MERUBAH KONSEP PANDANGAN PENDIDIKAN NON FORMAL
Habib Prastyo
Abstract: Education which is provided by this country covers not only formal education but also the informal one. Unlike formal education which is much better known, the non formal one still needs many efforts to be known. The non formal education is considered as an urgent need for this country to solve the various problems faced nowdays. For the inability to study in the formal one reason, the number of drops out student is getting higher. To solve this problem, the informal education serves this country with the community-based education. It is believed that this kind of education which gives everyone to gain knowledge through lifelong education is much more effective to apply. The community-based education is designed to make the community aware of the importance of lifelong education. This education focuses on the community. It is from, for and by the community. So the community becomes the key of the implementation of this education.
Key Word : community-based education
PENDAHULUAN
Kesulitan dan tantangan dalam kehidupan manusia baik yang diakibatkan oleh lingkungan maupun alam yang kurang bersahabat, sering memaksa manusia untuk mencari cara yang memungkinkan mereka untuk keluar dari kesulitan yang dialaminya. Masih banyaknya warga yang tidak melanjutkan pendidikan ke taraf yang memungkinkan mereka menggeluti profesi tertentu, menuntut upaya-upaya untuk membantu mereka dalam mewujudkan potensi yang dimilikinya agar dapat bermanfaat bagi pembangunan bangsa.
Sejauh ini, anggaran yang berkaitan dengan pendidikan mereka masih terbatas, sehingga berbagai upaya untuk dapat terus mendorong keterlibatan masyarakat dalam membangun pendidikan terus dilakukan oleh pemerintah. Hal ini dimaksudkan agar makin tumbuh kesadaran akan pentingnya pendidikan dan mendorong masyarakat untuk terus berpartisipasi aktif di dalamnya.
Bertitik tolak dari permasalahan yang dihadapi, pendidikan luar sekolah berusaha mencari jawaban dengan menelusuri pola-pola pendidikan yang ada, seperti pesantren, dan pendidikan keagamaan lainnya yang keberadaannya sudah jauh sebelum Indonesia merdeka, bertahan hidup sampai sekarang dan dicintai, dihargai dan diminati serta berakar dalam masyarakat. Kelanggengan lembaga-lembaga tersebut karena tumbuh dan berkembang, dibiayai dan dikelola oleh dan untuk kepentingan masyarakat. Di sisi lain, masyarakat merasakan adanya kebermaknaan dari program-program belajar yang disajikan bagi kehidupannya, karena pendidikan yang diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi nyata masyarakat.
Dalam hubungan ini pendidikan termasuk pendidikan nonformal yang berbasis kepentingan masyarakat lainnya, perlu mencermati hal tersebut, agar keberadaannya dapat diterima dan dikembangkan sejalan dengan tuntutan masyarakat berkaitan dengan kepentingan hidup mereka dalam mengisi upaya pembangunan di masyarakatnya. Ini berarti bahwa pendidikan nonformal perlu menjadikan masyarakat sebagai sumber atau rujukan dalam penyelenggaaraan program pendidikannya.
Hasil kajian Tim reformasi pendidikan dalam konteks Otonomi daerah (Fasli Jalal, Dedi Supriadi. 2001) dapat disimpulkan bahwa apabila pendidikan luar sekolah (pendidikan nonformal) ingin melayani, dicintai, dan dicari masyarakat, maka mereka harus berani meniru apa yang baik dari apa yang tumbuh di masyarakat dan kemudian diperkaya dengan sentuhan-sentuhan yang sistematis dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan lingkungan masyarakatnya. Strategi itulah yang perlu terus dikembangkan dan dilaksanakan oleh pendidikan luar sekolah dalam membantu menyediakan pendidikan bagi masyarakat yang karena berbagai hal tidak terlayani oleh jalur formal/sekolah.
Bagi masyarakat yang tidak mampu, apa yang mereka pikirkan adalah bagaimana hidup hari ini, karena itu mereka belajar untuk kehidupan; mereka tidak mau belajar hanya untuk belajar, untuk itu masyarakat perlu didorong untuk mengembangkannya melalui Pendidikan nonformal berbasis masyarakat, yakni pendidikan nonformal dari, oleh dan untuk kepentingan masyarakat
PENDIDIKAN NONFORMAL BERBASIS MASYARAKAT
Pendidikan berbasis masyarakat (community-based education) merupakan mekanisme yang memberikan peluang bagi setiap orang untuk memperkaya ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pembelajaran seumur hidup. Kemunculan paradigma pendidikan berbasis masyarakat dipicu oleh arus besar modernisasi yang menghendaki terciptanya demokratisasi dalam segala dimensi kehidupan manusia, termasuk di bidang pendidikan. Mau tak mau pendidikan harus dikelola secara desentralisasi dengan memberikan tempat seluas-luasnya bagi partisipasi masyarakat.
Sebagai implikasinya, pendidikan menjadi usaha kolaboratif yang melibatkan partisipasi masyarakat di dalamnva. Partisipasi pada konteks ini berupa kerjasama antara warga dengan pemerintah dalam merencanakan, melaksanakan, menjaga dan mengembangkan aktivitas pendidikan. Sebagai sebuah kerja sama, maka masvarakat diasumsi mempunyai aspirasi yang harus diakomodasi dalam perencanaan dan pelaksanaan suatu program pendidikan.
