Komparasi Pendidikan Indonesia Dengan Pendidikan Negara Maju

Komparasi Pendidikan Indonesia Dengan Pendidikan Negara Maju

A.Pengertian dan Makna Pendidikan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dari segi etimologi sendiri atau asal-usul kata, pendidikan berasal dari bahasa inggris disebut dengan education, sedangkan dalam bahasa latin pendidikan disebut dengan educatum yang tersusun dari dua kata yaitu E dan Duco, dimana kata E berarti sebuah perkembangan dari dalam ke luar atau dari sedikit banyak, sementara Duco berarti perkembangan atau sedang berkembang. Jadi, secara Etimologi pengertian pendidikan adalah proses mengembangkan kemampuan diri sendiri dan kekuatan individu.

Djumali (2013: 1) pendidikan adalah wahana untuk mempersiapkan manusia dalam problem kehidupan dimasa kini maupun dimasa mendatang. Pengertian pendidikan menurut Carter V. Good bahwa pendidikan adalah proses perkembangan kecakapan individu dalam sikap dan perilaku bermasyarakat. Proses sosial dimana seseorang dipengaruhi suatu lingkungan yang terorganisir, seperti rumah, sekolah, atau majelis sehingga dapat mencapai perkembangan diri dan kecakapan sosial. Pendidikan memiliki peran besar yang mutlak dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas berkompetensi dalam disiplin ilmu dan karakternya, maka dari itu perkembangan pendidikan merupakan suatu hal yang vital bagi individu, masyarakat, dan meluas cakupannya hingga mampu mengubah kemajuan negara dan dunia.

Di Indonesia pendidikan ialah segala bentuk penyelenggaraan, sistem, dan metode yang melibatkan seorang dengan media belajar tertentu secara terorganisir ataupun tidak dengan tujuan memperkaya diri dengan pengetahuan, ilmu, dan nilai-nilai positif yang berguna dan berlangsung sepanjang hayat. Mengapa bisa dikatakan demikian? Karena pendidikan sendiri dimulai semenjak seseorang dilahirkan dan tak akan usai hingga akhir hidupnya selama memiliki kesadaran untuk belajar dan berinteraksi, adapun bentuk pendidikan memiliki bentuk yang informal, formal, dan nonformal.

B.Sejarah Pendidikan Indonesia

Mengutip dari Syaharuddin & Heri Susanto (2019) pengetahuan merupakan kekuatan yang mengubah kehidupan manusia. Sepanjang sejarah kehidupan manusia, perkembangan kehidupan manusia dimulai dari ditemukan dan dipahaminya pengetahuan baru oleh masyarakat. Dalam proses penyebaran pengetahuan dari individu ke masyarakat sebenarnya telah terjadi proses pendidikan. Meninjau dari perspektif tersebut, sejarah pendidikan bemula dari masa sebelum manusia mengenal tulisan. Dalam makna paling sederhana pendidikan merupakan proses transfer budaya, yang mana lingkupnya menyertakan sistem pengetahuan, bahasa, religi, mata pencaharian, dan lain sebagainya. Namun pendidikan di masa awal memiliki perbedaan mendasar bila dibandingkan dengan masa-masa selanjutnya.

Sistem pendidikan di Indonesia/Nusantara semenjak awal penyebaran Hindu Buddha cenderung bermuatan religi. Pelaksanaan pendidikan keagamaan Hindu-Budha berada di padepokan-padepokan. Ajaran Hindu-Budha ini memberikan corak praktik pendidikan di zaman kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha di Kepulauan Nusantara di Sumatera, Jawa dan Kalimantan . Kaum Brahmana pada masa Hindu-Budha merupakan kaum yang menyelenggarakan pendidikan dan pelajaran. Maka perlu diketahui bahwa sistem kasta yang diterapkan di Indonesia tidak terlalu keras seperti sistem kasta yang ada di India. Adapun beberapa materi-materi yang dipelajari ketika pendidikan keagamaan Hindu-Budha berlangsung, yaitu teologi (ilmu agama), bahasa dan sastra (ilmu kecakapan), ilmu-ilmu kemasyarakatan (ilmu sosial), ilmu-ilmu eksakta (ilmu perbintangan), ilmu pasti yaitu (perhitungan waktu, seni bangunan, seni rupa), dan tentunya pendidikan kejuruan secara turun-temurun melalui jalur kasta masing-masing.

