperoleh pendidikan dan masyarakat mau menerma mereka dengan hati inklusi. penyandang disabilitas memiliki kepercayaan diri yang rendah karena keterbatasannya, setelah mengikuti training ini semakin memantapkan hati kami untuk menerima dan mengajari penyandang disabilitas. Kebetulan di SPS SARWO AGUNG memiliki 2 ABK yaitu Rico dan Erik,keduanya termasuk kedalam Tuna Grahita. Awalnya saya tidak mudah memahami dan mengajari anak anak tersebut, karena mereka tidak terbiasa dengan oranglain. Namun setelah mengikuti training ini saya yakin kami akan lebih baik lagi dalam mengajari anak penyandang disabilitas.
Sebagai umat manusia yang bermoral dan beragama membantu sesame adalah hal yang sangat baik dilakukan. Penyandang disabilitas memiliki kekurangan jangan biarkan mereka lebih berkekurangan dengan tidak menyekolahkan atau menerima mereka dalam masyarakat. setiap manusia memiliki keistimewaan. Setiap anak menginginkan kehidupan yang sejahtera. Kita para pendidik patut berbangga hati memiliki anak didik yang istimewa, bagi para pendidik jangan takut menerima atau mengajari anak penyandang disabilitas, jangan biarkan mereka merasa tersisihkan dari masyarakat. Peran serta keluarga adalah pondasi penting untuk membangun anak yang mampu percaya terhadap dirinya, tidak merasa malu ataupun minder dengan keadaan mereka. Allah menciptakan makhluknya dengan segala keistimewaan. Terimakasih kepada teman teman dari YAKKUM yang telah memberikan ilmu yang sangat berguna bagi kami. Terimakasih kepada teman teman yang telah membaca artikel ini. (Rindani/ Yudan Hermawan PLS UNY)