Konsep Pendidikan Berbasis Masyarakat
Pendidikan berbasis masyarakat merupakan perwujudan demokratisasi pendidikan melalui perluasan pelayanan pendidikan untuk kepentingan masyarakat. Pendidikan berbasis masyarakat menjadi sebuah gerakan penyadaran masyarakat untuk terus belajar sepanjang hayat dalam mengisi tantangan kehidupan yang berubah-ubah.
Secara konseptual, pendidikan berbasis masyarakat adalah model penyelenggaraan pendidikan yang bertumpu pada prinsip “dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat . Pendidikan dari masyarakat artinya pendidik memberikan jawaban atas kebutuhan masyarakat. Pendidikan oleh masyarakat artinya masyarakat ditempatkan sebagai subyek/pelaku pendidikan, bukan objek pendidikan. Pada konteks ini, masyarakat dituntut peran dan partisipasi aktifnya dalam setiap program pendidikan. Adapun pengertian pendidikan untuk masyarakat artinya masyarakat diikutsertakan dalam semua program yang dirancang untuk menjawab kebutuhan mereka. Secara singkat dikatakan, masyarakat perlu diberdayakan, diberi Peluang dan kebebasan untuk mendesain, merencanakan, membiayai, mengelola dan menilai sendiri apa yang diperlukan secara spesifik di dalam, untuk dan oleh masyarakat sendiri.
Di dalam Undang-undang no 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 16, arti dari pendidikan berbasis masyarakat adalah penyelenggaraan pendidikan berdasarkan kekhasan agama, sosial, budaya, aspirasi, dan potensi masyarakat sebagai perwujudan pendidikan dari, oleh, dan untuk masyarakat. Dengan demikian nampak bahwa pendidikan berbasis masyarakat pada dasarnya merupakan suatu pendidikan yang memberikan kemandirian dan kebebasan pada masyarakat untuk menentukan bidang pendidikan yang sesuai dengan keinginan masyarakat itu sendiri.
Sementara itu dilingkungan akademik para ahli juga memberikan batasan pendidikan berbasis masyarakat. Menurut Michael W. Galbraith sebagai berikut:
DOWNLOAD ARTIKEL LENGKAP DISINI
[download id=”61″]
PENULIS
Nama : Habib “The Creator” Prastyo
Email : [email protected]
Sebagai : Dosen/kariawan
Instansi :BP-PNFI Regional VI Banjarbaru Kalimantan
Website :http://regional6.org
Menuju kiriman asli https://imadiklus.or.id/merubah-konsep-pandangan-pendidikan-non-formal
Maaf niih untuk bisa baca (download artikel ) harus kesini ganhttp://imadiklus.or.id/merubah-konsep-pandangan-pendidikan-non-formal
Maaf niih untuk bisa baca (download artikel ) harus kesini ganhttp://imadiklus.or.id/merubah-konsep-pandangan-pendidikan-non-formal
maaf sebelumnya karena saya dibingungkan oleh judul yg tertera.. judulnya menarik saya untuk membacanya, namun saya tidak melihat relevansi antara judul dan substansi tulisannya… mungkin jika judulnya menjadi "Pendidikan Berbasis Masyarakat dalam Pendidikan Non Formal" dsb… dan pembaca akan tahu isi tulisan dari judulnya…tanpa melihat judul, tulisan ini baik sebagai referensi bagai mahasiswa S1 PLS yang membutuhkan rujukan dalam mengkaji konsep pendidikan berbasis masyarakat, karena dalam tulisan ini disajikan banyak hal tentang pendidikan berbasis masyarakat..tetap semangat menulis, kita bisa karena terbiasa….
maaf sebelumnya karena saya dibingungkan oleh judul yg tertera.. judulnya menarik saya untuk membacanya, namun saya tidak melihat relevansi antara judul dan substansi tulisannya… mungkin jika judulnya menjadi "Pendidikan Berbasis Masyarakat dalam Pendidikan Non Formal" dsb… dan pembaca akan tahu isi tulisan dari judulnya…tanpa melihat judul, tulisan ini baik sebagai referensi bagai mahasiswa S1 PLS yang membutuhkan rujukan dalam mengkaji konsep pendidikan berbasis masyarakat, karena dalam tulisan ini disajikan banyak hal tentang pendidikan berbasis masyarakat..tetap semangat menulis, kita bisa karena terbiasa….