Selanjutnya pendidikan islam di Indonesia berlangsung sejak masuknya islam ke Indonesia. Pada tahap awal pendidikan islam dimulai dari kontrak atau perjanjian secara pribadi maupun kolektif antara mubaligh (pendidik) dengan peserta didiknya. Setelah komunitas muslim terbentuk di suatu daerah, maka mereka mulai mendirikan masjid yang difungsikan sebagai tempat ibadah dan pendidikan. Masjid merupakan lembaga pendidikan islam yang pertama kali muncul disamping rumah tempat kediaman ulama dan mubaligh. Setelah itu muncullah lembaga-lembaga pendidikan islam lainnya seperti pesantren, dayah, dan surau di bebagai wilayah. Inti dari materi pendidikan islam masa awal tersebut merupakan ilmu-ilmu agama yang dikonsentrasikan dengan membaca kitab- kitab klasik dan praktik keagamaan secara sederhana.

Pendidikan Indonesia dengan berbagai sistem yang merupakan akulturasi kebudayaan dari Hindu-Buddha dan Islam terus mengalami perkembangan, hingga kemudian Indonesia memasuki masa kolonialisme dan bersamaan dengan itu pendidikan di Indonesia pun mengalami perubahan dari berbagai sisi seperti sistem, kebudayaan, bahasa, dan kurikulum. Portugis menjadi bangsa Eropa pertama kali masuk ke wilayah Nusantara pada permulaan abad ke-16, tak lama kemudian disusul oleh bangsa Spanyol. Tujuan utama mereka datang ialah untuk mencari sumber rempah-rempah untuk memajukan dunia dagang mereka. Namun tidak hanya berdagang, mereka mulai memonopoli perekonomian, ikut campur dengan urusan kerajaan-kerajaan di Nusantara saat itu, memecah belah berbagai pihak, dan melemahkan berbagai sektor demi keuntungan mereka sendiri. Dari sinilah awal mula penjajahan itu terjadi. Selepas kolonialisme bangsa Portugis dan Spanyol, bangsa Belanda disusul Inggris mulai melancarkan aksi kolonialisme di wilayah Nusantara dengan alasan yang sama, yakni perdagangan. Dua abad selama pendudukan Belanda yang diinisiasi VOC di Nusantara memberikan penderitaan yang signifikan kepada pribumi dengan segala kebijakan politiknya. Hingga akhir abad ke-18 dimunculkan ide politik etis atau politik balas budi pemerintah Belanda kepada Indonesia, berangkat dari sini kaum pribumi tertentu mulai dapat mengenyam pendidikan formal melalui kurikulum yang ditetapkan. Sekolah pribumi mulai didirikan, bersamaan dengan itu mulai banyak pula kaum terpelajar di Indonesia yang mengawali gerakan kebangkitan nasional di berbagai wilayah.

