TENDENSI DAN TRADISI MEMBANGUN MASYARAKAT MODEL ROBERT CHAMBERS
Dr. Abdul Rahmat, M.Pd[1]
State University of Gorontalo Indonesia
Ahmad Izzudin, M.Si[2]
Islamic College Mathali’ul FalahPati-Central Java Indonesia
ABSTRACT
Methods of community development practice has been regarded as one form of social intervention. Where community development is one method of sustainable human development. However, unfortunately many of the methods that do not take sides and even as a new imperialism for the new community-rural areas in particular. From this condition, offers the concept of Robert Chambers is one alternative to the process of community development that is able to be the key benchmark for the development of participatory methods of research. Therefore, in this article are related to review Robert Chambsers thoughts and criticisms him in a negative scientist who just finished berbincangan problems in the room and a community college. Therefore, this brief article mengkrucut on the concept of development as an alternative of the reideologisasi practice of community development in Indonesia.
Keywords: Concept of Community Development and Robert Chambers.
ABSTRAKSI
Metode praktek pengembangan masyarakatselama ini dipandang sebagai salah satu bentuk intervensi sosial. Dimana pengembangan masyarakat merupakan salah satu metode dari pembangunan manusia berkelanjutan. Namun, sayang banyak dari metode yang dilakukan tidak memihak dan bahkan menjadi new imprealisme baru bagi masyarakat—daerah pedesaan pada khususnya. Dari kondisi demikian, tawaran konsep dari Robert Chambers merupakan salah satu alternatif dari proses pengembangan masyarakat yang mampu menjadi kunci tolak ukur pengembangan metode partisipasi riset. Untuk itu, dalam artikel ini mengulas terkait pikiran-pikiran Robert Chambsers dan kritik-kritik dia pada ilmuwan yang negatif yang hanya selesai berbincangan masalah masyarakat di ruangan dan bangku kuliah. Oleh karena itu, artikel singkat ini mengkrucut pada konsep pembangunan sebagai salah satu alternatif dari sekian reideologisasi praktek pengembangan masyarakat di Indonesia.
Kata Kunci: Konsep Pembangunan Masyarakat dan Robert Chambers.
A. Latar Belakang
Tirai kemiskinan adalah bagian yang mencengkam dan melilit sebagian hidup masyarakat kita, masyarakat Dunia Ketiga yang berada dalam palutan sistem dunia (The World System).[1] Tidak dinafikan selama “hidup nggak mati tak segan” dibawah rezim otoriter Orde Baru 32 tahun negara kita behasil dengan dalih konsep pembangunan. Bagi masyarakat yang hidup pada masa tersebut mungkin merasa nyaman, terayomi dan sistem perekonomian nasional stabil sehingga berdampak pada kesejahteraan seakan merata diberbagai lini kehidupan.[2] Tanpa disadari selama langgengnya pemerintahan yang otoriter hingga sampai pada masa Era Reformasi dampak kenikmatan sesaat—bagi sebagian orang yang hidup pada masa Orde Baru—kran “borok”-nya terbongkar dengan desakan semua elemen bangsa ini. Setelah berakhirnya rezim tersebut, harapan besar terbuka lebar untuk melakukan perubahan menuju alam demokrasi dan mendapatkan akses informasi menjadi lebih mudah.
Alih-alih dengan harapan dari peristiwa reformasi—yang kurang lebih memakan korban nyawa pada tragedi Semanggi dan Tri Sakti—tampaknya cita-cita founding father penggagas demokrasi ala Indonesia, seperti Gus Dur, Nurcholis Madjid, Amien Rais, dan para aktivitis mahasiswa kini direfleksikan 15 tahun, sepertinya menuju kesejahteraan bangsa yang adil dan beradab seakan panggang jauh dari api. Kasus-kasus kebangsaan semakin menjamur seperti korupsi, kesenjangan sosial, ketidakadilan dalam bidang hukum, dan lain sebagainya. Cita-cita besar bangsa ini sebagaimana tertuang dalam UUD 1945 ‘kesejahteraan sosial yang adil dan beradab’ itu, hanya dinikmati oleh segelintir orang. Tentu sebagai orang awam patut kita bertanya mengapa ini bisa terjadi. Bagi pandangan seorang akademisi dan praktisi seperti Robert Chambers[3]
konsep kesejahteraan sosial secara umum di bangsa ini tidak merata karena kesenjangan sosial yang begitu tinggi antara ‘si lemah’ dengan ‘si kuat’.[1]
Dari persoalan kesenjangan sosial yang berdampak pada tirai kemiskinan bangsa akibat pengaruh dari The World System inilah kemudian muncul sebuah asumsi nyata yang melahirkan kritik-kritik dari alam rasio pengetahuan umum menuju desain etnometodologi pada ranah fenomenologi sehingga menghasilkan tindakan partisipatif masyarakat. Mengapa partisipatif menjadi pilihan dalam melakukan program-program pembangunan masyarakat? Menjawab pertanyaan ini begitu komplek, tetapi secara sederhana kita bisa memetakan dua model pendekatan program pembangunan di sebuah negara demokrasi seperti Indonesia. Kita mengenal istilah dengan top down dan button up.[2] Istilah ini kemudian dikembangkan dalam ranah aplikasi pekerja sosial menjadi pendekatan residual dan institusional.[3]
Maka dari itu, kini mengacu pada beberapa pendekatan di atas sudah sejauh mana sebetulnya konsep-konsep pembangunan masyarakat di Indonesia telah menjadi solusi pemecahan problem bangsa lingkaran kemiskinan. Ataukah pemerintah bangsa ini masih mengadopsi istilah kesalahan pembangunan bagi pandangan Mahbub ul Haq sebagai tujuh dosa perencanaan pembangunan.[4] Dengan begitulah pada kesempatan ini penulis ingin membahas lebih jauh dari konsep-konsep pembangunan masyarakat. Pada persoalan ini memandang dari perspektif konsep pembangunan masyarakat dari tokoh pengembangan masyarakat Robert Chambers. Maka muncul pertanyaan-pertanyaan sederhana yakni 1) Model-model pembangunan masyarakat apakah yang di gagas oleh Robert Chambers? 2) Bagaimana model pembangunan masyarakat tersebut relevansinya bagi pembangunan di Indonesia dilihat dari—corak pemikiran, konsep-konsep pembangunan dan kerangka kerja pembangunan masyarakat itu sendiri?
Untuk itu, dalam penjelasan lebih jauh dalam penulisan makalah ini penulis seyogyanya menjelaskan tentang konsep-konsep pembangunan dari satu perspektif tokoh barat yang mendunia dan dijadikan banyak panutan dalam praktek-praktek pengembangan masyarakat dewasa ini. Apalagi bagian kerja masyarakat sipil[5] (NGOs) konsep pemikiran Robert Chambers menjadi topik dan trend sendiri dalam aplikasi kerja masyarakat. Dalam kajian ini pula penulis mengkaji kritik-kritik dari tokoh tersebut dari segi pemikiran kritis yang dealektis pada perkembangan ilmu peradaban khusunya praktek keilmuan pengembangan masyarakat itu sendiri.
Artikel Selengkapnya silahkan download di bawah ini dengan register/login terlebih dahulu
[download id=”333″]
Dikirim Oleh:
Abdul Rahmat
Email: [email protected]
Dosen PLS UNG
Tinggalkan Balasan