MAKASIH PAK Iis Prasetyo menunggu jawaban dr penuli, mana yang lain nih komennya masak jempol donk
MAKASIH PAK Iis Prasetyo menunggu jawaban dr penuli, mana yang lain nih komennya masak jempol donk
makasih mba Iis… tadinya judulnya memahami lebih dalam pendidikan berbasis masyarakat di lingkup pendidikan nonformal, namun agar lebih menarik, singkat dan padat saja mba Iis… masih ada beberapa tulisan saya yang mau saya sumbangkan ke imadiklus, buat sharing teman2 jurusan PLS sama seperti saya alumni dari PLS UNJ tahun 2008 alhamdulillah saya langsung diangkat PNS di BP-PNFI Regional VI Banjarbaru melalui sekian tahun berjuang di jalur PLS untuk daerah perbatasan dan masyarakat marjinal tentunya… trims..
makasih mba Iis… tadinya judulnya memahami lebih dalam pendidikan berbasis masyarakat di lingkup pendidikan nonformal, namun agar lebih menarik, singkat dan padat saja mba Iis… masih ada beberapa tulisan saya yang mau saya sumbangkan ke imadiklus, buat sharing teman2 jurusan PLS sama seperti saya alumni dari PLS UNJ tahun 2008 alhamdulillah saya langsung diangkat PNS di BP-PNFI Regional VI Banjarbaru melalui sekian tahun berjuang di jalur PLS untuk daerah perbatasan dan masyarakat marjinal tentunya… trims..
sayangnya saya bukan mbak, tapi bapak, disingkat pak Iis, seperti ditulis oleh imadiklus di atas…hahahahaha….. nah kalau judulnyayang itu pasti saya tidak mengkerutkan dahi, hihihihihi, artinya cocok banget ma isinya. tapi beberapa bagian di sana saya pernah baca, namun lupa sumber tulisannya dari mana, mudah2an yang saya baca tahun lalu adalah tulisan mas Habib, hehehehehe…. sip deh, tetap sharing terus tulisannya untuk adik2 kita di jurusan PLS… di BP-PNFI regional 4 ada CPNS baru namanya Purwanto, dia adik kelas saya di UNY baru diterima tahun ini, salam ya buat Purwanto jika ketemu…
sayangnya saya bukan mbak, tapi bapak, disingkat pak Iis, seperti ditulis oleh imadiklus di atas…hahahahaha….. nah kalau judulnyayang itu pasti saya tidak mengkerutkan dahi, hihihihihi, artinya cocok banget ma isinya. tapi beberapa bagian di sana saya pernah baca, namun lupa sumber tulisannya dari mana, mudah2an yang saya baca tahun lalu adalah tulisan mas Habib, hehehehehe…. sip deh, tetap sharing terus tulisannya untuk adik2 kita di jurusan PLS… di BP-PNFI regional 4 ada CPNS baru namanya Purwanto, dia adik kelas saya di UNY baru diterima tahun ini, salam ya buat Purwanto jika ketemu…
terima kasih jempolnya pak Arif…. hihihihi… jadi malu saya…
terima kasih jempolnya pak Arif…. hihihihi… jadi malu saya…
okeh…
okeh…
memang mas Iis, banyak kutipan yang saya ambil dari beberapa sumber untuk referensi dan masukan biar lebih memperkaya aja… trims masukannya… mas purwanto sekarang di seksi program mas…
memang mas Iis, banyak kutipan yang saya ambil dari beberapa sumber untuk referensi dan masukan biar lebih memperkaya aja… trims masukannya… mas purwanto sekarang di seksi program mas…
top mar kotop, PLS memang pendidikan luwes sekali
top mar kotop, PLS memang pendidikan luwes sekali
kalau saya boleh memperkaya catatan di atas ,Jika mencari bagaimana sih…sebenarnya pendidikan berbasis masyarakat dalam PNF ? salah satunya adalah pendidikan itu sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau animo masyarakat untuk mengikuti kegiatan tersebut , pandangan ini teori lama tetapi indikator tersebut selalu dijadikan salah satu ukuran keberhasilan suatu program .Dan sampai sekarang teori kebutuhan dan animo masyarakat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan program ini bisa dilanjutkan dan dihentikan atau dilanjutkan dengan catatan (perubahan model )bersambung…..hihihihihihi
kalau saya boleh memperkaya catatan di atas ,Jika mencari bagaimana sih…sebenarnya pendidikan berbasis masyarakat dalam PNF ? salah satunya adalah pendidikan itu sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau animo masyarakat untuk mengikuti kegiatan tersebut , pandangan ini teori lama tetapi indikator tersebut selalu dijadikan salah satu ukuran keberhasilan suatu program .Dan sampai sekarang teori kebutuhan dan animo masyarakat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan program ini bisa dilanjutkan dan dihentikan atau dilanjutkan dengan catatan (perubahan model )bersambung…..hihihihihihi
judule nggegirisi jebule isine bedo yo???
judule nggegirisi jebule isine bedo yo???
Menurut kami pendidikan di luar sekolah sangat lah penting selalu di adakan untuk menambah ketrampilan ketrampilan masyarakat pada umumnya ter utama para putus sekolah yang sudah hilang harapan ,seperti contoh di adakannya BLK dan tempat tempat kursus lainnya sehingga mereka yang masih sekolah ataupun yang sudah purus sekolah bisa lebih enjoi nantinya untuk mencari pekerjaan karena mereka sudah punya dasar ilmu ketrampilan yang memadai.hal semacam ini tidak bisa di anggap remeh dan tak bisa di abaikan ,semuanya harus penuh dengan keseriusan antara pihak pendidik dan masyarakat.