Tidak berhenti disitu, kekalahan Belanda melawan Jepang pada 1942 akhirnya membuat kekuasaan di Indonesia berpindah tangan. Namun bangsa Jepang yang awalnya dianggap sebagai pahlawan dengan propagandanya yang memerangi kolonialisme di bangsa Asia, pada kenyataannya kekaisaran Jepanglah yang memberikan penderitaan terburuk kepada Indonesia setidaknya selama 3 tahun pendudukannya. Sistem pendidikan pada masa ini yang awalnya mengikuti kurikulum bangsa Belanda diubah sepenuhnya oleh Jepang. Sekolah Rakyat (SR) diadakan dengan pembelajaran militer, persenjataan, dan orientasi pekerjaan secara paksa atau Romusha. Sistem pendidikan tersebut dibuat semata- mata hanya demi keuntungan bangsa Jepang dalam hal politik dan peperangan melawan sekutu. Kemudian pada Agustus 1945 Jepang menyatakan menyerah kepada sekutu dan menjadikan kekuasaan di Indonesia kosong, mengetahui hal ini tokoh-tokoh bangsa Indonesia menjadikan sebagai kesempatan untuk memproklamasikan kemerdekaan tepat pada 17 Agustus 1945. Meskipun demikian hingga awal 1950 bangsa Indonesia masih harus berjuang melawan sekutu yang tidak mengakui kemerdekaan Indonesia dan berusaha menguasai kembali.

Di masa awal kemerdekaan, pendidikan nasional menjadi aset penting bagi bangsa Indonesia, bersamaan dengan itu banyak usaha untuk mulai mendirikan sekolah-sekolah di berbagai wilayah demi menjangkau masyarakat terpelajar yang lebih luas lagi. Seiring perkembangan kurikulum atau yang pada saat itu dikenal sebagai rencana pembelajaran, mengalami begitu banyak perubahan kebijakan dengan tujuan, orientasi, dan focus yang turut berkembang mengikuti masanya. Adapun pendidikan di Indonesia usai lepas dari penjajahan terbagi menjadi pendidikan masa orde lama, orde baru dan masa reformasi hingga detik ini.

C.Fungsi dan Tujuan Pendidikan Indonesia

Salah satu tujuan utama dari pendidikan adalah mengembangkan potensi dan mencerdaskan individu dengan lebih baik. Dengan tujuan ini, diharapkan mereka yang memiliki pendidikan dengan baik dapat memiliki kreativitas, pengetahuan, kepribadian, mandiri dan menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab. Sesuai yang sudah diatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia pendidikan memiliki tujuan sebagaimana berikut  ini :

  1. Tujuan pendidikan menurut UU No. 2 Tahun 1985 adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya, yaitu bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, memiliki pengetahuan, sehat jasmani dan rohani, memiliki budi pekerti luhur, mandiri, kepribadian yang mantap, dan bertanggung jawab terhadap
  2. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
  3. Sesuai dengan MPRS No. 2 Tahun 1960, tujuan pendidikan adalah untuk membentuk manusia yang memiliki jiwa Pancasila sejati berdasarkan ketentuan- ketentuan yang dikehendaki oleh pembukaan UUD 1945 dan isi UUD

Pendidikan juga memiliki fungsi diantaranya adalah mengembangkan kemampuan, membentuk watak, kepribadian agar peserta didik dapat menjadi pribadi yang lebih baik. Lembaga pendidikan memiliki fungsi seperti:

  1. Untuk mempersiapkan seluruh masyarakat dapat mandiri dalam mencari nafkahnya sendiri
  2. Membangun serta mengembangkan minat dan bakat individu demi kepuasan pribadi dan kepentingan umum
  3. Membantu melestarikan kebudayaan masyarakat
  4. Menanamkan keterampilan yang dibutuhkan dalam keikutsertaan dalam berdemokrasi
  5. Menjadi sumber-sumber inovasi sosial di masyarakat

D.Jenis Pendidikan Indonesia

Sistem pendidikan nasional bangsa Indonesia telah nelalui beberapa fase dan dinamika seiring silih bergantinya rezim yang berkuasa. Mulai dari rezim orde lama, orde baru hingga orde reformasi sekarang ini. Potret dunia pendidikan di Indonesia khususnya   sebelum   era   reformasi menampilkan   wajah    pendidikan    yang  diwarnai dengan kebijakan pendidikan nasional yang sentralistis  dan  belum memberikan  perhatianyang  signifikan  terhadap  eksistensi  dan  potensi   identitas  lokal yang memperkaya khasanah pendidikan nasional. Pendidikan Indonesia  pada  masa lalu hingga sekarang terus saja mengalami perubahan sesua dengan bergantinya rezim   yang   berkuasa.   Untuk   mengembangkan    sistem pendidikan kearah yang lebih baik, salah satu tolak ukur utama yang harus dilakukan adalah menghilangkan berbagai tindakan yang dapat merusak sistem pendidikan itu sendiri.

