SOSOK PEMBUKA JALAN
Beliau adalah sosok inspirasi kalau boleh di bilang sesepuh yang namanya sudah tidak asing lagi di telinga rekan rekan mahasiswa maupun dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang pasti sudah mengenalnya.
Awal pertemuan ku dengan beliau ketika beliau sedang menjajakan gorengan jualanya. Dulu memang saat mahasiswa baru (MABA), sungguh sangat polos aku selalu bertanya banyak hal tentang kehidupan kampus kepada beliau KEPO mulai dari : keseharian, kegiatan dan Aktif dimana ‘Maklum maba’.
Aku pun terperana ketika beliau menceritakan sederet prestasi yang beliau raih saat SMK dan Mahasiswa banyak pengalaman beliau yang bisa menjadi tambahan belajar untuk ku. Melihat itu pun hatiku mulai tergugah untuk mengikuti rekam jejak beliau mulai sejak maba.
Hingga saat semester 3 kita bisa berkolaborasi untuk ikut sebuah event Karya Tulis Ilmiah Nasional pertama kali di Universitas Negeri Yogyakarta 15 Oktober 2015 dengan tema lomba “National Paper Competion UNY ACCOUNTING FAIR 2015” Asam Manis selama perjalanan kami rasakan,
walaupun harus menguras kojek sendiri dan bukan terbilang angka yang kecil mencapai 1,5 juta rupiah lebih pada zaman itu, namun kami mantapkan untuk berangkat ke yogyakarta berbekal semangat dan doa orang tua kami berangkat untuk membawa nama kebanggan UM tercinta. Sesampainya disana perasaan minder pun ada ketika melihat lawan dari universitas lain yang sudah lebih senior dari pada kami. Perasaan gugup tegang sangat menghantui, namun dengan ketenangan (mbak wiwin) yang sudah berengalaman membuatku tidak khawatir. Beliau selalu mengatakan “fokus pada karya mu sendiri jangan melihat orang lain dan berikan penampilan terbaik mu”. Al hasil setelah presentasi perasaan lega membuatku terasa ringan. Apalagi aku di ajak ke kedai senior PLS (bang uccok) yang ada di sekitar pinggiran kampus UNY, kami menikmati ramai dan hiruk pikuknya di pinggiran kampus sembari menikmati es coklat. Setelah semua sudah selesai kami pun bergegas kembali ke Wisma yang disediakan panitia.
Hingga keesokan harinya pengumuman pun di bacakan perasaan was was dan gelisah tetap menyelimuti. Saat di bacakan nominasinya oleh panitia kami kaget, ternyata nama kami tidak masuk jajaran 3 besar kami masih menduduki peringkat ke 4 atau harapan 1 termenung hati kami melihat hasil tersebut, tapi dengan gagahnya beliau (mbak win) langsung mengatakan sesuatu “tidak papa dik sampean masih banyak waktu semester depan harus terganti”.
dari kekecewaan dan kegagalan inilah komitmen untuk meneruskan jejak langkah beliau untuk membalas kekalahan ini.
Namun Waktu terasa cepat selang beberapa waktu lalu aku sudah melihat kakak ku ini memakai toga kebangganya penuh tangis dan duka melihatnya senang bercampur gembira, padahal masih ingin jalan jalan dan menuangkan ide bersama beliau. Waktu memang tidak bisa di hentikan tapi perasaan senang ini tidak bisa di sembunyikan,
apalagi beliau sekarang sudah menyandang gelar kehormatan menjadi mahasiswa terbaik se-Universitas Negeri Malang tahun 2017 bangga lah saya punya kakak yang sangat luar biasa, tak lelah menginspirasi adik adiknya untuk terus berkarya #mbakwiwin pose fotonya pun tak berubah dari yogyakarta hingga wisuda.
tanpa tetes keringat dan kerja keras beliau kita bukanlah apa apa
semoga bermanfaat ilmu dan pengalamanya amin.
Penulis:
M. Ilham Nurhakim
Mahasiswa PLS UM angkatan 2014
Tinggalkan Balasan