MK Sosiologi “Perubahan Sosial di Desa Babadan Kabupaten Nganjuk dalam Budaya Tarian Tayub”Oleh
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam masyarakat kebudayaaan sering diartikan sebagai the general body of the art, yang meliputi seni sastra, seni musik, seni pahat, seni rupa, pengetahuan filsafat atau bagian-bagian yang indah dari kehidupan manusia. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa kebudayaan adalah hasil buah budi manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup. Segala sesuatu yang diciptakan manusia baik yang kongkrit maupun abstrak, itulah kebudayaan.
Kelompok manusia yang sangat berkembang dari waktu ke waktu cepat maupun lambat akan mengalami perubahan. Kebudayaan pokok manusia yang tidak dapat ditinggalkan ialah kebutuhan ekonomi ini dari cara menusia memenuhi kebutuhan atau perkembangan. Dalam memanfaatkan sumber daya atau lingkungan manusia tidak melakukan perubahan cara mulai dari cara mulai dari cara menanam kepada cara bercocok tanam sampai kepada pertanian dan
peternakan dan akhirnya sampai mencapai tingkat industri modern. Seiring dengan era globalisasi.
Dalam situasi yang global ini budaya masyarakat sidikit demi sedikit lama-lama akan terkikis keberadaannya (eksistensinya). Maka dalam mengatasi masalah itu kita perlu melakukan terobosan-terobosan baru yang perlu menjaga budaya tersebut. Dengan jalan yang perlu dilestarikan. Kami berkesimpulan sementara bahwa budaya dapat luntur tak lama kemudian tergantung dari manusianya yang mempunyai jiwa cipta, rasa dan karsa.
1.2 Rumusan masalah
a) Apakah kita mampu mengenali budaya dilingkungan sekitar tempat tinggal kita ?
b) Seberapa penting kita perlu menjunjung budaya dilingkungan sekitar kita ?
c) Bagaimana pola hidup masyarakat akibat budaya tersebut ?
d) Apa sebenarnya terjadi pada perubahan sosial yang ada pada masyarakat babadan kabupaten nganjuk?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan makalah di atas, maka dapat disimpulkan tujuan makalah antara lain sebagai berikut:
1) Untuk memaparkan bagaimana cara kita mengenali budaya di sekitar tempat tinggal kita masing-masing.
2) Untuk memaparkan betapa pentingnya suatu budaya bagi kehidupan, apalagi budaya dilingkungan masyarakat tempat tinggal kita masing-masing.
3) Agar dapat menjelaskan pola hidup masyarakat yang terkena imbas dari suatu budaya.
4) Untuk mengetahui perubahan sosial yang terjadi di desa Babadan Kab. Nganjuk.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Mengenali budaya di lingkungan sekitar.
Sebelum manusia beradaptasi dengan lingkungannya maka yang perlakuannya adalah mengenali budaya pada lingkungan sekitar, dimana kita berpijak. Agar dapat menyelaraskan dengan adat kebiasaan setiap akan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Tak luput dari itu pada dasarnya budaya juga sebagai pembentuk pola kehidupan manusia dan efeknya sangatlah berpengaruh. Dari segi jasmani maupun rohani. Oleh karena itu kita senantiasa selalu menjaga budaya kita agar terjaga keasliannya dan tidak bercampur dengan budaya daerah lain, soalnya budaya dapat dijadikan suatu kebanggaan, simbol, semangat, dan ciri khas di masing-masing daerah.[sociallocker]
2.2.Menjaga dan mengangkat budaya.
Di era globalisasi ini kita diberikan kebebasan mempromosikan budaya kita ke tempat lain misalnya saja ke tetangga tetangga, seperti : malaysia, singapura thailand, dll. Agar wisatawan domestik maupun wisata asing mau berkunjung ke daerah kita dan mau melihat unjuk kebolehan yang atraktif. Seperti halnya upacara kebudayaan, dan pertunjukkan. Sehingga memberi nilai estetis dan kebanggaan tersendiri .
2.3.Pola hidup yang terjadi akibat kebudayaan yang ada.
Akibat kebudayaan yang diciptakan manusia akan mempengaruhi pola hidup manusia atau masyarakat pada suatu tempat tertentu. Misalnya saja sebagai contohnya adalah kalau budaya itu membentuk insan yang beradab maka akan membentuk dan menghasilkan manusia yang benar-benar bagus. Namun sebaliknya jika budaya itu bersifat buruk maka tidak dapat dipungkiri lagi akan mempengaruhi manusia untuk bertindak yang menyimpang dari hukum adat kebiasaan yang lazim atau pada normalnya. Karena kebudayaan itu mengatur agar manusia, berbuat, menentukan sikapnya kalau berhubunan dengan orang lain.
2.4.Perubahan sosial dalam masyarakat.
Perubahan sosial dalam masyarakat bukan merupkan sebuah hasil atau produk tetapi merupakan sebuah proses. Perubahan sosial merupakan sebuah keputusan bersama yang diambil oleh anggota masyarakat. Konsep dinamika kelompok menjadi sebuah bahasan yang menarik untuk memahami perubahan sosial. Kurt Lewin dikenal sebagai bapak manajemen perubahan, karena ia dianggap sebagai orang pertama dalam ilmu sosial yang secara khusus melakukan studi tentang perubahan secara ilmiah.
Budaya di lingkungan desa babadan adalah “Bersih Desa” yang dilakukan setiap 1 muhharam ( 1 suro) dan dilakukan setiap setahun sekali. Berdasarkan pengamatan saya dalam kegiatan ini pasti meliputi acara sebagai berikut : penampilan wayang kulit, syukuran, kerja bakti, ruwatan, menyatunni para panti jompo,dll. Dan kegiatan ini memakan waktu sampai satu minggu.