Sistem pendidikan di Indonesia mengenal tiga model pendidikan yakni formal, informal dan non formal. Pendidikan formal yang sering disebut pendidikan persekolahan, berupa rangkaian jenjang pendidikan yang telah baku misalnya SD, SMP, SMA dan PT (Perguruan Tinggi). Pendidikan formal lebih difokuskan pada pemberian ilmu pengetahuan, keahlian atau skill guna terjun ke masyarakat dan siap bekerja sekaligus mendidik generasi selanjutnya. Sementara itu dalam pendidikan informal setiap individu akan mendapatkan pendidikan yang lebih luas mengenai pedoman dan etika moral serta nilai-nilai kemanusiaan untuk bekal dalam menghadapi pergaulan di masyarakat.

Pendidikan nonformal merupakan penyelenggaraan pendidikan diluar sistem pendidikan sekolah atau formal, yang mana pendidikan nonformal difokuskan pada kebutuhan masyarakat tertentu dan untuk mencapai kompetensi tertentu dalam waktu yang cukup singkat dan sesuai kesepakatan bersama warga belajar. (Darkenwald dan Merriam, 1982, 50). Apabila tujuan pendidikan nonformal adalah pengembangan peserta belajar sebagai individu dan kelompok sosial di mana peserta belajar itu hidup maka kurikulum pendidikan non-formal, peran tutor dan peserta belajar, dan proses pembelajar-annya harus berfungsi untuk mencapai kemajuan individu dan kelompok sosialnya. Contoh pendidikan nonformal meliputi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Taman baca, lembaga kursus, LSM, kejar paket dan sejenisnya.

E. Problematika Pendidikan Indonesia

Persoalan pendidikan di Indonesia begitu kompleks. Berbagai problematika muncul tidak hanya dalam permasalahan konsep pendidikan, peraturan, dan anggaran saja, namun persoalan pelaksanaan pendidikan dari berbagai sistem di Indonesia juga turut serta menambah kom-pleknya problematika pendidikan di Indonesia. Melihat fakta secara kuantitatif dapat dikatakan bahwa pendidikan di  Indonesia  mengalami  kemajuan. Indikator pencapaiannya dapat dilihat pada kemampuan baca  tulis  masyarakat yang mencapai 67,24%.2 Hal ini sebagai akibat dari program pemerataan pendidikan, terutama melaui IMPRES SD yang dibangun oleh rezim Orde Baru. Namun demikian, keberhasilan dari segi kualitatif pendidikan di Indonesia belum berhasil membangun karakter bangsa yang cerdas dan kreatif apalagi unggul.

Banyaknya lulusan lembaga pendidikan formal, baik sekolah tingkat menegah maupun perguruan tinggi, belum semuanya mampu mengembangkan kreativitas dalam kehidupan mereka. Lulusan dari sekolah menengah kesulitan mendapat kerja di sektor formal karena keahlian mereka belum cukup. Bagi sarjana hanya sebagian kecil yang bekerja di sektor formal, sebagian besar dari mereka memiliki karakteristik hanya memahami teori dan lemah di praktek, motivasi belajar hanya untuk sekedar lulus ujian, berorientasi pada pencapaian grade atau pembatasan target, orientasi belajar hanya pada mata kuliah indivdual secara terpisah, proses belajar bersifat pasif, serta penggunaan teknologi yang terpisah dari proses pembelajaran.

Secara terperinci masalah-masalah pendidikan di Indonesia meliputi beberapa hal berikut :

  1. Keterbatasan jumlah guru terampil, umumnya guru-guru yang terampil, berkualitas dan sesuai kompetensinya tersebar di wilayah-wilayah kota atau daerah yang notabene mudah untuk diakses. Berbeda jauh dengan keadaan di daerah pinggiran dan terpencil yang mana sulit sekali mendapatkan
  2. Sarana dan prasarana kurang memadai, bukan saja media belajar yang sulit didapatkan, daerah terpencil di Indonesia tidak memiliki akses untuk memanfaatkan listrik, dari sini dapat disimpulkan perebaran sarana prasarana guna memajukan pendidikan masih belum
  3. Tingginya biaya pendidikan, meskipun banyak upaya yang dilakukan pemerintah mengatasi permasalahan biaya pendidikan, namun itu belum cukup merata dan terkadang tidak sesuai

Problematika diatas merupakan masalah yang paling umum dan masih sering terjadi dalam dunia pendidikan Indonesia. Menanggapi hal tersebut berbagai pihak mengupayakan banyak cara untuk menuntaskan atau paling tidak mengurangi masalah tersebut guna menjadikan pendidikan Indonesia lebih maju lagi. Berikut beberapa program signifikan upaya memajukan pendidikan Indonesia yang dilakukan Presiden-Presiden bersama para menteri :

  1. Masa B. J. Habibie

Pembebasan SPP; Perguruan Tinggi dibebaskan dari intervensi pengaruh luar; Penetapan kebijakan otonomi pendidikan; Pencabutan aturan-aturan yang menghambat kreativitas; Perubahan status PTN menjadi BHMN.

  1. Masa Abdurrahman Wachid

Tanggungjawab yang sebelumnya diurus oleh pemerintah pusat menjadi tanggungjawab pemerintah daerah; Peningkatan gaji guru secara signifikan.

  1. Masa Megawati

PAI menjadi mata kuliah wajib di PTU; Program wajib belajar sembilan tahun; Pengembangan Kurikulum 1994 menjadi Kurikulum 2002 dan Kurikulum 2004.

  1. Masa Susilo Bambang Yudhoyono

KKNI sebagai kurikulum acuan bagi setiap Perguruan Tinggi; Pemenuhan anggaran 20% APBN untuk pendidikan; Dana BOS; Sertifikasi guru dan dosen; Kurikulum KBK dan KTSP.

  1. Masa Joko Widodo

Perubahan dari UN menjadi UNBK; Pelaksanaan Kurikulum 2013 secara menyeluruh; Penetapan Hari Santri Nasional; Program Guru Garis Depan; Program Kartu Indonesia Pintar; Sistem zonasi pada Penerimaan Peserta Didik Baru.

F. Komparasi Pendidikan Indonesia Dengan Pendidikan Negara Maju

Membangun sebuah sistem pendidikan tentunya membutuhkan banyak pertimbangan dari berbagai aspek dan komponen yang terkandung dalam masyarakat. Hubungan yang terjalin dalam setiap komponen tersebut didasarkan pada sebuah tujuan yang telah direncanakan. Dalam hal ini sistem pendidikan Indonesia memerlukan komparasi sebagai evaluasi dan perbaikan sistem dalam upaya konkrit untuk menjadikan pendidikan di Indonesia lebih maju dengan menerapkan nilai unggul sistem pendidikan negara lain yang telah maju.

Studi komparasi adalah disiplin ilmu yang mempelajari sistem-sistem pendidikan baik dalam satu negara, maupun antar negara (Reynolds et al. 2015; Pfeffer 2015). Aneka inovasi pendidikan baik melalui menggali sumber-sumber kreatif dari dalam negeri maupun melalui analisis komparasi pendidikan negara lain yang dianggap berhasil dalam mengembangkan kualitas pendidikan. Dengan menerapkan hasil analisis komparasi pendidikan, kita dapat mengetahui bagaimana negara lainnya merencanakan pengembangan dan peningkatan sistem pendidikannya yang dapat diaplikasikan, maka pendidikan komparatif berupaya memberikan kontribusi dan rekomendasi kepada pengambilan kebijakan dalam usaha memajukan sistem pendidikan di Indonesia.