Selain itu ada Tari Tayub atau acara Tayuban. merupakan salah satu kesenian Jawa yang mengandung unsur keindahan dan keserasian gerak. Tarian ini mirip dengan tari Jaipong dari Jawa Barat. Unsur keindahan diiikuti dengan kemampuan penari dalam melakonkan tari yang dibawakan. Tari tayub mirip dengan tari Gambyong yang lebih populer dari Jawa Tengah. Tarian ini biasa digelar pada acara pernikahan, khitan serta acara kebesaran misalnya hari kemerdekaan Republik Indonesia. Perayaan kemenangan dalam pemilihan kepala desa, serta acara bersih desa. Anggota yang ikut dalam kesenian ini terdiri dari sinden, penata gamelan serta penari khususnya wanita. Penari tari tayub bisa dilakukan sendiri atau bersama, biasanya penyelenggara acara (pria). Pelaksanaan acara dilaksanakan pada tengah malam antara jam 9.00-03.00 pagi. Penari tarian tayub lebih dikenal dengan inisiasi ledhek
Analisis :
Mengenai gambaran desa babadan adalah sebuah desa yang berada di kelurahan werungotok kabupaten Nganjuk. Desa ini mayoritas bermata pencaharian petani. Karena disamping rumah atau pada kondisi alamnya ada areal persawahan yang cukup luas.
Setelah saya ambil kesimpulan mungkin saya akan meghasilkan hasil analisis saya yang berbanding lurus dengan pelestarian budaya. Artinya saya sependapat bahwa budaya semacam ini (Bersih Desa) langka. Karena didalam kegiatan ini terdapat nilai-nilai pancasila. Sebagai contoh :
Untuk sila yang pertama yang mencerminkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Contohnya : adanya kegiatan syukuran, dengan kegiatan ini kita berarti bersyukur atas apa yang diberikan Tuhan atas hasil bumi yang telah ada disekitar kita yang dapat kita olah sedemikian rupa.
Untuk sila yang kedua yang berbunyi Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, contohnya : adanya kegiatan menyantuni para kakek & nenek yang telah lanjut usia biasanya dengan memberikan bantuan seperti beras dan bahan pokok lainya masing-masing.
Untuk sila yang ketiga yang berbunyi Persatuan Indonesia, contohnya : dengan adanya kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar rumah dan bahkan kegiatan ini dilakukan setiap hari minggu yang di koordinasi oleh ketua RT. Yang pelaksanaannya pada waktu pagi hari. Selain itu dapat mempererat tali persaudaraan sekampung, se RT, se desa, dll.
Untuk sila yang keempat yang berbunyi Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan. Contohnya : dalam kegiatan ini pasti ada koordinasi yang dipimpin seseorang. Dalam memanajemen kegiatan yang cukup besar ini (menurut saya) seseorang pemimpin harus mampu mengkoordinasi yang tercermin dalam sila yang keempat tersebut.
Untuk sila yang terakhir yaitu sila yang kelima dengan lafal Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Contohnya : dalam menyelenggarakan kegiatan ini warga tidak memandang status kaya miskin seseorang tapi dalam kegiatan ini terjadi campur baur seperti halnya sama rata dan adil. Bahwa budaya tari tayub pada zaman sekarang ini cenderung mengarah pada sisi mencari kepuasaan yang tiada arah yang jelas. Karena dalam penyelenggaraannya terdapat mabuk-mabukan minuman keras. Dan hal itu mengurangi estetika dari budaya itu sendiri. Mengenai perubahan sosial dimasyarakat saat ini akibat imbas kebuadayaan tarian tayub tersebut cenderung membuat para masyarakat cepat menghabiskan uangnya hanya untuk menyawer para penari tayub tersebut. Apalagi mayoritas yang suka budaya tersebut para petani. Kalau kita lihat para petani sekarang mungkin sedang dilanda krisis global. Tapi mengapa hal sedemikian tetap dilakukan oleh masyarakat. Kami berkesimpulan bahwa hal itu merupakan suatu hobi yang tidak bisa diukur dengan segi keuangan atau taraf hidup masyarakat sekarang.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Budaya selalu menawarkan keterangan – keterangan tertentu dalam kehidupan manusia. Tanpa adanya keterangan ini semua manusia tak akan mengalami kemajuan bahkan budaya yang dimilikinya dapat pula jadi mundur. Manusia senantiasa berbudaya dengan mengenali dirinya sendiri agar dirinya tak tergantung terhadap kekangan dan tawaran dari sekelilingnya, manusia menguasai dunia dan sekitarnya. Itulah isi arti budaya. Menjaga keeksistensian budaya daerah memang dibutuhkan agar budaya itu sendiri tidak punah, sebab budaya merupakan faktor penting dalam membentuk perilaku, adat kebiasaan manusia itu sendiri.
Berdasarkan atas peristiwa paradigma budaya yang di daerah kita kita harus prihatin dan juga perlu memberi buah pikir kepada masyarakat tentang budaya daerah lokal sangatlah penting. Dengan demikian kita dapat meneladani para nenek moyang kita terdahulu yang telah susah payah membuat suatu budaya yang telah tercipta dan tidak terpikirkan oleh kita betapa sulitnya membuat budaya yag mempunyai nilai estetika yang tinggi.[/sociallocker]
DAFTAR PUSTAKA
H. Hartomo, Drs, Dkk.1990. MKDU Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : Bumi Aksara..Djoko Widagdo, Drs, Dkk.1991. MKDU Ilmu Budaya Dasar. Semarang : Bumi Aksara.
Wikipedia.com pengetahuan tentang tarian tayub.
Guntur Tri Cahyo
PLS UM 2008
Tinggalkan Balasan