1. Komparasi Sistem Pendidikan Finlandia Dengan Indonesia

Finlandia dalam beberapa dekade terakhir mentransformasi sistem pendidikan di negaranya menjadi yang terbaik diseluruh dunia. Hal tersebut mengacu pada hasil tes yang diselenggarakan OECD (Organization for Economic Cooperation & Development) pada tahun 2015 yakni tes PISA (Programme for International Student Assessment) negara Finlandia ada di jajaran negara teratas dengan kualitas pendidikan terbaik dilihat dari science, reading , dan mathematics. Pada tes ini Indonesia berada pada jajaran negara dengan kualitas pendidikan terendah (OECD 2015).

Kesetaraan pendidikan dan budaya merupakan target strategis yang sangat penting yang ingin diraih oleh pemerintahan Finlandia hal ini tertuang dalam Strategi

Kementerian Pendidikan finlandia tahun 2015. Pemerintah Finlandia menjamin kesejahteraan intelektual, fisik dan ekonomi melalui akses pendidikan seluasluasnya bagi warga negaranya. Prinsip kompetisi atau persaingan tidak diterima di negara ini, pasalnya publik Finlandia berpegang teguh pada keyakinan prinsip keadilan (equity). Warga negara Finlandia menjunjung tinggi prinsip kesetaraan (equality) dan keadilan (equity) serta bertolak belakang atau tidak menyetujui pengelolaan sekolah berorientasi pasar atau kompetisi.

2.Komparasi Sistem Pendidikan Jepang Dengan Indonesia

Jepang memiliki kualitas pendidikan yang dipandang sebagai salah satu yang terbaik di Asia dan memiliki  pengaruh  yang  besar  dalam  pendidikan  di  dunia.  Hal ini dapat dilihat dari konsistensi Jepang dalam tes PISA (Programme for International Student  Assessment) yang  dikeluarkan  oleh  OECD   (Organisation  for Economic Co-operation and Development)yang dilakukan setiap tiga tahun. Performa Jepang dalam tes PISA ini dapat dikatakan  selalu  konsisten dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak tahun  2008  sejak  diterapkanya  revisi Course of Study (Kitamura et al., 2019). Hal ini yang menjadikan pendidikan di Jepang menjadi suatu gambaran yang baik bagi perkembangan pendidikan di Indonesia. Selain itu, fakta historis bahwa negara Indonesia pernah dikolonialisasi oleh Jepang juga dapat menjadi faktor komparabilitas kedua negara yang tentunya dapat menimbulkan kemiripan dalam pendidikan di kedua negara, baik dalam kultur, moral, maupun pendidikan itu sendiri.

Secara umum sistem lama waktu pendidikan berdasarkan jenjang dari sekolah dasar, menengah, atas hingga perguruan tinggi memiliki persamaan diantara Jepang dan Indonesia. Namun dalam prakteknya terdapat nilai-nilai yang menjadikan pendidikan di Jepang bisa dikatakan unggul, antara lain :

  • Norma dan etika lebih utama dari pengetahuan

Di sekolah dasar Jepang, murid-murid tidak mendapatkan ujian hingga kelas 4. Sistem pendidikan Jepang menekankan bahwa 3 tahun pertama pada pendidikan dasar yang paling utama adalah mengembangkan norma dan karakter mereka, bukan menilai dari kemampuan mereka untuk belajar atau tingkat pemahaman mereka tentang pelajaran.

  • Musim masuk sekolah pada 1 april

April merupakan musim bunga sakura yang sedang mekar. Oleh karena itu para murid-murid akan menyaksikan pemandangan indah selama di Jalan ketika masuk sekolah. Hal ini dapat memberikan efek senang ketika ada tekanan untuk mengawali musim belajar mengajar.

  • Tidak ada petugas kebersihan di sekolah

Di Jepang para siswa dibiasakan untuk menjaga kebersihan sekolah dan lingkungan sekitar. Para siswa ditugaskan untuk membersihkan bukan hanya kelas namun seluruh sekolah. dari mulai kelas, lorong kelas, hingga toilet sekolah. Seluruh tingkat dan kelas memiliki bagian dan tugas untuk membersihkan bagian sekolahan, dimana setiap tahun pembagian tugasnya selalu bergantian. Dengan sistem ini diharapkan para siswa untuk berlatih bekerja sama dan saling tolong menolong. Selain itu tentunya akan menghargai kebersihan sekolah, karena kondisi kebersihan sekolah adalah tanggung jawab bersama. Oleh karena itu sekolah tidak memperkerjakan petugas kebersihan.

  • Makan siang yang sama dan bersama

Pada tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah negeri, makan siang bagi para siswa di siapkan berdasarkan standar yang ditentukan oleh koki dan ahli gizi profesional. Meskipun masakan sudah disediakan, mereka bertugas untuk mendistribusikan sendiri ke masing-masing kelas. Kemudian setelah semua sudah mendapatkan porsi, termasuk yang bertugas membagikan makanan, mereka akan makan bersama di kelas masing-masing. Strategi ini dibuat untuk memastikan kebutuhan gizi para siswa tercukupi.

  • Mata pelajaran tradisional

Sebagai negara maju, Jepang terkenal dengan bagaimana mereka menjaga kebudayaan mereka. Meskipun dikategorikan sebagai negara maju, tidak banyak dari mereka yang menguasai bahasa Inggris karena mereka lebih bangga dengan bahasa sendiri. Hal ini adalah wujud dari kebanggaan budaya mereka sendiri dari pada mengikuti trend populer dari negara barat. Untuk memperoleh hal tersebut, para siswa mendapatkan pelajaran tradisional jepang termasuk kaligrafi dan kesusastraan Jepang.

  • Tingkat kehadiran siswa 99%

Secara statistik, siswa di Jepang memiliki tingkat kehadiran yang sangat tinggi yaitu 99%. Hanya kemungkinan kecil siswa di Jepang untuk bolos sekolah. Jangankan untuk bolos, siswa yang tidak memperhatikan guru saat proses belajar mengajar sangat jarang ditemukan.

  • Ketatnya ujian akhir

Jika di Indonesia menganggap bahwa UAN tidak adil bagi para siswa, berbeda dengan Jepang. Sampai sekarang sistem pendidikan Jepang masih menerapkan ujian akhir nasional. Pada akhir masa sekolah tingkat atas, seluruh siswa harus mengikuti ujian penting yang menentukan masa depan mereka. Nilai dari ujian akhir ini digunakan tidak hanya sebagai kelulusan namun juga syarat untuk masuk ke perguruan tinggi. Saking ketatnya ujian ini, para siswa sma kelas 3 benar-benar mempersiapkannya dengan matang. Dari data statistik hanya 76% lulusan SMA yang dapat melanjutkan ke tingkat lebih tinggi setelah ujian tersebut. Karena saking sulitnya, ujian tersebut mendapat istilah “examination hell’ atau ujian neraka.

Dengan studi komparasi, diharapkan nilai-nilai penting dapat diambil dan diterapkan pada sistem pendidikan di Indonesia. Meskipun secara fakta selain Finlandia dan Jepang, masih ada beberapa negara lain yang menempatkan pendidikannya pada sistem yang menjadikannya terdepan. Maka dengan evaluasi yang lebih luas dan seksama serta tentunya dukungan dari seluruh elemen bangsa, kita mampu mengantarkan, mewujudkan, dan menjadikan pendidikan Indonesia menjadi lebih baik dan dapat menjadi teladan bagi bangsa-bangsa di dunia.

oleh Nama : Decha Fistrada Putra Anugrah Nomor HP : 085812436XX Alamat Email : [email protected] Dari Universitas Negeri Malang, Malang melalui form pengiriman artikel

DAFTAR RUJUKAN

Djumali, dkk. 2013. Landasan Pendidikan. Yogyakarta: GAVA MEDIA

Wedan, Mas. 2016. Pengertian Pendidikan dan Tujuan Pendidikan Secara Umum.

Diakses dari : https://silabus.org/pengertian-pendidikan/

Syaharuddin, dan Heri Susanto. 2019. Sejarah Pendidikan Indonesia. Banjarmasin : Program Studi Pendidikan Sejarah, FKIP Universitas Lambung Mangkurat

Rahayu, Suci Setiya. 2020. Sejarah Pendidikan Indonesia Dari Masa ke Masa Membentuk Karakter Pribadi Pribumi Bangsa. Malang : Formadiksi UM, Dikutip  dari      laman   :                 http://formadiksi.um.ac.id/sejarah-pendidikan- indonesia-dari-masa-ke-masa-membentuk-karakter-pribadi-pribumi- bangsa/

Daulay, Haidar Putra. 2018. Sejarah Pertumbuhan & Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia. Cetakan ke-5, halaman 1. Jakarta : KENCANA- PRENADAMEDIA        Group,                                             Diakses            melalui              : https://www.google.com/books?hl=en&lr=&id=-

_m2DwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR1&dq=pendidikan+indonesia+masa+pe nyebaran+islam&ots=72nvvuKqVi&sig=c3ttaCj- GwTqFEfYIPmNSvyBL-M

Ramadani, Niko. 2020. Pentingnya Memahami Fungsi dan Tujuan dari Pendidikan.

Dikutip dari laman : https://www.akseleran.co.id/blog/pendidikan-adalah/

Haerullah, H., dan Elihami, E. 2020. Dimensi Perkembangan Pendidikan Formal dan Non Formal. Jurnal Edukasi Nonformal, 1(1). Retrieved from https://ummaspul.e-journal.id/JENFOL/article/view/504

Sulfasyah, dan Jamaluddin Arifin. 2016. Jurnal Equilibrium : Implikasi Pendidikan Nonformal Pada Remaja. 4 (2) . Dikutip dari laman : https://journal.unismuh.ac.id/index.php/equilibrium/article/download/506/ 465

Kuntoro, Sodiq A. 2006. Pendidikan Nonformal (PNF) Bagi Pengembangan Sosial.

Dikutip dari laman : https://core.ac.uk/download/pdf/295555318.pdf

AFIFAH, Nurul. PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI INDONESIA. Elementary:

Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, [S.l.], v. 1, n. 1, p. 41-47, feb. 2017. ISSN 2579-9282. Available at:

https://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/elementary/article/view/problematika- pendidikan-di-indonesia . Date accessed: 23 sep. 2021.

Elisa, Irukawa. 2020. Masalah Pendidikan di Indonesia dan Analisisnya. Diakses melalui laman : https://penerbitbukudeepublish.com/masalah-pendidikan- di-indonesia/

Adha, Maulana Amirul,dkk. 2019. Analisis Komparasi Sistem Pendidikan Indonesia dan Finlandia. DOI: http://dx.doi.org/10.29240/jsmp.v3i2.1102

Reynolds, David, Brian J. Caldwell, Rosa Maria Cruz, Zhenzhen Miao, Javier Murillo, Hamis Mugendawala, Begoña De La Iglesia Mayol, Carme Pinya Medina, and Maria Rosa Rosselló Ramon. 2015. “Comparative Educational Research.” In The Routledge International Handbook of Educational Effectiveness and Improvement: Research, Policy, and Practice. https://doi.org/10.4324/9781315679488.

Yanuar, Ronald Felix. 2021. Studi Komparasi Kurikulum Sekolah Dasar di Indonesia dan                   Jepang.              v1[2].              Diakses             melalui              : http://lppm.undhari.ac.id/ejournal/index.php/judha/article/view/289/172

Lowe, Willie. 2019. Keunggulan Pendidikan di Jepang. Diakses melalui laman : http://www.refondation-ecole.net/fakta-sistem-pendidikan-di-jepang/

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *